BAB 13 ㅡ 2

854 89 62
                                    

-LA DOULEUR EXQUISE-
[ SATU MALAM YANG PANJANG ]

          Tanpa melepaskan pandangan dari jalanan kota, Jihoon berkata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

          Tanpa melepaskan pandangan dari jalanan kota, Jihoon berkata. "Jika kau tak menyukainya, kau bisa mengabaikannya atau bahkan melupakannya. Ibuku memang ingin dimengerti, tapi terkadang ia tidak bisa memahami perasaan orang lain," ungkapnya. Di dunia ini, banyak manusia yang terlalu sungkan untuk mengatakan 'tidak' hanya karena tak ingin melukai orang lain. Namun sesekali, manusia juga harus bisa menolak sesuatu yang membuat hatinya tertekan sebelum menjadi suatu penyakit yang berkepanjangan. Melalui hubungan yang dipaksakan ini, Jihoon sudah cukup bisa memahami sifat seorang Jeong Taera.

"Kau benar. Sesekali aku harus mengatakan 'tidak' pada sesuatu yang memberatkanku. Tapi untuk pertanyaan ibumu itu berbeda," kali ini Jihoon menoleh kearah Taera yang masih memfokuskan pandangan ke luar jendela. "Alasanku tak ingin membahas pernikahan karena trauma atas apa yang menimpa rumah tangga orangtuaku. Keduanya berpisah saat aku masih sangat muda, membuatku benar-benar harus dewasa sebelum waktunya. Bahkan, aku sempat berpikir untuk tak menikah saking takutnya..." Taera menghela napas panjang kemudian melanjutkan, "tapi sekarang aku mengetahui satu hal, bahwa trauma itu tak bisa hanya sekedar dirangkul. Aku harus mendorong trauma itu agar ia benar-benar pergi dari sisiku."

Dengan seulas senyum tipis, Jihoon menepuk-nepuk puncak kepala Taera. "Kau sudah bekerja keras," tukasnya yang membuat Taera menoleh lalu ikut tersenyum. Kali ini ia bersyukur karena mempunyai kekasih yang berusaha untuk mengerti dirinya seperti Lee Jihoon. Wanita itu berharap agar takdir tak mempermainkannya kali ini.

"Untuk hari ini, mari melewatkannya. Aku tahu kau butuh waktu untuk itu," Taera mengangguk, lalu berterima kasih atas pengertian dari Jihoon. "Kalau begitu, aku pulang dulu. Sekali lagi terima kasih," ujar Taera sebelum akhirnya keluar dari dalam mobil Jihoon. Pria itu melambaikan tangannya dengan senyum yang terulas tipis, dan telah bersiap untuk pergi. Namun, ketika ia hampir saja menarik tuas rem, ponselnya berdenting.

JEONG JIAH.
Kau sedang sibuk? Jika tidak, bisa temani aku minum?

Untuk yang kesekian kalinya Jihoon tersenyum, kali ini sedikit lebih lebar sebab Jiah mengajaknya minum bersama.

LEE JIHOON.
Tentu. Aku akan menemuimu sekarang.

TOK.

TOK.

Suara ketukan jendela mobil disisinya membuat Jihoon dengan cepat memadamkan layar ponselnya. Lantas ia menurunkan kaca jendela begitu tahu Taera adalah pelakunya; yang mengetuk. Jihoon yang hendak bertanya lantas bungkam begitu pipinya dikecup manis oleh birai Taera. Dapat ia lihat semburat merah yang kontras dengan warna kulit wajah sang wanita. Apa yang Taera lakukan? Bagaimana bisa dia seberani ini? Benak Jihoon dihantam oleh banyak pertanyaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LA DOULEUR EXQUISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang