duapuluhlima

7.4K 492 24
                                    

"Aww.. Shhh,"

"Sakit, Lan. Pelan pelan ih."

"Iya, Sayang. Tahan bentar, ini juga udah pelan kok."

"Ahhh, hikss... Udah, Alan sakit."

"Mmpphh,, hiks... Alannn udah, perih."

Alan langsung mendongak menatap wajah istrinya yang sudah basah akibat air mata wanita itu. Alan mengusap lembut pipi istrinya.

"Hei, jangan nangis Sayang." Alan mengecup kening Dera singkat, kemudian membawa wanita itu ke dalam pelukannya.

"Kan aku udah bilang, hati hati. Kenapa bisa coba tangan kamu sampe luka gini?" Alan masih setia memeluk istrinya seraya mengusap punggung dan rambut wanita itu.

"Sayang, kenapa? Hm?"

Dera hanya menggeleng dan semakin mengeratkan pelukannya pada Alan. "Kalo ada masalah cerita, Sayang. Udah jangan nangis lagi, mata kamu sampe sembab gini." Alan mengurai pelukannya dan mengecup kedua kelopak mata istrinya.

"Oh, iya tadi siang waktu kita lagi telfonan yang dateng siapa?" Tanya Alan kembali memeluk istrinya.

"Yumi," jawab Dera lesu.

"Tumben dia kesini?"

"Dia tadi siang pamit sama aku, dia mau pindah."

"Pindah? Kemana?"

Sebelum menjawab pertanyaan suaminya, Dera kembali menarik napas dan menghembuskannya perlahan.

"Malaysia." Jawab Dera dengan sedikit terisak.

Mendengar itu membuat Alan membelalakan kedua matanya terkejut. "Kenapa pindah? Bukannya dia kuliah di sini?"

"Dia bilang orang tuanya mau ngurusin perusahaan mereka yang ada di Malaysia. Soal kuliah dia juga pindah ke sana." Jawab Dera yang sudah mulai tenang.

Alan menghela napas. Pria itu semakin mengeratkan pelukannya untuk menenangkan istrinya. Alan tau jika Dera hanya bersahabat dekat dengan Yumi. Maka dari itu, ia sangat mengerti perasaan istrinya saat sahabatnya itu berpamitan ingin pindah.

"Sayang, hei dengerin aku. Kan kalian masih bisa saling telfonan atau vidcall-an. Malaysia juga gak terlalu jauh, Sayang."

"Iya aku ngerti, tapi ini pertama kalinya kita pisah jauh. Cuma Yumi sahabat aku satu satunya yang aku punya."

"Kan masih ada aku, anggap aja aku sahabat kamu juga." Ucap Alan tersenyum namun mendapat balasan gelengan kepala dari istrinya.

Dera menggeleng dengan bibir cemberut. "Kamu suami aku, imam aku, sahabat hidup aku." Setelah mengucapkan kalimat itu, Dera langsung menubruk dada suaminya. Memeluk pria itu erat.

Alan hanya terkekeh melihat kelakuan istrinya. Sungguh menggemaskan.

"Yang, jangan gemes gemes."

Dera seketika mendongak menatap wajah suaminya dengan ekspresi wajah yang terlihat polos.

"Kenapa emangnya?"

"Aku gak kuat liatnya."

"Kalo gak kuat jangan di liat lah."

"Ya sayang dong kalo gak di liat."

"Trus aku harus gimana?"

"Ya harus tanggung jawab lah."

"Ha?" Dera terlihat memasang wajah bingung.

Alan terbahak dan langsung menyambar bibir istrinya yang sedikit terbuka. Pria itu mengecupi seluruh wajah istrinya. Bahkan sampai ke leher. Saking gemasnya pria itu pada istrinya.

DELAN [End] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang