duapuluhtujuh

7.3K 455 48
                                    

Sedari tadi Dera hanya bergerak gelisah di atas ranjangnya. Merasakan sakit yang luar biasa pada perutnya.

"Alann." Lirih Dera dengan tangan yang menarik lengan suaminya.

"Alann."

"Hm?" Alan hanya menggeliat kemudian kembali tertidur.

"Alann, sakitt." Rintih Dera yang sudah tidak tahan lagi dengan rasa sakit di perutnya.

Alan langsung terbangun saat mendengar rintihan sakit dari sang istri.

"Sayang? Kenapa? Apanya yang sakit?" Alan panik bukan main saat melihat wajah istrinya yang terlihat kesakitan.

"Pe—rut aku sakit Alan." Alan langsung menunduk lantaran merasakan basah pada kaki istrinya.

Air ketuban Dera sudah pecah. Dan itu artinya Dera akan melahirkan.

"Sayangg, kamu udah mau melahirkan? Air ketuban kamu udah pecah sayang." Alan panik kemudian langsung menggendong istrinya menuju rumah sakit.

"Sakit Alann." Tangis Dera akhirnya pecah.

"Iya sayang, kamu tahan bentar ya? Kita ke rumah sakit sekarang juga."

Alan memasukkan Dera ke dalam mobil dengan perlahan. Kemudian pria itu langsung menggas mobilnya menuju rumah sakit.

Ia tidak tega melihat istrinya menangis kesakitan.

"Sakit Alann, aku udah gak kuat lagi."

"Sabar Sayang, kamu bertahan sebentar ya? Kita sebentar lagi sampe kok." Alan mengusap tangan istrinya menguatkan wanitanya agar tetap bertahan hingga mereka sampai di rumah sakit.

Selang beberapa menit mereka sampai di rumah sakit persalinan. Alan langsung membawa istrinya masuk dan langsung di tangani oleh dokter.

"Dokter tolong istri saya dok. Selamatkan anak dan istri saya dok."

"Iya bapak, kami pasti akan melakukan yang terbaik untuk keselamatan anak dan istri bapak." Ucap Dokter Dewi berusaha meyakinkan Alan bahwa anak dan istrinya akan baik-baik saja.

Alan hendak menerobos masuk ke dalam. Namun suster menahannya.

"Maaf pak, bapak belum boleh masuk. Mohon tunggu di luar sebentar."

"Tapi istri saya kesakitan sus, saya gak bisa duduk tenang di luar. Saya mau nemenin istri saya sus."

Suster itu kembali menahan Alan saat pria itu kembali nekat ingin masuk.

"Iya pak, kami mengerti perasaan bapak. Tapi tolong kerja samanya pak, tunggu sampai dokter menyuruh bapak masuk." Suster tersebut langsung masuk dan menutup pintu UGD itu.

Alan menjambak rambutnya frustasi. Ia takut sangat takut jika terjadi sesuatu pada istrinya.

"Sayangg, kamu yang kuat ya? Kamu pasti bisa." Lirih Alan menatap pintu UGD. Pria itu terduduk lemas dengan kepala menunduk.

"Alan!"

Alan menoleh saat mendengar suara Nesa. Pria itu berdiri dan langsung memeluk sang Bunda.

DELAN [End] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang