Prolog;

2.7K 209 6
                                    

Tertanda.

Ere cuma pinjam nama, dan cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan para nama tokoh asli!

Ingat ini hanya fiksi dan aku cuma meminjam nama mereka saja!

____________

Sejak kapan ini terjadi?,

Entah sejak kapan Jimin selalu merasa jika setiap langkahnya selalu diawasi oleh sepasang mata yang tak Jimin kenal.

Mungkin sejak saat itu...

Ketika sebuah boneka bebek tiba-tiba muncul didepan pintunya

Jimin membuka pintu apartemennya dengan seragam gurunya, dan ketika ia membuka pintu ia dikejutkan dengan sebuah boneka bebek yang jatuh tak jauh dari ia berdiri.

Jimin menatapnya bingung

Kakinya perlahan mendekat kearah boneka yang tergeletak, menatapnya dengan bingung, tangannya perlahan mengambil boneka itu.

Ia menepuk boneka itu agar debu lantai yang menempel darinya menghilang, matanya sempat berbinar melihat boneka itu.

Kepala Jimin bergerak kekanan dan kekiri, melihat sekitarnya.

Menebak apakah ada seseorang yang tak sengaja meninggalkannya didepan pintu apartemennya?

Atau, ini hanya paket yang salah?

Jimin tak pernah ingat ia memesan boneka digenggamannya, jadi ia memilih untuk kembali meletakkannya disamping pintu apartemennya, berharap jika ada seseorang yang memang tak sengaja meninggalkannya atau tidak itu hanya sebuah paket yang salah kirim.

Jadi Jimin mulai kembali pergi dari gedung apartemennya, berangkat kerja.

_________

"Pagi, guru Park" sapa seorang Guru sejarah, Jung Hoseok dengan senyumnya memberikan sebuah kopi keJimin yang diterima baik olehnya.

"Pagi juga, guru Jung" balas Jimin tak kalah ramah, mereka sempat berbincang-bincang sebentar sebelum bel sekolah berdering.

Jimin mengambil beberapa buku ditangannya dan berjalan keluar kantor guru, ia melirik kearah jam ditangannya. Pelajarannya sebentar lagi akan dimulai.

Jimin membuka pintu kelas dan tersenyum cerah

"Selamat pagi semua!" Sapanya riang

"Selamat pagi guru Park!!!" Ucap para murid dengan serempak

"Baik mari kita mulai pelajarannya"

__________

"Guru Park, kau harus pulang ini hampir malam" ucap Hoseok, ia sudah bersiap-siap untuk pulang setelah mengurus nilai-nilai muridnya

Jimin hanya menoleh dan tersenyum
"Baik, sebentar lagi saya akan pulang. Guru Jung kau duluan saja"

"Apa kau yakin?"

"Ya saya yakin, tak apa. Saya sebentar lagi akan selesai"

Hoseok mengangguk lalu berjalan keluar dari kantor meninggalkan Jimin sendiri dikantor guru, Jimin yang melihat punggung Hoseok yang sudah menghilang langsung fokus kembali kepada nilai-nilai muridnya.

Jimin terus menilai hingga ia melupakan waktunya, ia melihat kearah jam tangannya dan terkejut ketika ia melihat hari sudah mulai mendekati tengah malam.

Ia langsung terburu-buru mematikan komputernya, membereskan kertas-kertas dimejanya dan langsung berlari pergi keluar dari kantor

Ia harus mengejar bus terakhir

Jimin menghela nafas lega ketika ia berhasil masuk kedalam bus terakhir sebelum terlambat, bus malam ini begitu sepi mungkin karna hari sudah sangat larut  dan karna itu Jimin jadi memiliki kursi untuk beristirahat.

Ia menyandarkan kepalanya kejendela bus dan mulai memejam matanya, ia ingin beristirahat sebentar saja.

Ia terlalu lelah hingga ia tidak menyadari jika kini ada seseorang berhodie hitam tengah duduk disamping kursinya, mengambil kepala Jimin yang bersandari dijendela dan menyandarkan kepala Jimin kepundaknya.

Bahkan orang itu tak segan-segan mengecup kening Jimin, namun semua itu terhalang oleh masker hitamnya.

****

Bagaimana?

Menurut kalian orang yang berhodie hitam itu siapa?

Mr. Stalker✓️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang