6.

1.3K 179 7
                                    

Tertanda.

Sorry for typo

________________

"Hoammm..." Jimin menguap, tangannya menutup mulutnya yang terbuka dengan lebar, tubuhnya sedikit membungkuk

Hari ini ia pulang begitu larut, bahkan ia melewatkan jam makan malamnya, ia tahu jika penguntit itu semakin parah dari hari kehari.

Mengirimnya banyak susu kotak, dengan sticky note yang bertuliskan kata-kata manis, Jimin tak yakin namun ia tidak merasakan apapun dengan hal itu

Seolah ia sudah terbiasa

Setelah hari dimana Penguntit itu menunjukkan dirinya, Jimin mulai waspada. Ia mulai sedikit takut dan was-was dengan seseorang yang memiliki bentuk tubuh yang sama dan berpakain hoodie seperti penguntit itu.

Sudah berapa kali Jimin menegur orang-orang itu, yang membuatnya malu berkali lipat

'Aku sangat lelah, aku hanya ingin langsung tertidur, berbaring dikasurku saja' raungnya

Jimin mulai membuka pintu apartemennya, dan baru selangkah ia masuk, tangannya sudah ditarik oleh seseorang dan pintu diapartemennya langsung tertutup.

Jimin jatuh kedalam sebuah pelukan, ia masih terkejut dengan apa yang terjadi, namun sebuah aroma yang menenangkan tercium.

Jimin tersadar ini bukan aroma miliknya, aroma ini asing namun samar-samar seperti Jimin mengenalnya.

Aroma penguntit itu!

Jimin ingat! Aroma yang ditinggalkan oleh penguntit itu disekitar apartemennya, dan ketika sadar Jimin langsung mendorong pria yang memeluknya, menatapnya dengan pucat dan sedikit takut.

"K-kau!" Teriak Jimin tak percaya

Pria itu tersenyum dengan tampan kearahnya, berpakaian lumayan rapi dengan kemeja hitam dan celana kain panjangnya, ditambah rambutnya yang ia naikkan keatas memperlihatkan jidatnya.

"Hai Jimin~" sapanya dengan senyuman lembut

"Aku tak menyangka jika kau perlu beberapa menit untuk menyadarinya" Ia terkekeh, penguntit itu terkekeh padanya. Jimin akui ia sangatlah tampan namun mengingat semua yang ia lakukan membuat Jimin merinding.

"Apa maumu?" Tanya Jimin tajam, ia sudah mulai melangkah mundur, berusaha menggapai pintu apartemennya, namun semua itu terlihat jelas oleh si penguntit.

"Mauku?" Tanyanya dengan lirikan mata yang mengikuti gerakan Jimin

Ia berjalan mendekat dan mendekat membuat Jimin semakin terpojok, dan ketika tangannya mulai menggapai gagang pintu, ia langsung ditarik kedalam pelukan pria itu lagi.

Bibir pria itu menyentuh telinganya "aku menginginkanmu" bisiknya dengan sebuah senyum usil

Mata Jimin terbelak mendengarnya

"Perkenalkan namaku Jeon Jungkook, dan aku akan tinggal disini mulai hari ini" Jimin semakin dibuat terbelak mendengarnya

Bagaimana bisa pria itu bersikap seolah ia tidak pernah melakukan apapun?

Bagaimana pria itu bisa bersikap dengan baik seolah, ia dan dirinya hanyalah sebuah teman seatap saja?

Pria ini gila, benar-benar gila

Jungkook masih menatapnya dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya.

"K-kau yang selama ini mengirim barang-barang mahal dan susu kotak itu?" Tanya Jimin dengan gugup

Mr. Stalker✓️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang