6. Durak & Guzar

16 4 0
                                    

Di dalam bangunan yang ingin ambruk, Guzar dan Durak saling menatap, mata mereka saling bertemu, keduanya buas, sama-sama ingin melahap, menghabisi, membantai tiada ampun. Guzar terus menanti Durak yang tengah fokus mentransformasikan dirinya ke wujud lain, satu menit berlalu akhirnya proses perubahan Durak pun sempurna, wajahnya penuh bulu, taring yang merunduk muncul dari bibir atasnya, sedangkan badannya yang kecil kini membesar melebihi Guzar.

"Guzar, aku tidak menyambut pestamu tanpa membawa hadiah untukmu!" Ucap Durak dengan suaranya yang menggema.

"Hmmm, likantrofi level tiga, boleh juga, kalau begitu kemarilah!" Ucap Guzar sambil memberi senyum sepah.

Lantai ruangan itu mulai berguncang sebab hentakan kaki Durak yang mulai berlari menyongsong Guzar, satu pukulan besar dari tangan bercakar di layangkan oleh Durak ke arah wajah Guzar, kemudian dengan sigap Guzar menyilangkan kedua tangannya untuk menahan pukulan Durak, sampai-sampai tubuh Guzar terdorong, debu akibat gesekan sepatu Guzar dengan lantai mulai berkepulan. Durak langsung meloncat berputar ke arah Guzar, dengan ekornya yang panjang dan keras bagai beton mengenai kepala Guzar hingga darah segar mulai keluar dari kepalanya.

"Sialan, lompatan dan ekornya begitu cepat" Ucap guzar dalam hatinya.

"Ada apa Guzar? Jurus pamungkas ini memang kupersiapkan untuk mencabut nyawamu, buat aku lebih bahagia! Hahaha...!" Durak berteriak, menggila.

Tanpa pikir panjang Durak langsung mengarahkan kakinya yang berputar sangat cepat ke arah pinggang Guzar, sigap Guzar menangkis tendangan Durak dengan lengan kanannya sehingga membuat Guzar terpental, lengannya ikut sobek akibat tebasan cakar kaki Durak yang sebesar cangkul.

"Ternyata Eskada tidak sia-sia mengajarkanmu, tapi perlu kau tahu Durak, Likantrofi level tiga perlahan-lahan akan mengantarkan kematian bagi pemakainya sendiri, sebab Likantrofi level tiga membutuhkan mana yang sangat banyak, sedangkan aku tahu mana yang kau miliki hanyalah sepertiga manaku" Ucap Guzar sambil meringis kesakitan menahan lukanya.

"Brengsek, aku harus menghabisinya secepat mungkin" Ucap Durak dalam batin.

"Ada apa Durak? Kini kau seperti hewan buas yang menunggu kematiannya sendiri, hahaha, ayo lanjutkan, sampai sejauh mana kemampuanmu! Haha!!!" Pertegas Guzar sambil terbahak-bahak.

Merasa kesal akan ejekan Guzar, Durak menerjang lagi ke arah Guzar, memukul dan menendanginya habis-habisan, darah mulai membuncah dari sekujur tubuh Guzar, tanpa ampun Durak terus menghajar Guzar membabi buta, sedangkan Guzar tertawa terbahak-bahak untuk menutupi rasa sakitnya. Hampir sepuluh menit Durak menghajar Guzar hanya saja Guzar tak kunjung mati, hal ini membuat Durak semakin kesal, perlahan-lahan Guzar mulai membaca arah gerakan Durak yang tiap detik makin melemah kondisi fisiknya.

Bersambung...

Negeri TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang