⸙ ⸙ ⸙
Ntah bagaimana caranya, ia berhasil membawamu ke tempat yang tak kau kenal. Retina mata mendapatkan ruangan rapi berwarna putih bisa dipastikan itu ruangan rawat.
Mendudukan diri dari posisi tidur yang cukup lama terasa berada di dalam alam lain. Tak ada siapa pun di dalam ruangan selain dirimu.
Migrain terasa di kepala menarik masuk pada kejadian yang terakhir kali kau ingat. Bola mata membesar sadar pada ingatan tersebut.
Menatap kedua telapak tangan dengan manik mata bergetar, mulai mengacak surai indah miliknya, frustasi pada diri sendiri. Teriakan-teriakan menyaut di dalam ruangan, melempar apa pun yang ditangkap mata.
"AAARRRGGGGGHHHHHHHH!!!!!"
Teriakannya berhasil membawa seseorang ke dalam ruangan. Lelaki itu langsung menggapai tubuhmu, mendekapnya seraya menenangkan.
Na'as lelaki itu hampir saja di cakar oleh sang gadis. Cengkraman tajam di bajunya ia biarkan, tetap ia dekap sampai bisa menenangkan si pasien.
"Tenang lah" tuturnya.
"KENAPA!? KENAPA AKO-CHAN MATI!!!?"
Retina mata bergelutuk tajam, kosakata indah yang sudah terkubur jauh dari si pemilik nama yang sudah tiada kembali terputar bak video.
"(y/n) tenang saja! Aku akan akan naik ke puncak. Dengan begitu (y/n) bisa kembali ke rumah dan tak perlu merasa kan trauma lagi," senyuman bak malaikat ia gambar di bibir ramun. "Aku akan berusah demi (y/n)!"
Namun, tenggorokan terasa kering ia tetap bersuara tinggi melengking. Segaris diagonal merah terangkat naik ke dalam otak. Memberi rasa trauma mendalam ke dalam diri.
"HUUUUAAAAAAAAA!!!"
Lelaki yang datang sebagai penenangnya, membiarkan tarikan di baju putih miliknya─hampir merobek ke kulit.
"Maaf.... aku hanya bisa menyelamatkan mu" tuturnya kembali dengan dalam nan lembut. Nyatanya ia tak tau siapa lagi korban dari kejadian si gadis.
"KENAPA KAU MEMBIARKAN KU HIDUP!!! HANYA AKO-CHAN YANG KU PUNYA!!! SEKARANG AKU TAK MEMILIKI APA PUN! BIARKAN AKU MATI! BUNUH AKU SEKARANG!!"
Netra biru tua milik si pemuda terkatup tajam, ikut masuk ke penderita penuh piluh dari si gadis. Semakin ia balut sang gadis rapuh tersebut dengan lengan besarnya.
"Maaf... aku benar-benar minta maaf, aku tak bisa membunuh orang yang telah ku selamatkan"
"DENGAN MEMBUNUH KU, KAU BISA MENYELAMATKAN KU DARI PENDERITAAN INI!!! BIARKAN AKU MATI!!!"
"Maaf! Aku tidak bisa membiarkan kau mati. Gomen"
Pembelaan diri dari lelaki mahkota gelap malam memberi suara tangisan histeris yang melengking kuat, sampai-sampai bisa terdengar di luar ruangan. Liangan air mata dibiarkan kedua pihak membasahi pakaian masing-masing.
"Maaf. Tapi aku yakin dia menginginkan kau hidup" tuturnya kembali pemuda itu lontarkan, suara lembutnya terdengar jelas di daun telinga si gadis.
Isakan dan air yang mengalir dari mata terhenti. Dialog lama dalam halu kembali terputar di layar ingatan.
"Moo... (y/n) jangan seperti itu"
"Aku hanya ingin Ako-chan"
"Jangan terus bergantung padaku. Kita ini manusia, waktu kematian selalu ada di dekat kita. Jika aku mati.... tetap lah hidup, jangan salah kan dirimu karna kepergian ku"
Manik mata membola sempurna, mengingat suara sahabat yang sudah menghilang dalam kepala.
"Gomen"
Lagi-lagi lelaki itu mengatakannya. Rasa lembut nan hangat menyambar tubuh si gadis. Piluh nya hilang ditelan bumi. Cengkraman harimau berubah menjadi pelukan.
Isakan tangis miliknya mereda namun masih bisa terdengar pelan. Kelopak mata ia tutup merasa sudah lelah mengeluarkan tenang.
"Gomen.... Ako-chan.."
──── · · ⸙ 8 march 2021 ⸙ · · ────
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐤𝐫𝐚𝐬𝐢𝐚┋𝘖𝘬𝘬𝘰𝘵𝘴𝘶 𝘠𝘶𝘶𝘵𝘢
Fanfiction·˚✎ ﹏ Okkotsu Yuuta ❝Pertemuan yang tidak indah Diakhir hal yang serupa pula❞ ↷ ⋯ ♡ᵎ┊A K R A S I A ˎˊ˗ ✎... 07 March 2021 ✎... 31 March 2021 ⌢ : ♡ ⤹ ぃ ゚. ﹏ angst . . . . . ©Marsruel . . . . . ©Akutami Gege