Awan pekat mengelilingi kota. Angin berhembus kencang menjatuhkan beberapa dedaunan yang telah menguning. Kicauan burung yang semula saling menyahut kini tak terdengar lagi, mungkin mereka kembali ke sarang untuk menghindari sang rinai.
Kutatap gumpalan awan di atas sana yang semakin bergelayut, seolah ingin segera menumpahkan milyaran air. Ku lirik beberapa orang yang kini sibuk berjalan tergesa-gesa, mungkin mereka ingin cepat-cepat sampai tujuan guna menghindari hujan yang sepertinya akan segera turun. Namun, aku berbeda. Masih tetap berdiri dipinggir jalan guna menunggu seseorang yang katanya akan menjemputku.
Hampir 30 menit. Hampir 30 menit aku berdiri disini dan orang yang kutunggu sama sekali belum menampakkan batang hidungnya. Perlahan rintik hujan berjatuhan menyapa kulitku yang tertutupi kaos hitam. Mataku yang semula berkaca-kaca kini mengeluarkan bulir air mata yang perlahan menyusuri pipi.
Dimana dia?, Batinku terus bertanya.
Ku angkat buku yang berada ditangan kananku. Hujan telah membasahi sebagian sampulnya. Sampul berwarna hitam dengan seorang pria yang memegang sebilah pedang yang berlumuran darah. Buku yang ku pinjam beberapa hari lalu di perpustakaan sekolah, judulnya Prince Charming. Novel yang cukup tragis menurutku, karena menceritakan seorang lelaki bangsawan yang mati-matian melindungi sang pujaan hati dari gadis terkutuk yang membahayakan nyawanya. Namun kisah itu tak berakhir disana, ternyata sang gadis pujaan yang tak lain bernama Melden Gaston hanya memanfaatkannya. Memanfaatkan kekuatan terpendam dari sang lelaki bangsawan tersebut.
Bunyi sebuah ledakan membuatku tersadar dari lamunan sesaat. Ku angkat kepala dan mendapati seorang pria yang tengah berdiri diseberang jalan dengan pistol yang berada disalah satu tangannya. Dari sini dapat kulihat salah satu sudut bibirnya terangkat, dan saat itu pula perlahan rasa sakit menjalar di dada sebelah kiriku. Ini ... benar-benar sakit. Sakit yang membuatku langsung terhuyung kedepan dengan dada yang mengucurkan darah segar.
Mengapa? Mengapa harus dia yang melakukannya? Lelaki itu, lelaki yang masih berdiri menatapku dari seberang jalan sana. Mengapa harus dia?
Kilasan masa lalu berkelebat di benakku. Bagaimana cara lelaki itu memanjakan ku, bagaimana lelaki itu tersenyum padaku, dan bagaimana lelaki itu selalu menyanjungku. Kakak. Kenapa harus Kakak?
Perlahan pandanganku menggelap seirama dengan teriakan histeris orang-orang dan hujan yang semakin deras.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Terkutuk [HIATUS]
FantasyAlodie Weisten adalah gadis terkutuk. Segala sesuatu yang tersentuh tanganya akan berubah menjadi hitam. Bahkan karena hal itu pula kini dia harus diasingkan, diasingkan dari hiruk pikuk dunia. Hidup ditengah hutan belantara yang hanya ada dia dan b...