(1)

8.9K 670 17
                                    

Bruk!

"Akkh"

"Eh sorry sorry, bisa bangun sendiri kan gue lagi ada urusan penting, sorry ya sekali lagi." ucap laki-laki yang menabrak gadis itu sampai terjatuh kemudian dia langsung berlari lagi.

sebenarnya Jungwon ingin menolong gadis yang dia tabrak, tapi mau bagaimana lagi ada hal yang lebih penting dan harus dia selesaikan sekarang.

Jungwon berlari dengan sekuat tenaganya menuju ruang guru dengan tangannya yang sudah dia kepalkan dari tadi. Jujur saja perasaan Jungwon sekarang ini sedang sangat marah sekali gara-gara tuduhan tanpa bukti yang di tujukan padanya tadi yang membuat dirinya di panggil ke hadapan guru bk.

Jungwon mengetuk pintu ruang guru kemudian mengucapkan salam, melihat ke sekeliling hingga matanya bertemu dengan sang guru bk yang duduk di pojok ruangan dengan menopang dagunya memandang Jungwon.

"Pak saya bisa jelaskan, yang anak-anak tadi bilang itu salah pak! saya tidak pernah melakukan kekerasan pada siapapun bahkan jahil pun saya jarang. Tolong lah pak masa bapak mau percaya gitu aja sih sama mereka? bapak ga percaya sama saya?"

"Duduk dulu baru bicara, gak sopan." balas guru bk tersebut dengan nada dinginnya.

Jungwon mengiyakan dan segera duduk di bangku depan guru tersebut, mengambil sebelah tangan Pak Suga dan memohon mohon agar mempercayai perkataannya, karena yang di katakan Jungwon adalah 100% benar adanya.

Dia telah di jebak oleh siswa yang iri dengan prestasinya, sampai dia terancam akan di keluarkan dari Grub Taekwondonya.

"Pak.. tolong lah jangan keluarkan saya dari Grub, please pak."

"Jungwon, bapak sebenarnya percaya dengan omongan kamu tapi sebagai guru bapak harus memastikannya dulu apalagi dalam foto tadi jelas-jelas terlihat kalau kamu tengah bersama dengan korban yang babak belur. Bapak gaakan keluarkan kamu dari Grub tapi tetap kamu akan dapat hukuman."

"Kamu tidak boleh mengikuti pelatihan selama seminggu ini dan nama kamu akan di hapus dari daftar calon ketua Grub." sambung pak suga lagi yang membuat Jungwon ternganga tidak percaya.

Posisi yang selama ini di damba dambakan olehnya yang sebentar lagi akan terwujud tapi tiba-tiba lenyap gara-gara sebuah tuduhan tidak berdasar.

Dengan penuh kecewa Jungwon pergi dari ruang guru, ah dia masih sangat marah dengan orang yang telah menjebaknya tapi mau bagaimana lagi dia tidak tau siapa yang telah mengadukannya pada pak suga, bahkan pak suga juga tidak mau menyebutkan nama orang yang mengadukan hal tersebut.

Sret!

baju Jungwon di tarik oleh seseorang di belakangnya, membuat dirinya hampir jatuh tapi untung saja keseimbangannya masih bisa dia jaga.

Jungwon menoleh ke belakang, matanya lalu terbelalak melihat gadis yang memakai seragam sama dengannya dengannya rambut yang diikat dan muka tanpa make-up, terlihat familiar tapi Jungwon tidak tau nama gadis ini

Yup! dia adalah gadis yang di tabraknya tadi.

"Mau lari kemana lagi hah?! gak sopan banget udah nabrak gue gak bantuin malah lari doang lo pikir enak apa jatuh?" ucap gadis itu dengan nada marahnya

sementara Jungwon masih sedikit kaget dan mungkin takjub? karena gadis ini berani berbicara dengan kasar padanya.

Jungwon melepaskan cengkraman gadis tersebut dan menatapnya, menyatukan kedua tangannya dan kemudian mengucapkan permintaan maaf untuk kesekian kalinya pada gadis itu

"Sorry plis, gue tadi bener-bener gaada niatan buat lari kok sumpah deh gue tadi tuh ada urusan yang bener-bener urgent banget jadi sorry, oke?"

"Kata sorry gabisa ngurangin rasa sakit+malu gue waktu lo tabrak tadi."

Jungwon menyerenyitkan dahinya, why gadis ini sangat keras kepala? padahal Jungwon sudah tulus meminta maaf pada gadis ini. "Terus gue harus apa? bilang sekarang biar gue lakuin, gue gak mau berurusan sama orang gak di kenal lama lama."

"Traktir gue makan."

"Wait wait, hubungannya sama makan apa ya? jangan jangan lo cuman bohongan kan? lo cuma mau meres duit gue doang yakan? oh ayolah gue aja gak kenal sama lo, mending gue kasih lo duit aja terus jangan ganggu gue lagi,"

Jungwon merogoh saku celana miliknya mengeluarkan sebuah dompet kulit berwarna hitam dan menarik beberapa lembar uang bernilai ratusan ribu dan menyodorkannya pada gadis tersebut.

Tapi gadis tadi bukannya langsung menerima malah diam saja sambil melipat kedua tangannya menatap sinis pada Jungwon.

"Gue gak butuh duit lo! ih sumpah lo punya rasa kemanusiaan gak sih? belajar etika gak? gue cuma mau minta pertanggungjawaban doang atas apa yang lo lakuin tadi. Duit bukan segalanya."

"Ish ribet banget lo tau gak? Gausah sok ngajarin gue etika, lo yang harusnya ngaca! cewek kok kasar amat."

"HEY?! ngomong apa lo? nantangin hah? lagian apa susahnya sih? gue cuman minta lo traktir gue makan dan temenin gue sampai selesai makan doang bukan yang aneh-aneh tapi kok lo nyolot?!" gadis itu mendengus kesal, "emang ya orang kaya cuman bisa nilai semuanya pakek duit, dasar."

Jungwon lagi lagi menganga, "Apa lo bilang?! yaudah ayo gue traktir sekarang cepet ikutin gue."

"Nah gitu kek dari tadi kan jadi gak ribet." gumam gadis tadi berjalan di belakang Jungwon.

"dia ga inget gue kan? jahat banget"

















to be continue--

first love ; jungwon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang