Ruang Tunggu

Chapter 8

Bayu bingung dengan apa yang Meyra ucapkan barusan, apa yang dimaksud rahasia?.

∆∆∆

"Ratu drama." Cibir Arga.

"Demi kebahagiaan gue juga." Kata Meyra menanggapi cibiran Arga.

"Kebahagiaan apaan."

"Yang ada ratu dramatis!." Kata Arga lalu pergi meninggalkan Meyra yang mendengus sebal.

"Mey." Panggil Naya, dijawab dengan deheman singkat oleh Meyra. Tadi, Meyra menyuruhnya untuk memanggil nama saja.

"Kamu deket banget ya sama mas Arga?." Tanya Naya. Meyra tersenyum misterius.

"Enggak, kenapa? Baru kenal juga." Jawab Meyra.

"Tapi kok tadi kayaknya deket banget."

"Enggak lah, perasaan lo aja kali." Kata Meyra terus mengelak. Padahal sudah kenal bertahun-tahun.

"Lo suka ya sama Arga?." Celetuk Meyra.

Dengan malu-malu Naya menjawab, "Iya." Tepat pada saat Naya menjawab Arga melintas dan mendengar, segera Arga putar balik. Yang awalnya ingin mengajak Meyra pulang, kini kembali kedapur mengambil handphone.

Meyong

Pulang sekarang.
16.15.

Arga segera mengirim pesan kepada Meyra, dan hanya dibaca oleh Meyra.

"Semoga suka Naya sama gue dipending!." Batin Arga sembari memejamkan mata.

Sesaat Arga memejamkan matanya, suara Meyra seketika membuat Arga membuka matanya.

"Ar." Panggil Meyra, dijawab dengan deheman saja. Lalu Arga sendiri kembali memejamkan mata.

"Tadi ngajak pulang, sekarang tidur." Cibir Meyra.

"Apaan, enggak tidur." Sela Arga dengan membuka matanya lebar.

"Yaudah pulang yok!." Ajak Meyra dengan menepuk bahunya Arga lalu menyeretnya menuju parkiran. Arga yang diseret'pun hanya menghela napas.

∆∆∆

Bayu, lelaki itu hanya melamun dikamarnya. Tak memperdulikan Maureen yang tadi meninggalkannya.

Yang ada dipikirannya sekarang adalah Meyra. Gadis itu selalu berhasil membuatnya diambang emosi, entah menurut Bayu saja emosi, atau cemburu.