Chapter 1

85 40 43
                                    

∆∆∆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

∆∆∆

Pagi ini Meyra akan pergi ketempatnya bekerja, ia bekerja disalah satu toko mainan anak yang ada dikota dimana dia tinggal.

Meyra ini anak pertama dari dua bersaudara, adiknya juga perempuan, berumur kurang lebih 15 tahun, ikut tinggal bersama bapak dan ibu disalah satu desa yang ada dikota ini.

Bapak Meyra seorang penjahit baju didesanya, dan ibunya sebagai ibu rumah tangga.

Pukul 06.30 Meyra berangkat bekerja, bersamaan dengan para pelajar yang akan menimba ilmu.

Meyra menuntun sepedanya keluar dari parkiran kostnya, Meyra menyewa kost didekat tempatnya bekerja dan akan pulang kerumah kedua orang tuanya pada saat weekend.

Keluar dari parkiran kost, kakinya mulai mengayuh sepeda yang ia pakai.

Pagi ini sangat ramai, dan juga hangat. Matahari pagi baik untuk tubuh, Meyra menikmati hangatnya pagi ini dengan senyum mengembang.

Matanya yang fokus kini teralihkan disana ada pacarnya, Bayu. Duduk disalah satu kursi taman, sepagi ini. Tumben. Biasanya lelaki itu malas beraktifitas dipagi hari, tapi kali ini berbeda. Bayu sudah rapi dengan, oh tunggu!. Itu bucket bunga?, untuk siapa?.

Mungkin saja itu punya orang yang ketinggalan, sudahlah. Meyra masih berpikir positif.

Lampu merah, sepeda meyra berhenti tepat didepan.

Ada orang yang menyebrang, salah satunya Bayu.

Tunggu, dari arah berlawanan ada sebuah mobil yang melintas menerobos lampu merah. Dan tepat yang menyebrang hanya Bayu seorang. Bayu yang tak sadar akan hal tersebut biasa saja, sampai teriakan Meyra terdengar.

"BAYU AWAS!." Teriak Meyra.

Tak perlu pikir panjang, tak memikir apa yang akan terjadi nanti. Meyra yang panik langsung turun dari sepedanya dan mendorong kuat - kuat tubuh Bayu, sehingga dirinyalah yang tertabrak.

Suara dentuman antara mobil dengan tubuh Meyra terdengar nyaring, diiringi dengan teriakkan keterkejutan orang yang melihat kejadian tersebut.

Tubuh Meyra yang yang ditabrak mobil sangat keras melayang beberapa meter kedepan, dan jatuh dengan pelipis membentur aspal.

Darah segar mengalir deras dari pelipisnya, Meyra sempat meringis menahan sakit sejenak, lalu kesadarannya pun hilang.

"Pak, buk panggil ambulans cepet."

"Ambulans dong buk, pak."

"Kasian banget ya."

"Cowo nya tadi beruntung banget ya."

Banyak orang yang mengerumuni, dengan kalimat yang terlontar dari mulut mereka masing-masing.

Bayu?, hanya diam tak bergeming ditempat nya. Bayu tadi sempat tersungkur, tapi tak masalah. Hanya saja mengapa dia tidak meminta bantuan atau apalah, memanggil ambulans mungkin?.

Ruang TungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang