Chapter 5

32 25 14
                                    

Bayu sedang membayar makanannya dan Maureen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bayu sedang membayar makanannya dan Maureen. Ketika menunggu kartunya dikembalikan ia melihat sekeliling.

Matanya menemukan Meyra, sedang dipapah Arga.

Rasanya Bayu ingin memukul Arga sekarang juga, apalagi Meyra juga memeluk Arga dai samping. Murahan! Pikir Bayu, dengan muka kesal. Rahangnya mulai mengeras, buku-buku jarinya mulai memutih.

Apalagi, disana Arga dan Meyra tertawa bahagia. Sementara dirinya selalu dirundung rasa kesal.

Disisi lain, Meyra dan Arga sudah menjalankan rencananya, Saras'pun sudah diberi tahu akan rencana Meyra. Sekalian menguji hati, dan Saras disuruh diam tanpa ikut campur.

Tiba-tiba pelukan antara Meyra dan Arga dilepas seseorang.

"Murahan!." Desis Bayu, iya tadi yang melepaskan pelukan antara Meyra dan Arga adalah Bayu.

Kaki Meyra yang memang tidak bisa berjalan, dan susah untuk menopang tubuhnya, Meyra oleh dan jatuh.

"AWH! Arga tolong, sakit." Sepertinya rencana Meyra akan gagal?.

"Mey!." Kaget Saras dan Arga.

Dengan sigap, Arga membantu Meyra. "Bawa kerumah sakit Ar!." Suruh Saras, dan ditanggapi gelengan oleh Meyra.

"Enggak, sebentar!." Meyra menahan mati-matian rasa sakit ini.

Sebenarnya Bayu khawatir dengan Meyra, tapi ya sudahlah.

"Asal lo tau ya, orang yang ada disamping lo lebih murahan dari gue!." Kata Meyra penuh penekanan dengan tangan menujuk Maureen.

Meyra sudah berdiri dengan dibantu Arga, Saras sudah seperti semula. Duduk tenang mengamati mereka berempat.

Memang awalnya para pengunjung sempat kaget, dan heran, tapi sudah kembali seperti semula.

"Lo apa-." Kata Maureen.

"Apa?." Sela Meyra.

"Udah ngerebut tunangan orang, pake gak ngaku lagi." Sindir Arga, dan diangguki setuju oleh Meyra, Bayu yang ingin menyela sudah didahului oleh kalimat Meyra.

"Asal lo tau ya reen, bay semiskin-miskinnya gue, gue masih punya kaca."

"Ya meskipun kaca gue lebih kecil dari punya lo." Meyra yang dikenal sebagai gadis baik tanpa merendahkan orang, kini Meyra menjadi-jadi. Meyra sakit hati, semalaman Meyra tidak tidur, memikirkan Bayu yang sudah mengkhianatinya, dan orang tuanya yang pasti kecewa.

Ruang TungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang