4° I. F.L.Y

109 36 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















[Nara's]

"Mau pergi kemana? Kok cantik banget?" Kak Areum menoleh padaku saat masuk ke kamar.

Aku hanya tersenyum seraya bercermin.

Dia menatapku lamat, "serius kamu mau kemana?"

Aku menoleh dan tersenyum lebar, itu adalah kesan misterius bagi kak Areum sendiri. Aku yakin seratus persen dia akan mati penasaran.

"Terserah." Kata dia saat menggapai pintu, "paling ketemu Kak Jacob lagi."

Aku membelalak, bagaimana bisa dia tau?

"Hati-hati dijalannya ya, jangan lupa bawa payung. Diluar gelap." Ucapnya yang lalu menutup pintu.

Aku terdiam mendengar itu. Aku tau, sebenarnya kak Areum hanya mencemaskan aku. Karena masalah tempo kemarin.


Sepertinya kak Areum sedang memiliki masalah di sekolahnya. Aku kurang yakin, tapi mungkin saja ini benar.

Dari cara dia menatapku kemarin saat anak-anak jalanan itu mendorongku, Kak Areum sepertinya sedang mencemaskan aku.


"Harusnya kakak bisa jagain kamu. Harusnya kakak lebih berani. Kakak merasa kakak ga pantas buat jadi orang baik—yang bisa lindungin kamu dari semua orang jahat. Hiks. Maafin kakak !!"



Baru kali ini aku melihatnya sesedih itu.

Tapi...entah kenapa aku merasa, Kak Areum sepertinya sedang marah dengan seseorang.

Yang aku sendiri pun tidak tau, siapa itu.

__________________________

___________

___










Semua berjalan mulus, terkendali.

Seolah badai telah musnah, kehidupan baru datang lagi.

Semenjak hari itu, dimana Kak Jacob telah memohon maaf padaku dengan setulus hati, aku akhirnya mulai menerimanya. Kami berteman, dan seperti yang dibilang...kami memulai lembaran baru dengan melupakan segala masa lalu yang melibatkan kami berdua dulu.

Kami memutus benang merah yang membuat kami terpisah. Mungkin ini akan menyenangkan, kalau kau mendengar seorang pembully berteman dengan anak idiot sepertiku sekarang. Latar belakang di masa lalu kadang menghantui dengan tak pasti. Aku jujur sedikit takut hal itu terjadi lagi.

Semakin hari kami mulai dekat, dia berusaha bicara padaku untuk pertama kalinya. Kami berkomunikasi dengan segala cara untuk memahami satu sama lain, dan itu membuat aku nyaman.

4'33 || Bae Jacob✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang