Nasib Baik Masih Berpihak

7 1 0
                                    

Part 01

Angin berhembus sedikit lebih kencang dari biasanya, menemani langkah kaki seorang gadis yang berjalan dengan begitu cepat. Di belakangnya, terlihat dua orang pria remaja berjalan mengejar sang gadis. Keduanya tersenyum penuh arti melihat ketakutan di wajah wanita yang berkerudung merah jambu itu. Mereka tidak lelah mengejar, padahal sudah lumayan jauh ketiganya berkejaraan.

"Percuma lari, kita berdua pasti menangkapmu, Samaira!" Keduanya tertawa dengan terbahak, begitu puas saat melihat ketakutan dari wajah Samaira yang sudah terlihat lelah.

Ya ... Gadis itu bernama Samaira Amara. Gadis yang selalu dikejar-kejar dan menjadi incaran dua pria tersebut. Keduanya pernah menyukai Samaira, namun ditolak secara halus oleh gadis malang itu. Bukan tanpa alasan, kedua pria itu dikenal nakal oleh kebanyakan orang, sehingga membuat Samaira menolaknya dengan rasa takut. Pun karena mereka dikenal sebagai pria yang kerap kali ganti pasangan.

Wajar saja jika ia menolak, karena Samaira takut menjalin hubungan dengan mereka yang jelas-jelas nakal. Bahkan, di tubuhnya pun ada tato, mulai dari lengan hingga kaki terlihat jelas adanya. Samaira seakan tidak lelah berlari demi melindungi dirinya yang hendak dinodai oleh mereka. Bukan hanya kali ini saja, tetapi sudah dua tiga kali sebelumnya. Beruntung dulu bisa menghindar dari niat keji mereka, tetapi entah dengan sekarang bisa menghindar dari mereka atau tidak.

"Tolong ... jangan ikuti aku lagi."

Samaira berkata, ketika mereka semakin mendekat.

"Kami pasti akan berhenti mengejarmu, tetapi setelah kamu ikut bersama kita berdua dan membalaskan penolakanmu yang berulang kali itu!" serunya. Berhasil menggenggam tangan mungil Samaira yang mungkin berusia dua puluh tiga tahun. Ia meronta, tetapi percuma keduanya sudah memegangi Samaira begitu kuat. Tidak sebanding dengan kekuatan dua pria jahat itu. Bahkan, sekarang mereka terlihat menyeretnya ke tempat yang sedikit sepi dari keramaian dan lalu lalang kendaraan.

Sebenarnya hari ini Samaira memilih pulang berjalan kaki setelah bekerja. Dikarenakan ia ingin bertemu dengan sahabat karibnya bernama Nisa. Namun, naas dua pria malah mengikutinya, sehingga membuat dirinya ketakutan dan berjalan dengan cepat untuk menghindar. Dia takut jika dua pria yang mengejarnya melakukan hal serupa seperti dua bulan lalu, beruntung waktu itu ia cepat menaiki ojek yang kebetulan lewat.

Samaira meronta minta dilepaskan, tubuhnya sudah berada di tanah. Ia berusaha untuk menghindar dengan cara mundur, kerudung dan jaketnya telah berhasil dilepas dengan paksa oleh pria yang tidak tahu rasa malu. Rontaan terus dilakukan, tetapi kekuatan Samaira tidak sebanding dengan dua pria itu. Tubuhnya didorong hingga terjatuh, mieski dia telah berusahan untuk bangkit menghindar. Jalanan yang lumayan sepi, tidak disia-siakan oleh mereka. Gadis itu akhirnya pasrah saat tangan dan kakinya diikat oleh salah satu dari keduanya itu. Sorot mata mereka seolah tak sabar ingin mereguk sesuatu yang membuatnya tergila-gila pada Samaira. Tubuhnya, wajah cantiknya membuat nafsu mereka seakan meledak-ledak.

     Bukkk!

Sebuah pukulan entah dari mana datangnya mendarat di wajah pria yang hampir menodai Samaira. Bahkan ... sudut bibirnya sedikit mengeluarkan darah karena pukulan lumayan kuat. Pria yang satunya melawan, berniat membantu rekannya. Namun, pria yang muncul tiba-tiba itu lebih kuat dari mereka berdua. Badannya tinggi dan tegap, dilengkapi dengan sedikit jambang tipis di wajah tampannya. Persis seperti pahlawan dalam cerita-cerita.

"Dasar pria tidak tahu malu. Apa-apaan kalian, hah? Apa kalian ingin menodai gadis yang tidak bersalah!" seru pria itu. Suaranya terdengar meninggi.

"Jangan mencampuri urusan kami. Apa gunanya untukmu," balas dua pria itu sengit.

"Mau jadi apa kalian ini? Masa muda sudah kalian habiskan untuk hal yang memalukan seperti ini. Apa yang ada di dalam pikiran kalian?" Pria itu memberondong dengan begitu banyak pertanyaa. Sementara Samaira, menangis sesegukan. Meretapi sesuatu yang hampir merendahkan harga dirinya, bahkan ... merenggut kehormatannya.

Terjebak Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang