Part 02
Selepas masak, Samaira izin pamit untuk pergi menemui atasan kerjanya. Jarak dari rumahnya sekitar satu jam saja, cukup dengan mengandarai ojek Online atau taksi Online. Ia dan atasannya lumayan dekat, selain mereka sama-sama perempuan. Samaira pun kerap kali menjadi tempat sang atasan bercerita persoalan asmara. Atasannya pun terbilang orang yang baik, juga ramah, penampilannya cukup anggun dengan badan yang tinggi semampai. Membuat siapa saja bisa terpesona, terutama kaum pria.
"Maaf ya, Mbak. Aku hari ini nggak masuk kerja," ucap Samaira sungkan.
"Iya, nggak apa-apa, Maira."
Di mata sang atasan, Samaira sudah terbiasa dibilang Maira. Karena itu, panggilan akrab mereka. Menurutnya, Samaira bukan hanya pekerja, tetapi sudah seperti adik dan seorang sahabat. Samaira sudah terbiasa menjadi pendengar setia sang atasan, dikala wanita cantik itu menceritakan banyak hal, termasuk masalah kisah cintanya pun segala keluh kesahnya.
"Mbak Anaya 'kan udah lebih dewasa dari aku. Maksud Maira, sudah pantas menyandang status sebagai seorang istri atau bahkan seorang ibu," papar Samaira lugas.
"Heum! Kemarin juga pacarku pun melamar aku. Hanya saja, aku belum memberikan jawaban," balas wanita cantik itu. Yang memiliki nama lengkap Anaya Cantika Putri. Seorang putri satu-satunya dari pemilik tempat bermain anak-anak di salah satu Mall kota Bandung TSM.
"Kenapa belum dijawab, Mbak?" tanya Samaira penasaran. Karena yang ia tahu, sosok kekasih Anaya pria dewasa yang selalu diceritakan oleh wanita karir itu.
"Nunggu pendapat dari kamu dulu," jawabnya sembari menunduk.
"Kenapa harus menunggu pendapat aku, Mbak. Toh yang akan menjalani hubungan kedepannya kalian bukan aku," jelas Samaira. Ia tersenyum sembari menggenggam tangan Anaya, memberi semangat tentunya.
"Nggap apa-apa. Tunggu ya, sebentar lagi pacarku datang ke sini. Temani ngobrol bareng dia ya, sekalian aku kenalin Maira sama dia. Kalau udah tahu dan kenal, kamu pasti terpesosa akan ketampanannya," ujar Anaya panjang lebar. Dia selalu memuji-muji sang kekasih tiap kali bercerita pada Samaira. Wajahnya terlihat begitu berseri-seri, rona kebahagiaan nampak jelas di wajah cantiknya.
Keduanya duduk sembari mengobrol, menunggu kedatangan pujaan dari Anaya Cantika Putri. Sesekali, Anaya juga menggoda Samaira yang selalu menghindar acap kali membahas masalah asmara. Dia memang enggan membahas masalah percintaan dengan siapa pun. Baginya masalah asmara tidak terlalu penting setelah Samaira putus cinta semasa SMA. Untuk saat ini, Samaira fokus pada pekerjaannya, supaya kelak bisa memiliki tabungan dan bisa membahagiakan kedua orang tua.
"Nah, itu dia. Tunggu sebentar ya, aku bukakan pintu dulu untuk menyambutnya," ujar Anaya sembari berlalu.
Samaira hanya mengangguk, seketika saja bayangan kemarin mengusik ketenangannya. Terlebih saat dirinya kembali mengingat perkataan Ningsih pagi tadi, yang menanyakan tentang jas di dalam kamar. Sebuah kebaikkan masih berpihak pada Samaira, beruntung ada yang menolong. Jika tidak, entah apa yang akan terjadi pada gadis malang seperti Samaira.
***
Anaya tersenyum menyambut kedatangan pujaan hatinya. Yaitu, sesosok pria tampan bertubuh tinggi tegap. Dialah Hakim Ananta seorang putra dari salah satu pemilik toko pakaian yang cukup lumayan besar di Bandung. Ia menjabat sebagai manager yang dipercayai oleh kedua orang tuanya. Usia yang matang, dan kemampuannya itulah menjadikan Hakim seperti sekarang.
"Maaf telat datangnya, Sayang," katanya sembari memberi sebuah kecupan kecil di pelipis Anaya yang tanpa hijab. Rambut hitam legamnya sengaja dia uraikan begitu saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Rasa
RomansaSamaira seorang gadis yang hampir saja dinodai, tetapi nasib baik masih perpihak padanya. Datang seorang pria layaknya penolong di dalam dunia nyata. Hingga pertemuan yang kedua kali membuat keduanya teringat satu sama lain. Akankah ada cinta dian...