Part 05
Rasa lelah cukup melanda Samaira, apalagi setelah seharian ini dia menghabiskan banyak waktu bersama Anaya. Ia selalu siap siaga ketika sang atasan membutuhkan dirinya, atau bahkan ... harus berada di sampingnya kapan pun dibutuhkan. Samaira merebahkan tubuh di ranjang, semberi menepis pikiran-pikiran yang sempat melayang entah ke mana. Seketika ia kembali terbangun saat mengingat obrolan singkat dengan Hakim ketika tengah berada di tempat kerja.
Samaira berjalan, lantas mengambil jas milik Hakim. Beruntung ia sudah mencucinya. Dia kembali berjalan ke arah laci, mengambil sebuah tempat yang akan dipakai untuk jas milik Hakim. Disimpannya dengan rapi di sana, tercium pula aroma pakaian baru selesai dicuci. Samaira tersenyum ketika teringat pertemuan pertamakali dengan pria sebaik Hakim Ananta.
"Aku doakan semoga Mbak Anaya dan Mas Hakim berjodoh. Aku doakan pula semoga dengan segera Mbak Anaya bisa menerima lamaran pria sebaik Mas Hakim," tutur Samaira berbicara sendiri.
Jodoh ... bagi semua umat adalah rahasia ilahi. Ada pula yang mengatakan bahwa jodoh itu adalah cerminan diri sendiri. Untuk Anaya dan Hakim mungkin benar cerminan diri, keduanya sama-sama cantik dan tampan. Mereka mapan, pun kehidupannya yang terlihat sama, bahkan akan sempurna bila dipasangkan. Samaira, sangat menyukai mereka, ia bisa banyak belajar dari hubungan sang atasan. Baik Anaya atau Hakim, dari cerita yang Samaira dengar, mereka memiliki sebuah komitmen, yang bilamana akan melanjutkan hubungan ke jenjang lebih serius jika keduanya telah benar-benar siap.
***
Pagi sudah tiba, selesai subuh Samaira langsung turun tangan membantu kegiatan sehari-hari sang ibu. Membereskan rumah dan yang lainnya, itu selalu ia lakukan setiap hari sebelum pergi bekerja. Bagi Samaira, membantu sang ibu adalah tugas utama. Bukankah sudah menjadi kewajiban sang anak untuk meringankan pekerjaan orang tuanya. Samaira tidak mau menjadi anak durhaka, karena itu dia tidak pernah membantah perkataan orang tua dan selalu membantunya. Menjadi anak bungsu, tidak membuat Samaira menjadi gadis yang manja. Meski kebanyakan orang mengatakan, bahwa anak bungsu itu manja, banyak maunya, selalu menuntut, akan tetapi tidak dengan Samaira yang mandiri.
Selesai melakukan semua aktivitas seperti biasa, Samaira bersiap-siap untuk pergi bekerja. Sebelum itu, ia akan menemui Hakim di alun-alun sesuai obrolan kemarin. Sebenarnya dia ragu, tetapi mau bagaimana lagi, barang milik Hakim tetap harus dikembalikan, terlebih sang pemilik sudah memintanya.
Setelah sampai di sana, ia melihat sekeliling yang masih terlihat sepi sekali. Samaira berjalan menghampiri tempat duduk untuk menunggu kedatangan Hakim. Hatinya seakan berdebar dan berirama, untuk pertama kali dia akan bertemu dengan seorang pria. Ia merasakan debaran bukan karena pertemuannya, tetapi karena mengingat Hakim adalah kekasihnya sang atasan. Jari jemarinya dia mainkan, seakan-akan bisa membantu untuk menghilangkan debaran aneh yang tengah dirasanya.
"Maaf nunggu lama," ujar Hakim.
Ia berdiri di samping Samaira. Tangannya ia masukkan ke dalam saku celana, pandangannya lurus ke depan. Seketika Samaira berdiri, terlihat ada perbedaan yang menonjol. Yaitu, tinggi badan mereka yang tidak sejajar, cukup membuat Samaira mendongak ketika ingin menatap wajah Hakim.
"I-ini jasnya, Mas. Udah aku cuci juga, baunya wangi kok. Mas Hakim jangan khawatir, jasnya nggak bau. Ngomong-ngomong terima kasih banyak udah nolongin aku," papar Samaira panjang lebar. Padahal, Hakim belum menanyakan apapun. Lelaki itu hanya mengatakan maaf menunggu.
"I-iya, nggak apa-apa. Kamu ini ngomongnya panjang banget, padahal saya belum menanyakan dan mengatakan apapun," balas Hakim terkekeh. Tangannya langsung mengambil bingkisan dari Samaira.
"Ya, nggak apa-apa juga, Mas. Kalau begitu aku pamit duluan. Mau langsung pergi ke tempat kerja, permisi, Mas," pamitnya ramah.
Hakim mengangguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Rasa
RomantizmSamaira seorang gadis yang hampir saja dinodai, tetapi nasib baik masih perpihak padanya. Datang seorang pria layaknya penolong di dalam dunia nyata. Hingga pertemuan yang kedua kali membuat keduanya teringat satu sama lain. Akankah ada cinta dian...