2

14 3 0
                                    

Sepulangnya Olivia dan Haku dari bar yang berada di Hachioji dan memasuki tol menuju ke kota Tokyo, ekspresi muka Olivia pun menunjukkan sesuatu yang membuat Haku berpikir.

"Kenapa, Olivia? Kamu terlihat takut banget..."

"Tadi Ganaha-shachou bilang mobil ini wangan ready kan? Tapi, kenapa dipakai pelan gini mobilnya sama sekali ga bisa ngestall malah masih enak?" Tanya Olivia kemudian.

"Ditambah, efek Vodka tadi masih berasa. Nekat banget kalo nyetir sekarang!"

Haku pun tertawa kecil mendengar pernyataan Olivia.

"Tadi katanya kamu ga apa-apa nyetir. Sekarang udah masuk tol malah mulai ketakutan?"

Muka Olivia menunjukkan warna merah pada bagian pipinya. Suara deru mesin yang terdengar sayup-sayup di telinga Olivia selain suara mesin mobilnya membuatnya mengintip spion tengah mobilnya.

"Naa, Haku. Tadi, Ganaha-shachou bilang, kalau sebenarnya tuner Korea Selatan dan Tiongkok bikin aliansi untuk membalap disini ya?" Tanya Olivia yang masih melihat spion tengah mobilnya.

"Hm? Oh iya. Benar. Tadi, dia bilang memang ada sekelompok tuner dari Korea Selatan dan Tiongkok pada kerja sama. Mungkin, mereka sudah mulai bergerak karena tol disini udah aman kembali untuk dipakai testing. Kenapa?" Haku pun penasaran dengan pertanyaan Olivia.

"... jadi, mobil di belakang kita itu ... apakah mereka sudah bergerak sejak kita masuk tol?" Tanya Olivia yang mulai khawatir karena mobil dibelakangnya sudah mengikuti mereka sejak tadi

Haku yang melihat spion tengah hanya bisa menarik nafas melihat sosok mobil yang sekarang sudah menempel dibelakangnya. Sebuah kupe ungu dengan desain agak nyelenyeh dengan logo H miring sudah mengikuti mereka dan jaraknya nyaris dianggap sedang tailgating.

"Na, Olivia, mending coba pindah jalur deh salip mobil depan. Siapa tau kita terlalu lelet." Haku pun memberikan instruksi kepada Olivia.

Mobil yang dibawa Olivia pun menambah kecepatannya untuk menyalip mobil didepannya. Namun, kupe nyentrik itu pun masih mengikuti Olivia dengan mudahnya. Walau Olivia langsung berusaha melarikan diri dengan seluruh kemampuannya dalam menjaga tetap dalam batas aman.

"Haku, dia tidak mau menyerah ya ...," Olivia pun pindah jalur sekali lagi setelah menyalip mobil yang didepannya.

Namun, hal ini membuat kupe nyentrik bin nyelenyeh itu menyalip Olivia dengan mudahnya. Bahkan, sesaat kemudian, dia pun menyalip persis di depan Olivia dan lampu remnya pun menyala mendadak. Membuat Olivia buru-buru pindah jalur karena panik.

"Apa-apaan itu! Kelakuannya persis kaya pemain MT di Jakarta dah!" Sahut Olivia panik.

"Dia serius ya... Olivia! Kayaknya kita tidak bisa bersantai malam ini. Lost their tails now!" Haku pun memberikan perintah untuk melarikan diri.

"Tapi... aku takut! Takut kalau mobilmu ini kenapa-napa lagi!" Balas Olivia.

"Anggap saja kamu lagi make Aerio dulu! Kamu kan tergolong paling kencang dulu!" sahut Haku sambil menekan sebuah tombol di dashboard mobilnya.

"Tung ...!" Olivia tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena mobil belakangnya kini sudah sejajar dengan mobil yang Olivia bawa.

"There's no time left! Push!" Sahut Haku sambil lirik ke arah kirinya.

Olivia yang masih ragu pun memutuskan untuk menurunkan posisi tuas transmisinya ke posisi angka 3 dan menginjak pedalnya lebih dalam dari saat mereka sedang berjalan santai. Suara mobilnya yang awalnya sayup-sayup pun berubah menjadi suara yang menggelegar bagaikan mobil balap. Bahkan, sesaat kemudian, ketika jarum takometernya mencapai angka 4, terjadi akselerasi instan yang membuat Olivia pun memegang erat setirnya.

Melihat kenaikan kecepatan yang mendadak itu membuat pengendara mobil nyelenyeh yang mengikuti Olivia pun langsung mengejar dengan mudahnya. Jarak mereka berdua yang awalnya menjauh karena Olivia menambah kecepatannya pun mulai mendekat. Namun, kepadatan traffic di jalur Shinjuku yang mereka lalui, membuat keduanya tidak bisa menaikkan kecepatan lagi.

"Ck.. pengendara Skyline itu ternyata lebih cepat dari yang kukira. Cewe twintail itu yang kukira hanya seorang OL dengan membawa kei-car ternyata bisa juga membawa mobil seperti itu!" gumam pengendara mobil nyelenyeh itu kesal.

Setelah beberapa lama, mereka pun tiba di jalan menuju persimpangan menuju jalur C1. Olivia pun melirik ke spion tengahnya lagi dan menanyakan sesuatu ke Haku.

"Haku, sebaiknya ambil kemana ini?"

Haku pun berpikir sejenak sebelum mengatakan lebih baik ambil jalur ke kanan. Tentu, dari jawabannya Haku, Olivia pun bingung kenapa memilih ke kanan. Walau begitu, Olivia pun tetap mengikuti instruksi Haku dengan membelokkan Skylinenya ke arah kanan dan memasuki C1 Inward.

Setelah Olivia dan kupe nyentrik itu memasuki C1, dua mobil kupe berwarna ungu dengan wing besar dan salah satunya menggunakan lampu bulat pun terlihat di depan mereka berdua.

"... APA-APAAN INI?!" Olivia pun kaget melihat sosok kedua mobil itu.

"NISSAN GT-R NISMO DAN PORSCHE? KENAPA MEREKA BERDUA SEAKAN-AKAN SUDAH MENUNGGU KITA DISINI?" Olivia pun berteriak karena tidak menyangka melihat sosok dua kupe itu.

"Mereka ternyata cepat bergerak ya ... terpaksa rubah plan." Balas Haku yang melihat timeline forum shutoku di hpnya.

"Ru-rubah plan?" Tanya Olivia yang sepertinya ketakutan kembali mendengar perkataan Haku.

"Iya. Kita langsung ketemu dengan top tier dari tim tuner Korea Selatan dan Tiongkok. Setelah ini, kita ambil rute ke Shibuya. Terus bablasin ke Tomei," balas Haku yang juga melihat map di hpnya.

"... T-tapi ...," Olivia mulai kembali menunjukkan muka ketakutan mendengar rencana dari Haku.

Sementara itu, Nissan GT-R dan Porsche itu pun sudah mereka lewati dan bersama Hyundai nyelenyeh itu langsung mengikuti Skyline Olivia dengan tentu saja kecepatan yang sesuai dengan kecepatan Skyline Olivia yang tergolong cepat di jalur C1 pada malam tersebut.

Dan juga karena banyak kendaraan yang berada di jalur C1 itu membuat Olivia ragu-ragu untuk menambah kecepatannya.

Meski begitu, tangan kanannya langsung memindahkan posisi tuas sein menuju arah kanan saat mereka sudah keluar dari jalur Shinjuku dan memasuki Akasaka Straight. Dan tentu saja ketiga mobil ungu yang mengikuti mereka berdua pun juga melakukan hal yang sama.

Setelah mereka berhasil masuk kedalam rute Shibuya, Olivia pun melihat jalurnya jauh lebih sepi dibandingkan jalur Shinjuku. Sehingga dia menambah kecepatan Skyline yang ia gunakan. Ketiga mobil ungu itu pun langsung merespon dengan menambah kecepatan mobil mereka dan bertindak sebagai pemburu yang menemukan target buruannya.

"... Mereka beneran kencang ya. Apa ga apa-apa nih kita bakal terus melaju di jalur ini?" Tanya Olivia yang kebingungan.

"Tidak masalah. Tetap berada di jalur ini sampai kita masuk Tomei," balas Haku yang juga sesekali melihat spion tengah dan juga depannya.

Kecepatan keempat mobil yang melaju di jalur Shibuya pun luar biasa. Saking cepatnya, pergerakan mobil di sekitar mereka pun seakan-akan seperti kun yang digunakan dalam tes mengemudi atau dalam event slalom.

Suara mesin 6 dan 8 silinder yang dikeluarkan dari keempat mobil itu menggemakan jalanan di jalur Shibuya, dan ketika mereka sudah melewati persimpangan jalur Shibuya menuju Tomei, Olivia pun menangkap aura yang berbeda dari ketiga mobil di belakangnya.

"Haku, bagaimana ini, mereka seakan-akan siap untuk menangkap kita loh ...."

Namun, sebuah senyuman pun terpancar dari wajahnya Haku. Seakan-akan dia sudah menyadari sebuah hal dari Skyline yang saat ini dibawa oleh Olivia.

"Begitu toh. Malam ini bakal menarik sekali ya ...."

Shuto Speed Story : Hurting HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang