11

4 0 0
                                    

Timeline Twitternya Olivia pun kembali ramai karena satu cuitan dari Olivia membangkitkan hasrat terdalam para pengikutnya. Namun, itu kurang cukup buat Olivia merasa aman karena lawan Haku kali ini mengingatkan kebiasaan pemain MT saat dia, Haku dan Carla masih berada di Tangerang beberapa tahun yang lalu.

“Ku kira yang bawa mobilnya agresif sampai ngebantek lawannya cuman ada di game. Bahkan lebih bahaya dilakukan kalau di dunia nyata ya…”

“Iya. Udah keterlaluan pembalap Porsche itu. Mentang-mentang mobilnya sempat dijadikan benchmark supercar sebelum GT-R baru keluar. Rasanya pengen kulumat dia sekarang!” Sahut Haku kesal.

Melewati Iikura Haku pun mendekati Porsche yang membuatnya nyaris celaka dan menyalipnya persis sebelum ia menyalakan sein kirinya dan memasuki jalur Shibuya. Hal ini membuat Meng mengalami kesulitan dan menekan rem terlalu dalam. Sehingga kecepatannya berkurang drastis dan jaraknya dengan Haku mulai menjauh.

“SIALAN! DIA RUPANYA NEKAT MELAKUKAN ITU PADAHAL TANIMACHI KAN SUSAH DIAKSES KALAU UDAH TERLALU KENCANG DI IIKURA!” Teriak Meng kesal dengan pemilihan jalur dari Haku.

“… kamu nekat banget ya Haku. Kenapa kamu memilih melewati Shibuya daripada tetap bertahan di jalur C1 outward?” Tanya Olivia.

“Entah. Kalau aku bertahan disana mungkin ia bisa menyerang di Kasumigaseki atau mungkin di Miyakezaka. Disana spot enak sih buat ngebantek.” balas Haku yang melihat ke spion tengahnya.

“… benar juga ya. Terus kamu ngapain kalau ke Shibuya sekarang?” tanya Olivia.

Haku pun berpikir sejenak sambil melajukan mobilnya dalam mode ngebutnya. Sambil merencanakan sesuatu, dia pun berpikir bagaimana bisa meloloskan diri dari Meng dan tetap bertahan di kota Tokyo.

“… mungkin bakal kembali ke Shinjuku line terus pas di C1 pindah ke Ikebukuro.” balas Haku sambil melirik ke indikator bensinnya.

“Sepertinya kalau kita lari seperti ini bisa sih lewat Ikebukuro. Cuman habis lewat Ikebukuro kalau lawannya kuat bakal kesulitan untuk kabur darinya.”

Selagi begitu, Haku pun masih melaju secepat kilat melewati jalur Shibuya dan memutar balik menuju jalur Shinjuku. Dalam perjalanan kali itu, Skylinenya Haku pun melaju tidak sampai melewati batas kecepatan dikarenakan dibelakangnya sama sekali tidak terlihat Porsche ungu yang sempat mengganggunya terlihat.

“Olivia, sepertinya dia sudah tidak terlihat lagi ya… mungkin sudah waktunya pulang.” ucap Haku sambil sesekali menguap.

“Iya juga. Sekarang jam setengah dua lewat 5 menit. Mungkin dia udah nyerah begitu saja.” balas Olivia sambil melihat jam di Hpnya.

Kemudian, mereka pun keluar dari Shinjuku line di Miyakezaka menuju ke C1 Outward. Saat mereka sudah santai, suara mesin enam silinder berkonfigurasi flat bergerak mendekati mereka sekali lagi.

“Oh, Come on! Gue kira dia udah nyerah karena tadi ga keliatan di Shibuya dan Shinjuku!” Haku pun tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

“Jadi, tetap dijalankan rencana ke Ikebukuro?” Tanya Olivia.

“Pastinya. Kalau tidak berbahaya sekali!” sahut Haku sambil menginjak pedal gas lebih dalam untuk berakselerasi menjauhi Porsche itu.

Sementara itu, Meng yang kini sudah mengejar Haku pun mulai tersenyum karena keputusannya untuk parkir di Miyakezaka membuahkan hasil.

“Aku sudah melacak posisi nomor plat mobilmu~ jadi aku siap mengejarmu kembali saat kau balik ke C1 Outward dan akan kuhabisi kamu disana~ ufufufu!” ucap Meng sambil ketawa seperti orang yang memiliki sifat sadistik dalam dirinya.

Lalu, Meng pun langsung menempel ke belakang Skylinenya Haku dan melakukan slip stream untuk tetap bertahan dibelakang mobilnya Haku. Belokan ke kanan pun terlihat dan Haku pun memulai menginjak pedal rem untuk melakukan deselerasi dan juga diikuti oleh Meng.

Keduanya pun membelok dengan anggun dan masih mengikuti satu sama lain. Sampai akhirnya Haku membawa Skylinenya masuk ke jalur Ikebukuro dan melarikan diri disana.

“Begitu toh, dia menantang aku di jalur yang dikuasain oleh para low key member itu ya…” gumam Meng sambil menyalip Haku di salah satu tikungan di jalur Ikebukuro.

Namun, Tak lama kemudian, sosok Skyline GT-R berwarna putih dengan strip samping memanjang berwarna abu-abu dan dua strip miring berwarna biru muda pun terlihat oleh Meng dan dia pun disalip oleh Meng dan Haku dengan mudahnya.

“… Haku-chan di Skyline?” guman pengendara R33 putih itu.

Lalu, pengendara R33 putih itu pun menaikkan kecepatannya untuk mengikuti Haku dan Meng yang sedang membalap di jalur Ikebukuro itu. Dia menjaga jarak antara keduanya untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Olivia pun melihat ke belakang dan sosok Skyline berwarna putih itu pun bergerak mengikuti mereka walau ada jarak sekitar beberapa puluh meter dibelakang. Saat dia hendak melaporkan mobil itu kepada Haku, Haku malah melihat sesuatu yang aneh dari ban mobil Porsche itu.

“Haku, itu, Tsubasa-san ngikutin kita kan? Aku kira jam segini dia sudah beristirahat.”

“… Senpai? Also, itu ban Porsche aneh sekali. Berasa mobilnya tidak stabil.”

“Eh? Kenapa?” tanya Olivia.

Setiap kali Meng membelok dengan Porschenya, ban belakang mobilnya pun bergoyang-goyang tanda-tanda ban mobilnya sudah melewati batas cengkramannya. Saat Haku menekan tombol Hazard untuk menyerah, Porsche berwarna Ungu itu pun mulai menunjukkan tanda-tanda mobilnya tidak bisa dikendalikan dan akhirnya, sBinnala pun terjadi.

Porsche itu pun berputar-putar sejauh kurang lebih 100 meter dan untungnya pas menjelang akhir dari muter muternya, Porsche itu pun mencium pembatas jalan dan meninggalkan sedikit cat mobilnya di pembatas jalan tersebut. Hal ini membuat Haku dan R33 putih itu pun melewatinya dengan mudah karena mereka berdua pun memelankan laju mobilnya sebelum mobil tersebut melintir.

“Haa, akhirnya selesai juga ya walau Porschenya menjadi lecet.” Olivia pun tersenyum dengan puas.

“Iya. Lagipula kita lega balapan selesai dengan masih ada sisa bensin di mobil.” balas Haku sambil lirik ke instrumen cluster tempat indikator bensinnya berada.

Lalu, Olivia pun update status balapan malam itu dengan video Porschenya Meng pun melintir dan banyak sekali komentar yang dikirim pada puas dengan hasilnya. Bahkan banyak sekali yang mentertawakan cara Meng menghadapi mobilnya kehilangan traksi yang membuatnya melintir dan menabrak pembatas jalan.

“Akhirnya sampah Porsche itu kalah juga!”

“Semoga aja mereka sadar kalau aslinya kemampuan mereka tidak sebagus yang mereka kira!”

“The fall of Sadistic yet Slow Queen! Haha!”

“Lagian ban botak gitu dipaksa ngebut! Ya melintir lah!”

“Itu setir apa kulit pisang yang terhubung ke ban Porsche itu? Berasa gampang banget melintirnya!”

“Pengemudinya kudu wajib kursus mengemudi di jalan salju make mobil pelan dulu!”

Dan balasan lainnya yang membuat Olivia tersenyum saat membaca timelinenya dalam perjalanan pulang menuju ke apartemennya Haku di daerah Kanda.

Shuto Speed Story : Hurting HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang