Suasana kampus pagi itu sangat cerah dengan udara yang sejuk. Seorang gadis melangkah buru-buru melangkah di koridor kampus. Langkah gadis itu terhenti saat seseorang tiba-tiba berhenti di depannya.
"Semalem gimana sih cancel last minute, nggak seru tau kalau lo nggak ada!" omel Melina.
"Nggak salah, Mel? Yakin lo bete gue nggak muncul semalem?" Laura menatap Melina mengintimidasi membuat Melina salah tingkah.
"Maksud lo apa sih?" tanya Melina pura-pura bingung.
Laura tersenyum jail membuat Melina semakin salah tingkah. Laura kembali melangkah menuju kelasnya. Melina semakin penasaran dan mengejar langkah Laura.
"Laura! Apa-apaan sih lo? What dou you mean by that?"
Laura mengulum senyumnya dan tidak mau menjawab pertanyaan Melina. Melina semakin malu dan terus mengejar Laura di koridor kampus. Dennis yang tiba-tiba muncul langsung menghampiri Laura dan Melina.
"Apa perlu gue yang kasih tau ke Dennis kalau elo itu..." ucap Laura pelan membuat Melina langsung membekap mulut Laura menggunakan tangannya. Ia panik dan wajahnya langsung pucat pasi.
"Lo udah gila, ya?" bisik Melina.
"TTS, bukan teka-teki silang, tapi TEMEN TAPI SUKA!" Melina mencubit lengan Laura. Laura meringis kesakitan dan ia tertawa melihat ekspresi Melina.
"Morning, Girls!" Laura mendekati Dennis, berpura-pura akan memberitahu Dennis membuat Melina semakin salah tingkah.
"Den, Melina mau ngomong nih..."
"Apaan sih? Den... Laura nggak usah didengerin!"
Laura mengulum senyumnya. "Gue masuk duluan, ya! Byeee!" Laura masuk duluan ke dalam kelas. Sementara Melina semakin salah tingkah.
"Mau ngomong apa, Mel?"
"Eeh, gue cuma mau ngomong! Ini, eeh... hmm GOOD MORNING!" Pipi Melina kini merona dan ia berusaha menutupinya.
"Haah??" Dennis menaikkan sebelah alisnya, bingung dengan Melina yang seperti cacing kepanasan.
"And have a good day! Yukk, masuk!!" Melina melangkah lebih dulu dari Dennis. Ia benar-benar terlihat bodoh di depan lelaki itu gara-gara Laura. Melina merasa gemas pada Laura. Melina melangkah buru-buru dengan wajah malu campur grogi. Dennis geleng-geleng kepala sambil menyusul Melina ke kelas.
***
Kantor Rudi
Rudi dan anak buahnya kini sedang berada di ruang meeting. Salah satu anak buahnya sedang melakukan presentasi di depan.
"Opening mall akan kami rancang meriah..." ucapnya sambil menjelaskan rencana-rencana apa saja yang akan dilakukan saat pembukaan mall nanti. Namun Rudi tidak memperhatikan penjelasan dari anak buahnya. Rudi sibuk memikirkan dan mengingat Laura yang ia lihat kemarin malam di coffee shop.
Tatapan matanya memang tertuju pada layar presentasi, tapi yang ia lihat adalah wajah Laura. Ia kembali melihat kilasan-kilasan saat Laura menabrak mobilnya dengan wajah polos dan sangat sederhana, lalu Laura yang di coffe shop dengan gaya glamour dan juga seksi dengan wajah yang dilapisi make-up.
Tatapan Rudi masih fokus pada layar presentasi. Di sana terlihat Laura sedang tersenyum manis pada seorang pria. Tanpa sadar, Rudi memukul meja membuat orang-orang yang ada di ruangan itu terkejut dan merasa sedikit takut. Begitu juga anak buahnya yang sedang presentasi di depan.
"Maaf, Pak... ada yang salah?"
Rudi tersadar dan tersenyum meminta maaf pada anak buahnya karena sudah membuat mereka terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kupu-Kupu Malam
RomanceMARET 2021 [ONLY FOR ADULTS!!!] "Cantik tapi terluka. Anggun tapi terhina. Kuat tapi menangis." Demi biaya pengobatan kakak dan ibunya, Laura terpaksa kerja serabutan, terkadang 3 sampai 4 perkejaan sambil kuliah. Belum lagi biaya kuliah dan kebutuh...