Bagian Dua

2.3K 113 3
                                    

Hai!
Salam sehat untuk kita semua🥰
Jadi aku update lagi, ya. Jangan lupa vote dan kasih komentarnya, ya karena vote dan koment itu gratis😊

Happy reading, Guys!

***

Suasana di sebuah hotel bintang lima itu begitu tenang, dengan koridor berkarpet tebal dan dilengkapi dengan lampu hias modern. Ditambah dengan iringan musik instrumen yang memberikan kenyamanan, damai, dan ketenangan bagi yang mendengarnya.

Seorang gadis cantik yang memiliki postur tubuh tinggi dan seksi berjalan dengan anggun di koridor hotel. Ya, gadis itu adalah Laura.

Laura memakai mini dress yang ketat, tas tangan branded dan high heels warna merah. Gesturenya sensual namun terlihat elegan dengan rambutnya yang tergerai indah. Laura berhenti di depan sebuah pintu kamar yang langsung terbuka lebar, seolah pemilik kamar sudah mengetahui siapa yang datang. Laura berdiri tegak dengan wajah dingin, seorang pria yang hanya mengenakan celana panjang tanpa atasan, sudah kegirangan menyambut Laura. Pria itu tersenyum tak sabar.

"Come on, Baby!" Pria itu menarik tangan Laura masuk ke dalam kamar. Ia benar-benar sudah bergairah melihat Laura yang berpenampilan seksi, wajah yang cantik, dan sensual. Laura masih sama seperti tadi, dingin dan tanpa senyum sedikit pun. Namun justru membuat pria itu semakin bergairah.

Pintu tertutup rapat, pria itu langsung menghempaskan Laura ke dinding dan mencoba mencium bibirnya. Laura menghindar dan sengaja berbisik sensual tanpa bisa ditolak.

"No kiss on the lips. You know the rules!" Laura kembali menghindar dengan sensual sambil membalikkan badan. Pria itu semakin tidak sabaran dan menyibakkan rambut panjang Laura yang memperlihatkan bahunya yang telanjang, lalu menciumi bahu dan tengkuk Laura penuh nafsu.

Tas tangan Laura jatuh ke lantai, tepat di samping kaki mereka yang semakin rapat. Laura berpegangan pada dinding agar tidak jatuh ke lantai, terlebih pria itu yang begitu agresif padanya.

Kancing dressnya sudah terbuka memperlihatkan punggungnya yang putih mulus, membuatnya semakin terlihat seksi. Pria itu semakin bergairah dan mebuka kaitan bra yang dipakai Laura dengan tidak sabaran. Lalu mendorong Laura ke ranjang. Laura hanya bisa pasrah. Ia tidak bisa menolak, kan?

Ia tidak melawan sedikit pun saat pria itu mulai menindih tubuhnya. Bahkan saat penyatuan tubuh mereka, Laura tidak bisa memberontak meski ia tidak suka. Terlebih ia harus menahan sakit karena ini adalah untuk yang pertama baginya.

Setelah selesai melayani pria itu, Laura kembali memakai pakaiannya dan merapikan rambutnya. Ranjang sudah berantakan karena ulah pria itu yang begitu agresif. Pria itu tersenyum puas dan senang bukan main karena dirinya lah yang menjadi pria pertama untuk Laura. Senyuman itu tak hilang dari bibirnya membuat Laura merasa jijik melihatnya.

Ia mengerlingkan sebelah matanya pada Laura sambil meraih ponselnya di atas nakas. Laura bisa melihat dengan jelas apa yang dilakukan pria itu pada ponselnya. 'Transfer to MADAM RACHMA.'

Laura berdiri tegak sambil mendongak ke jendela. Ia melihat bayangannya di jendela kaca yang menatap balik ke arahnya. Seorang wanita muda cantik dan berpenampilan glamour. Laura menghela napas pelan.

Laura meraih tas tangannya di lantai dan bersiap untuk pergi. "See you next time, Baby!" ucap pria itu, namun Laura tidak mengindahkan ucapan lelaki itu. Ia melenggang pergi menjauh dari kamar pria itu.

'Ketika malam menjelang, aku berubah menjadi kupu-kupu, yang hingggap di sana-sini, mencari cahaya. Hakimi aku untuk pilihan hidupku, aku tak akan marah. Ini hidupku. Ini nerakaku. Tak usah kau peduli. Urus saja surgamu masing-masing.'

Kupu-Kupu MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang