Happy Reading 💕
.
.
.
Enjoy 💕
.
.
.
❤❤❤Setelah melihat isi pesan dari Mamanya. Bright langsung bergegas memakai baju dan dia berlari turun menuju ruang tamu. Nafasnya tersengal-sengal karena berlari dari lantai dua menuju lantai satu.
"Hah.. Hah.. Hah... MA? "
Ucap Bright dengan nafas tersengal-sengal saat melihat mamanya sudah berdecak pinggang di ruang tamu.
Wajah mamanya terlihat sedikit menyeramkan. Matanya menatap tajam, alisnya mengkerut dan tangannya berdecak di pinggangnya.
Sangat berbeda dengan aura keibuan yang biasanya Bright lihat. Wajah Mamanya yang biasanya terlihat sangat cantik, menawan, merona dan sangat menarik perhatian. Kini berubah menjadi nenek lampir yang menyeramkan. Auranya yang begitu gelap sukses membuat bulu kuduk Bright merinding.
"SINI KAMU! " bentak Davikah pada anaknya.
"Eh.. I.. Iya ma. " jawab Bright gugup.
Tubuhnya sedikit bergetar karena rasa takut yang menyelimuti dirinya ketika mendekati ibunya. Perasaanya mulai tidak enak, sepertinya ada hawa hawa mencekam ketika dia semakin mendekati ibunya. Dan...
"Akkkkhhhhh,,, SAKITTTT MAAAAA. "
Teriak Bright keras sambil memegang telinganya yang sukses di tarik oleh mamanya.
Mama Bright sungguh tak terduga. Dia dengan cepat memilin telinga Bright kuat sampai membuat Bright kesakitan dan hampir menangis.
Benar dugaan Bright, perasaan tidak enak dan hawa mencekam tadi adalah tanda dari serangan Mama padanya.
"DASAR ANAK NAKAL! UDAH BESAR GINI MASIH AJA NYUSAHIN! GAK CAPEK APA BIKIN MAMA PAPA PUSING NGURUSIN KAMU HAH! " omel Davikah.
Wajahnya sudah merah padam, seperti banteng yang siap menubruk siapa saja yang ada di dekatnya. Tangannya semakin kuat menarik telinga Bright. Seakan telinga Bright mau copot karena tarikannya.
"Akkkhhkkk..... MAAAAAA...ampun.. Ampun Ma... Ampun.... Bright salah! Bright salah! Bright gak akan ngelakuin kesalahan lagi. Ampun maaaa.. Ampunnn" teriak Bright memohon.
Wajahnya sudah memerah, air matanya sudah membendung di pelupuk matanya. Andai dia bisa melihat sendiri, mungkin Bright akan histeris melihat telinganya yang sudah merah, semerah kepiting rebus yang baru saja diangkat dari panci.
"Hah... Dasar! " keluh Mama Davika.
Dia lalu melepaskan tangannya dari telinga Bright. Kemudian dia duduk dengan pasrah di sofa coklat yang ada di belakangnya.
Sedangkan Bright yang telah terlepas dari cengkraman mamanya langsung menjauh dari tempat mamanya duduk. Dia mengusap-ngusap telinganya yang sudah memerah. Menahan rasa sakit yang teramat sangat.
"Duduk! " perintah Davikah dengan mata yang masih melotot pada anaknya.
"O-okay Ma... Tapi jangan di jewer lagi ya? Hehe" cengir Bright pada mamanya.
"Ya. " jawab Davikah ketus.
Bright pun segera duduk di depan mamanya, sambil mengusap-ngusap telinganya yang masih sakit.
"Masuk! " panggil Davikah.
Bright mengerutkan keningnya, dia bingung. Siapa yang dipanggil mamanya? Bi Ija? Atau siapa?
Tak lama setelah panggilan itu, seseorang muncul dari balik pintu. Orang itu berjalan mendekat ke arah Davikah dan Bright. Dia mengenakan kaos putih yang ditutupi denim dan celana jeans panjang dengan sepatu putih dan tas besar yang ia jinjing di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Driver AU 🔞⚠ [Completed ✅]
FanfictionBright yang sedang mabuk tak sengaja salah masuk kamar. Dia tidak tau kalau ada orang lain yang tidur di kamar lamanya. Bright yang mabuk dan tidak bisa mengendalikan gairahnya, malah melampiaskannya pada lelaki yang sedang tertidur pulas di kamar...