tiga

753 236 26
                                    

NO EDIT





"Lama-lama lo kayak jailangkung."

Zia berseloroh sambil mempersilahkan Irene untuk masuk kedalam rumahnya. Irene sendiri tidak mengambil pusing perkataan Zia, sebab pemikirannya saat ini sudah dibuat pusing karena hal yang lain.

"Jerome mana?" Tanya Irene begitu dia mendudukkan dirinya di sofa ruang keluarga.

Zia turut mendudukkan dirinya di samping Irene, memulai kembali penayangan drama yang sempat ia jeda sejenak untuk membukakan pintu bagi Irene. "Udah tidur lah, lo gak liat sekarang udah jam berapa?"

Irene melirik sejenak kearah jam dinding yang terdapat diatas televisi. Helaan nafas  berat dia lakukan. Zia sendiri melirik sekilas kearah Irene, alisnya bertaut bingung saat melihat penampilan sepupunya ini.

"Lo abis dari mana Rene? Malem-malem pake dress."

Dengan cuek Irene bangkit untuk mengambil minum, "Dinner."

Jawaban singkat itu membuat Zia terkejut.

"What???"

Irene tetap bersikap tenang meskipun Zia memekik kebingungan. Dia mengambil satu gelas kosong untuk ia isi dengan air mineral.

"Lo dinner sama siapa??? Terakhir lo bilang lagi gak deket sama siapapun." Tanya Zia penasaran. Irene menenggak air mineral didalam mug-nya terlebih dahulu sebelum kembali ke sofa.

Menjawab pertanyaan dari Zia setenang mungkin.

"Dinner biasa, bukan dalam rangka pdkt dan sebangsanya," kata Irene. "Lagian gue juga baru kenal kok sama orang itu."

Zia kepalang penasaran, "Orang itu tu siapa? Nama, bibit, bebet, bobot-nya gimana?"

Irene merasa dirinya seperti sedang di interogasi.

"Namanya Egiandra Putra, wakil ketua divisi keuangan astro otomotif."

Mulut Zia terlihat terbuka sewaktu Irene menjelaskan secara singkat siapa Putra. Decak kagum dia lakukan, "Gak main-main emang selera lo..."

"Hah? Siapa yang bilang dia selera gue?" Sambar Irene tidak terima.

"Masih single gak orangnya?" Tanya Zia dengan cepat.

Secara polos Irene menjawab, "Single..."

"Fix lo cocok sama dia, pegang omongan gue." Nyata Zia dengan keyakinan tingkat tinggi.

Kedua mata Irene lantas membulat sempurna, "Apa-apaan sih loh, udah tahun berapa ini, masih aja mau jodoh-jodohin orang."

"Ye, gue bukannya mau jodoh-jodohin lo Rene. Tapi gue ini menganalisa." Zia sangat menekankan kata menganalisa-nya. Sedangkan Irene nampak tidak begitu peduli, dia justru semakin terlihat cuek.

Selama beberapa menit diantara mereka tidak ada yang bersuara, namun sewaktu tokoh utama dalam drama yang mereka tonton mempertontonkan adegan romantis, Irene justru secara spontan berkata.

"Dulu Seulgi juga pernah nyanyi buat gue pakai gitarnya."

Mendengar hal tersebut, dengan ringan Zia menuduh. "Lo masih gamon Rene?"

Irene melirik kearah Zia, "Gue masih inget apa yang kita laluin dulu, bukan berarti gue gamon. Gue-kan manusia, yang punya daya ingat." Kilah-nya membela diri.

Irene berpendapat bagi dirinya sendiri jikalau dia saat ini bukanlah gagal move on, namun masih dalam tahap berupaya untuk merelakan.

"Oiya Rene, lo sampai sekarang masih kontak-kontakan sama mantan lo yang itu?" Zia bertanya dengan santai.

What Do You Want?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang