Dua Belas

229 56 14
                                    

NO EDIT

Putra mengendari mobil SUV nya dengan kecepatan tinggi. Mencoba untuk fokus berkendara ditengah pemikiran yang berkecambuk. Dia mengkhawatirkan kondisi Irene saat ini. Begitu dia berhasil tiba di titik koordinat yang dikirimkan, dengan cepat Putra memarkirkan asal mobilnya di depan pelataran gedung.

Tidak memperdulikan seruan petugas satpam yang hendak menegurnya.

Kakinya berlari menuju tempat yang orang asing itu sampaikan. Walau Putra sangat asing dengan tempat seperti ini, perasaan canggungnya sudah dikalahkan oleh perasaan khawatir. Dengan cepat dia menghampiri meja saji.

"Mas, ini saya yang tadi di telfon petugas disini. Sekarang dia lagi dimana?" Tanya Putra cepat.

"Oh itu saya yang telfon tadi Pak," Bartender yang diajak Putra berbicara langsung menunjuk ujung area meja saji. "Itu, kakaknya ada disana. Cepet bawa pulang deh Pak, kasian tadi disamperin orang terus dari sore."

Dengan begitu Putra langsung menoleh kearah yang petugas itu tunjuk. Jantungnya terasa hampir lepas sewaktu melihat Irene sudah tidak sadarkan diri dalam posisi duduk dengan kepalanya yang tergeletak di meja. Putra langsung menghampiri Irene, menatap dingin sejenak kearah gelas-gelas kecil yang berserakan di dekat wanita itu.

Putra seumur hidup belum pernah menghadapi situasi seperti ini. Dia kebingungan. Dengan polos dia mengecek nadi dan hembusan nafas Irene.

"Cuman gak sadarin diri biasa aja itu Mas." Celetuk Bartender dengan santai.

Tetapi Putra justru geram, "Cuman kamu bilang?! Kalau dia sampai overdosis, kamu yang saya tuntut!" Tegasnya yang membuat Bartender itu langsung menepi.

Putra lalu merapihkan barang bawaan Irene dan membopong Irene keluar dari tempat itu. Menghiraukan bau alkohol yang menyengat, Putra begerak cepat membawa Irene masuk ke dalam mobilnya. Dia membaringkan Irene di kursi tengah dengan posisi miring, untuk menjaga pernafasannya karena Putra khawatir dengan kondisi Irene saat ini.

Setelah itu sembari mulai melajukan kendaraan, dia mulai menghubungi seseorang,

"Val, kamu lagi jaga gak malam ini?"

...

"Urgent banget ini, aku ketempat mu ya. Kurang dari 10 menit sampai."

🍂

Irene mendengar suara disekitarnya yang cukup ramai tetapi bukan ramai yang mengganggu. Suara yang ramai kegiatan. Masih terpejam, indra penciumannya mencium bau yang khas. Merangsang dirinya untuk segera membuka kedua matanya meski terasa berat.

Silau cahaya lampu sempat semakin membuat Irene merasa bingung. Belum lagi sekitarnya tertutup dengan tirai putih.

Tetapi beberapa saat kemudian ketika dia melihat langit-langit ruangan terasa bukan seperti langit-langit kamarnya lantas langsung menarik seketika seluruh kesadarannya. Setelahnya dia baru sadar kalau dia saat ini sedang berada di rumah sakit. Kebingungan ketika melihat jarum infus beserta selang yang mengalirkan cairan infus itu tersambung ke pergelangan tangannya.

Masih dengan situasi kebingungan, sayup-sayup Irene mendengar percakapan di dekatnya.

"Tapi dia baik-baik aja kan?"

"Kadar alkohol di tubuhnya sih lumayan ya, tapi sejauh ini gak menunjukkan gejala keracunan sih. Nanti coba kita lihat begitu dia sadar."

Suara helaan nafas berat lantas terdengar.

"Thanks ya, aku bingung harus gimana soalnya."

What Do You Want?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang