Permaisuri Dokter Racun [2]

Bab 389: Pengiriman Obat Roh

Ketika Lu Wenshu mendengar juniornya, Hua Sen, berteriak, dia segera kembali ke akal sehatnya dan bertanya dengan serius, "Untuk apa kau berteriak? Apakah tuanmu mengizinkanmu berperilaku tidak pantas di sekte itu?"

Lu Wenshu kembali ke perilaku normalnya dan ekspresi wajahnya menjadi ketidakpedulian. Hua Sen fokus dan memperhatikan bahwa Lu Wenshu berdiri di depannya. Dia langsung menangkupkan tangannya dan meminta maaf, "Kepala Senior, mohon maafkan saya. Junior ini terlalu lelah dan linglung. Karena kelalaian saya, saya salah mengira Kepala Senior adalah hantu. Tolong berikan saya hukuman Anda!"

Awalnya, Lu Wenshu ingin berkobar tetapi ketika dia tiba-tiba teringat bahwa Bai Luochu menyebutkan bahwa dia adalah orang yang keras kepala, dia merasa bahwa dia harus mengubah kepribadiannya. Lingkaran khayalan muncul di kepalanya dan dia dengan lembut menegur, "Jangan berperilaku tidak pantas di masa depan. Saya hanya terluka dari kultivasi siang hari dan terlihat sedikit pucat. Bagaimana jika Anda mengalami kecelakaan di masa depan? Apa yang akan Anda lakukan? yang harus dilakukan? "

Hua Sen siap untuk dimarahi oleh Lu Wenshu tetapi sebaliknya, dia menerima perlakuan yang belum pernah dia terima sebelumnya. Dia terkejut dan merasa Lu Wenshu benar-benar dirasuki hantu. Sayang sekali dia tidak bisa menyuarakan pikiran itu di dalam hatinya karena itu akan membawanya ke dalam masalah yang dalam dan dalam. 

Ketika Hua Sen melihat Lu Wenshu begitu lembut malam ini, dia bertanya dengan prihatin, "Apakah Senior merasa tidak nyaman? Jika ya, mohon istirahatlah. Jika Anda memerlukan bantuan dari junior ini, tolong beri tahu saya."

"Itu tidak perlu. Aku lelah dan aku akan istirahat. Kamu juga harus istirahat lebih awal." Lu Wenshu tahu ini hanya kesopanan dan hanya melambaikan tangannya sebelum menuju kamarnya.

Hua Sen melihat Lu Wenshu pergi dan dia berbalik untuk kembali ke kamarnya. Sebelum dia bisa mengambil langkah lain, Lu Wenshu memanggilnya.

"Tunggu, aku punya sesuatu untuk kamu lakukan."

...

Keesokan paginya, Hua Sen berdiri di depan penginapan tempat Bai Luochu tinggal. Dia merasa sangat khawatir. Dia tidak tahu mengapa dia harus buka mulut kemarin. Bukankah itu bagus sekarang? Dia benar-benar digunakan sebagai pelayan untuk menjalankan suatu tugas dan bahkan dijadikan bahan tertawaan oleh rekan-rekan muridnya. Hanya memikirkan wajah mengejek mereka yang menyebabkan dia mengingat instruksi Lu Wenshu untuknya sehari sebelumnya.

"Ini untukmu. Besok pagi, kamu akan mengantarkan obat ke Pleasant Arrival Inn. Segera laporkan namaku dan tunjukkan bahwa kamu ingin bertemu dengan Pangeran Pertama Bangsa Air Awan. Katakan bahwa obat ini untuk Tabib Suci Bai dan bisa menyembuhkan matanya. Dia pasti akan menerimanya. " Lu Wenshu berbicara sambil menyerahkan obat ke Hua Sen.

Hua Sen terpana oleh instruksi tiba-tiba Lu Wenshu tetapi dia masih menerima obat dan memberikan jaminan tegas, "Kepala Senior tidak perlu khawatir. Junior ini pasti akan melakukannya untuk Anda." Hua Sen lalu membungkuk dengan menangkupkan tangan.

Ketika Lu Wenshu mendengar pengakuan itu, dia merasa nyaman. Dia mungkin mendapat jaminan dari Hua Sen, tapi dia masih meninggalkan kalimat untuk mengancamnya, "Lebih baik kamu melakukannya dengan benar. Jika kamu tidak bisa menyelesaikan tugas ini, aku akan menganggapmu bertanggung jawab."

Hua Sen kembali sadar. Ini Kepala Senior yang saya kenal ...

Dia mungkin terancam, tetapi dia bereaksi lebih tenang dari sebelumnya dan kembali ke kamarnya.

Perlahan menarik kembali dari pikirannya, Hua Sen melihat ke pintu penginapan yang tertutup rapat dan ragu-ragu. Dia sedikit menyesal telah memberikan tanggapannya begitu cepat kemarin. Apakah dia akan mengetuk pintu atau tidak?

Hua Sen berjalan ke depan dan ragu-ragu. Saat dia membuat keputusan untuk mengetuk pintu, pintu itu terbuka. Hua Sen tidak mengendalikan kekuatannya dan dia memukul orang di balik pintu.

Dia ingin meminta maaf tetapi orang di balik pintu berbicara lebih dulu.

"Apakah Anda membutuhkan sesuatu dari kami? Mengapa Anda berdiri di depan pintu?"

"Saya di sini atas perintah Kepala Senior saya untuk memberikan obat. Kepala Senior saya mengatakan bahwa obat ini harus diserahkan secara pribadi kepada Pangeran Pertama Negara Air Awan. Akankah saudara ini masuk dan memberi tahu dia?" Hua Sen menjelaskan tujuannya berkunjung.

Setelah menunggu lama, orang di depannya tidak menanggapi, menyebabkan dia merasa sedikit tidak sabar. Dia masih harus kembali untuk melapor dan tidak mampu membuang waktu lagi di penginapan. "Maukah saudara ini bertindak cepat dan membantuku? Jika saudara ini tidak ingin pergi, tolong beri tahu aku di mana Pangeran Pertama berada dan aku secara pribadi akan berbicara dengannya."

Siapa yang mengira orang seperti balok kayu itu tiba-tiba menjangkau? Sebuah liontin giok diangkat di depan Hua Sen, "Kamu tidak perlu masuk. Aku adalah Pangeran Pertama Negara Air Awan. Apa lagi yang dibutuhkan Kepala Seniormu? Kamu bisa memberi tahu aku semuanya di sini."

Orang yang membuka pintu tidak lain adalah Pei Rumo. Dia awalnya bersiap untuk pergi mencari dokter dan dia tidak pernah berpikir bahwa dia akan bertemu dengan orang yang memberikan obatnya. Dia tidak pindah lebih awal karena dia tidak bisa memahami tujuan kunjungan Hua Sen. Sekarang dia tahu bahwa Hua Sen sedang menahan obat untuk kebutaan Bai Luochu, sikapnya berubah.

Pei Rumo merasa bahwa 'Kepala Senior' yang dimaksud Hua Sen adalah Lu Wenshu karena mereka tidak mengenal faksi lain di Wilayah Desolate. Dia menyadari bahwa murid ini mungkin dikirim oleh Lu Wenshu untuk memberikan obat untuk perawatan mata Bai Luochu. Adapun alasan di balik pengetahuan Lu Wenshu tentang kondisi Bai Luochu ... Pei Rumo sudah berharap dia tahu. Bagaimanapun, Daerah Desolate sangat besar dan sekte Lu Wenshu tiba lebih awal dari mereka. Dia pasti memiliki informannya di sekitar.

Hua Sen merasa seolah-olah dia adalah badut yang menari di jalanan yang ramai. Dia benar-benar malu tetapi ketika dia mengingat instruksi Lu Wenshu, dia menguatkan dirinya dan menjelaskan, "Nama senior saya adalah Lu Wenshu dan dia memerintahkan saya untuk menemui Yang Mulia. Saya harus memberikan obat ini secara pribadi." Hua Sen menjelaskan dan mengeluarkan obatnya.