Permaisuri Dokter Racun [2]

Bab 335: Teman

"Tidak peduli apa, aku masih perlu berterima kasih." Bai Luochu mengeluarkan abu kayu bakar yang sudah berhenti terbakar saat dia berterima kasih pada Pei Rumo.

Pei Rumo agak terkejut karena Bai Luochu benar-benar mengucapkan terima kasih padanya. Dia segera merasa sedikit kewalahan oleh bantuan itu.

"Mengapa engkau berkata begitu?" Karena tidak ada siapa-siapa di sini, Pei Rumo ingin mengatakan semua yang ada di hatinya.

Bai Luochu menghentikan pekerjaannya dan menepuk-nepuk abu dari pakaiannya. Dia kemudian duduk di samping Pei Rumo dan berkata, “Jika kamu tidak menyelamatkan saya, saya akan menjadi mayat di dasar tebing sekarang. Saya selalu berpikir kami memanfaatkan satu sama lain… ”

Alis Pei Rumo terangkat dan kepalanya menjadi berat. Dia tidak berpikir bahwa satu gerakan yang salah pada awalnya akan menghalangi semua kemajuan bersamanya.

"Pada awalnya, aku memang memanfaatkanmu." Pei Rumo merasa bahwa karena Bai Luochu sudah menyuarakannya, dia harus berterus terang tentang hal itu. Dia menoleh untuk melihat ekspresi Bai Luochu dan ketika dia tidak melihat sesuatu yang aneh, dia terus berbicara, “Saya mungkin seorang pangeran kekaisaran, tetapi ada banyak hal yang tidak dapat saya kendalikan. Kembali ketika saya membeli Anda dari Bestial Battle Arena, saya ingin menggunakan Anda untuk melakukan pukulan fatal pada Kakak Ketiga saya. Aku tidak tahu kapan, tapi aku mulai jatuh cinta padamu. Mungkin itu selama perjalanan ke Falling Cloud Mountain Range, atau mungkin saat Anda mulai tampil sebagai Tabib Suci Bai. Pada awalnya, saya hanya ingin tahu tentang Anda. Bagaimana seorang gadis dari kediaman jenderal yang terlempar ke Arena Pertempuran Bestial begitu misterius? "

Bai Luochu dapat melihat bahwa Pei Rumo sedang mengenang masa lalu dan dia dengan tenang duduk di samping.

“Setelah itu, saya mulai memperhatikan Anda. Pada akhirnya, saya bahkan tidak menyadari bahwa saya telah jatuh begitu dalam ke dalam lubang kelinci. ” Bai Luochu merasa agak tidak nyaman setelah mendengar pernyataan Pei Rumo. Bagaimanapun, dia menyadari perasaan Pei Rumo tetapi dia telah bertele-tele ketika sampai pada perasaannya terhadapnya. Sekarang dia telah menyatakannya dengan jelas, dia tidak bisa tetap diam. Otaknya mulai bergerak dan dia mencoba memikirkan rencana untuk menghadapi Pei Rumo.

"Jika saya diberi kesempatan lagi, saya tidak akan pernah memilih untuk memanfaatkan Anda."

Bahkan jika saya tidak bisa mendapatkan hati Anda, Anda tidak akan merasa jijik dengan saya.

Tentu saja, Pei Rumo menyimpan pikirannya untuk dirinya sendiri karena dia mungkin akan menakuti Bai Luochu dan mendorongnya menjauh darinya.

Ketika Bai Luochu menyadari bahwa Pei Rumo tidak berbicara lagi, dia berbicara dengan tidak tergesa-gesa, “Di mana orang bisa menemukan obat untuk penyesalan? Jika bukan karena kamu ingin memanfaatkanku, kita bahkan mungkin berteman sekarang. ”

Pei Rumo mengungkapkan senyum pahit.  Teman ya? Sepertinya saya masih berbeda dari Pei Qingfeng. Masa bodo. Sebelum semuanya ditetapkan, tidak ada yang bisa mengklaim sebagai pemenang akhir. Sekarang Luo Chu dibesarkan sebagai teman, sepertinya hubungan kami tidak tegang lagi. Aku hanya akan pelan-pelan… Tidak perlu terburu-buru.

...

Pada saat Lu Wenshu memimpin para prajurit turun, hari sudah larut. Dia tidak membuat mereka segera memulai pencarian. Sebaliknya, dia mengizinkan mereka mendirikan kemah di tepi danau. Dia merasa bahwa mereka harus istirahat malam yang baik untuk melakukan yang terbaik selama pencarian keesokan harinya. 

Ketika tentara mendengar berita itu, mereka langsung lega. Bagaimanapun, mereka telah menggunakan setengah hari untuk menuruni tebing. Bahkan para pembudidaya pun akan merasa lelah, apalagi prajurit yang tidak mengolah roh qi. Sebagai tanggapan, para prajurit mulai berkumpul dalam kelompok berpasangan dan bertiga sebelum duduk untuk beristirahat.

Sudah larut. Aku ingin tahu apakah dia bisa menjaga dirinya sendiri ...  Semakin banyak Lu Wenshu berpikir, semakin dia khawatir.

Pada kilatan cahaya pertama, Bai Luochu bangun dan segera keluar untuk mencari buah-buahan liar. Dia dengan nyaman menangkap kelinci di sepanjang jalan dan bersiap untuk memanggangnya.

Saat dia bersiap membuat rak untuk memanggang kelinci, dia mendengar suara-suara bergerak mendekat dan mendekatinya.

“Tuan Muda Lu, berapa lama lagi kita bisa mencapai daerah di mana Yang Mulia Pertama dan Tabib Suci Bai jatuh? Saudara-saudara kita benar-benar tidak bisa berjalan lagi. ” Orang yang berbicara adalah kapten seratus orang. Lu Wenshu membangunkan semua orang sebelum fajar dan memerintahkan mereka untuk berbaris menuju tempat dimana Bai Luochu jatuh. Sebelum para prajurit bisa beristirahat, mereka sudah berjalan lebih dari sepuluh mil.

Lu Wenshu tidak mengatakan apapun dan terus berjalan. Dalam hati Lu Wenshu, dia merasa bahwa semakin cepat dia berjalan, semakin kecil kemungkinan Bai Luochu dalam bahaya. Karena itu, Lu Wenshu menerobos hutan tanpa mempedulikan apapun di dunia.

Bai Luochu merasa bahwa dengan energi spiritualnya, dia akan dapat mendengar suara-suara dalam jarak delapan mil dari dirinya sendiri. Jika dia mendorongnya, dia akan bisa mendengar suara-suara lebih dari sepuluh mil jauhnya. Menurut perhitungannya, Lu Wenshu dan para prajurit seharusnya tidak terlalu jauh.

"Pei Rumo, bangun." Bai Luochu berbalik dan membangunkan Pei Rumo.

Pei Rumo berangsur-angsur terbangun dan mengira telah terjadi sesuatu. Dia meraih lengan Bai Luochu dan bertanya, “Ada apa? Apa terjadi sesuatu? Apakah kamu terluka? ”

Bai Luochu menggelengkan kepalanya tanpa daya dan berkata, “Saya baik-baik saja. Lu Wenshu seharusnya membawa pasukanmu ke sini untuk mencari kami. Mereka berada sekitar sepuluh mil jauhnya dan jika mereka bepergian dengan cepat, mereka akan dapat menemukan kita dalam satu jam.

Pei Rumo menjadi segar kembali setelah mendengarkan Bai Luochu. Dia segera duduk tegak dan bertanya, “Apakah kamu yakin? Apakah ini benar?"

Bai Luochu mengangguk dengan tegas dan berkata, "Saya yakin."

Sayang sekali Lu Wenshu bepergian jauh lebih cepat dari yang diharapkan. Pada saat Bai Luochu dan Pei Rumo menyelesaikan kelinci itu, dia tiba di depan mereka. 

Ketika Lu Wenshu melihat Bai Luochu menunggunya, dia berjalan cepat dan memeluknya. Seolah-olah dia telah menemukan harta yang tak ternilai, “Ah Chu, akhirnya aku menemukanmu! Apakah kamu tahu betapa takutnya aku? Aku sangat takut kehilanganmu lagi. "

'Ah Chu' Lu Wenshu menyebabkan Bai Luochu jatuh linglung. Dia merasa seolah-olah dia telah kembali ke kehidupan sebelumnya ketika mereka masih saling mencintai.