"Siwon, kau syuting di daerah Myeon-dong ya? Aku kebetulan lewat, apa boleh mampir?"tanya Heechul di seberang telepon. Siwon mengernyitkan dahi. Meski masih di satu kota Seoul namun jarak antara Myeon-dong dan apartemennya sangat jauh. Begitu juga kantor Heechul dengan Myeon-dong. "Ah...aku melihatmu,"teriak Heechul dari seberang. Siwon memutarkan kepala berusaha mencari - cari sosok Heechul. Beruntung dia sedang dalam break time sehingga bisa mengangkat telepon Heechul.
"Kau dimana?"tanya Siwon dengan kepala yang terus berputar mencari sosok Heechul namun tidak berhasil.
"Jangan menoleh kesana. Ini aku di dekat lampu merah,"kata Heechul.
Siwon mencoba mencari tiang lampu merah yang tidak jauh dari dirinya. Akhirnya dia bisa menemukan Heechul yang memakai jaket merah dengan topi beraksen bulu di tepi berdiri di bawah tiang lampu merah tak jauh dari dirinya. Heechul melambai ke arahnya. "Tetaplah disitu, aku akan menghampiri,"kata Siwon lalu menutup teleponnya.
Setelah meminta ijin pergi sebentar, Siwon beranjak mendekati tempat dimana Heechul berdiri. Wajah Heechul terlihat cerah seperti biasanya. Rambutnya yang hitan legam terurai bebas membuat dia semakin terlihat cantik di mata Siwon. Senyum Heechul merekah ketika melihat Siwon mendekat. Banyak pasang mata memandang ke arah mereka, karena syuting memang sedang dilakukan di tempat terbuka. Banyak fans Siwon yang menyapa Siwon dalam perjalanannya menuju Heechul. Tapi tentu saja tak seorang pub dari mereka yang mengerti hubungan keduanya. Siwon yang dipuja, Siwon yang digilai wanita, berpasangan dengan manusia yang sama seperti dirinya.
Siwon menjabat tangan Heechul ketika mereka sudah dekat. Layaknya seorang teman. Heechul tersenyum kecut. Yeah, dia tidak boleh menunjukkan siapa dirinya kan? Meski dia adalah orang yang paling berhak atas Siwon dibanding manusia di seluruh muka bumi ini. "Apa sudah waktunya istirahat?"tanya Heechul begitu jarak mereka sudah dekat. Siwon mengangguk dan tersenyum lebar.
"Kita ke kedai kopi saja,"kata Siwon menunjuk salah satu deret toko di belakang punggung Heechul. Mereka berjalan beriringan menuju sebuah kedai kopi bergaya amerika. Siwon mengitarkan pandangan dan memilih kursi kosong di pojok ruangan jauh dari jendela. Heechul duduk di sofa depannya. Seorang pramusaji pria menghampiri meja mereka dan menyapa dengan ramah.
"Kau pesan apa?"tanya Siwon sambil membuka buku menu yang diberikan pramusaji.
"Uuummmm....aku...teh hangat saja. Dengan lemon,"kata Heechul. "Jangan terlalu manis,"katanya lagi.
"Kau tidak makan? Disini ada spagheti....atau...pizza?? Lasagna....,"
"Tidak. Aku teh saja,"
"Baiklah,"gumam Siwon. "Teh lemon dengan sedikit gula satu...aku kopi hitam saja..satu...lalu....spaghetti satu. Itu dulu saja,"kata Siwon. "Yakin tidak mau makan?"tanya Siwon. Heechul menggeleng. Matanya berputar mengamati keadaan kedai.
"Sebenarnya aku membawa bekal,"kata Heechul lirih. Matanya masih mengitari ruangan. "Fans mu banyak sekali,"gumam Heechul. "Harusnya aku tidak mampir ya,"
Siwon tertawa kecil mendengar gumaman Heechul. Muka Heechul yang sama sekali tanpa senyum terlihat seperti anak kecil di matanya. "Buka bekalmu,"kata Siwon.
"Apa?"
"Buka bekalmu. Kenapa bawa bekal segala?"tanya Siwon.
"Apa tidak apa - apa membawa makanan disini?"
"Buka saja,"desak Siwon.
Heechul membuka tas ranselnya dan mengeluarkan kotak makan merah lalu meletakkannya di atas meja. Secepat kilat Siwon membukanya. Hanya beberapa kepal nasi putih yang dibalut dengan daun rumput laut.
"Nasi putih saja?"tanya Siwon heran tanpa mengangkat pandangannya dari kotak bekal Heechul.
Heechul menarik kembali kotak makannya. "Ini nasi kepal,"kata Heechul. Dia mngambil satu buah nasi kepal dn menggigitnya separuh. "Aku mengisinya dengan tumisan tuna dan selada,"katanya sambil menunjukkan bagian tengah nasi kepal yang digigitnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/31072446-288-k905835.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
meet him among them
FanficSiwon adalah seorang aktor Korea terkenal dan juga pewaris kerajaan bisnis orang tuanya. Heechul adalah seorang penulis Italia yang baru saja menyelesaiakan masa studynya. Mereka dipaksa untuk menjalani pernikahan selama 2 tahun dibawah pengawasan p...