cross the land

1.5K 112 13
                                    

Pernikahan dilaksanakan secara rahasia. Mereka hanya mencatatkan pernikahan secara sipil tanpa menghadirkan pendeta sesuai dengan kepercayaan keluarga Choi. Petugas pencatat pernikahan diundang dengan menghadirkan beberapa saksi termasuk juga dari pengadilan. Keluarga dari kedua mempelai hadir, tak terkecuali ayah Siwon. Wajahnya terlihat kaku tanpa sedikitpun senyum di wajahnya. Dia masih belum bisa menerima putra satu - satunya dan kebanggaannya menikah dengan seorang pria. Dia masih belum bisa menerima kekalahannya melawan hukum untuk meloloskan anak yang dicintainya dari jerat hukum Italia. Dia masih belum bisa menerima rasa malu yang mungkin akan dia tanggung ketika suatu saat kabar ini akan sampai ke koleganya. Sementara baik Heejin ataupun Nyonya Choi tidak berhenti menyusut air mata yang tidak berhenti mengalir dari kedua matanya. Bagi mereka pernikahan adalah pernikahan. Entah itu hanya dicatatkan di catatan negara ataupun dihadapan Tuhan. Pernikahan akan merubah suatu hubungan tanpa hak menjadi berhak atas satu dengan yang lainnya. Meskipun mereka tahu bahwa bukan pernikahan seperti inilah yang diinginkan kedua orang yang disayangi mereka.

Tempat pernikahan diadakan di Castellucio, sebuah desa kecil di Umbria yang tidak memiliki banyak penduduk. Sebuah mansion di sewakan oleh Maria, teman karib Jiwon sebagai tempat melangsungkan pernikahan. Ruangan pun tidak di dekor secara mewah layaknya untuk sebuah pesta pernikahan. Hanya beberapa mawar putih dan krisan kuning menghiasi sudut ruangan dengan tirai sederhana yang menjuntai sekaligus untuk menghindari pandangan dari luar. Meja disusun layaknya seorang dosen penguji yang akan menguji thesis mahasiswanya dan dengan beberapa kursi yang tersusun rapi di belakangnya di ruangan hall. Sementara di ruang tengah di sulap menjadi ruang resepsi kecil keluarga.

Ini memang bukan pernikahan yang diinginkan oleh kedua keluarga ataupun kedua mempelai. Namun Nyonya Choi melakukan persiapannya dengan sebaik mungkin. Dia memilihkan pakaian yang akan dipakai oleh keduanya. Bukan yang terbaik memang, karena dia harus menyiapkan semuanya dalam waktu yang singkat dan juga dengan hati dan pikiran yang kacau. Tapi pakaian itu terlihat pas dan serasi dipakai oleh keduanya. Heechul mengenakan suit hitam dengan kemeja putih dengan dasi kupu kupu melingkar cantik di kemejanya. Rambut hitamnya tersisir rapi dan disematkan di telinganya memperlihatkan wajahnya yang terkesan cantik semakin jelas. Sementara Siwon mengenakan setelan jas berwarna senada dasi terlihat begitu menawan meskipun tidak pernah satu senyumpun tampak diwajahnya.

Maria tersenyum tenang duduk di hadapan kedua calon mempelai. Rambut ikal coklatnya dia ikat rapi ke belakang. Mengenakan pakaian resmi serba hitam dia terlihat seperti eksekutor kematian. "Tuan Choi dan Tuan Kim..hari ini kita akan melaksanakan pernikahan anda berdua secara sipil. Saya adalah wakil dari pengadilan dan bertindak sebagai saksi. Perlu anda ketahui bahwa pernikahan ini legal secara hukum. Bersifat mengikat tanpa ada perbedaan dengan pernikahan pada umumnya. Perlu anda berdua ketahui juga bahwa pernikahan anda akan dalam pengawasan kami selama dua tahun kedepan. Kami akan menugaskan petugas kami untuk melakukan kunjungan rutin ke rumah anda setiap bulannya baik untuk memberikan konseling ataupun melakukakan pengecekan terhadap pernikahan ini. Kami mohon untuk kerja samanya diwaktu yang akan datang,"kata Maria pelan namun terdengar seperti ancaman bagi keduanya.

Siwon menarik napasnya pelan. "Kami dengan senang hati menerima anda di rumah kami,"katanya singkat.

"Terimakasih. Kita bisa memulai upacara pernikahannya sekarang,"kata Maria lalu bangkit dari duduknya dan digantikan dengan seorang lelaki dengan pakaian petugas sipil berwarna khaki dengan map bertumpuk ditangannya.

"Selamat pagi kepada semua yang telah hadir di...tempat ini untuk menyaksikan Tn Siwon Choi dan Tn Heechul Kim untuk mengikatkan janji secara hukum dalam bentuk suatu pernikahan. Saya Paolo Leonardo. Nona Maria telah berbicara kepada saya sebelumnya tentang pernikahan ini, dan saya perlu menegaskan bahwa tidak ada perbedaan apapun antara pernikahan ini dengan pernikahan pada umumnya. Apa yang bisa dituntutkan oleh pasangan pada umumnya juga bisa dituntutkan oleh pasangan pada pernikahan ini. Apa yang dijanjikan oleh pasangan pernikahan pada umumnya untuk setia satu sama lain, bersedia menemani dalam suka dan duka, bersedia untuk saling menjaga juga harus dijanjikan oleh pasangan pernikahan ini,"kata petugas pencatat pernikahan itu. "Saya juga seorang pendeta,"kata petugas itu kemudian. Dia melepaskan kancing atas kemeja khakinya dan menunjukkan pakaian seragam pendetanya dari balik kemeja khakinya. "Percayalah, Tuhan tidak melihat siapa pasanganmu, tapi dia melihat seberapa tulus kamu mencintai dan menjaga pasanganmu,"senyum kasih sayang terukir di wajahnya yang bijak ketika pendeta Paolo mengatakannya dan memandang satu persatu wajah yang hadir di sana. "Saya akan memulai membacakan pasal pernikahan...,"

meet him among themTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang