Start

1.8K 114 23
                                        

Sinar matahari membuat Heechul terjaga dari dari tidurnya, padahal baru 30 menit yang lalu akhirnya dia bisa jatuh dalam tidur lelapnya. Pelan dia membuka matanya. Heechul menggerakkan kepalanya menyamping membelakangi sinar matahari yang menyinari wajahnya. Heechul meraba bibirnya. Wajahnya terasa menghangat mengingat kejadian semalam. Siwon menciumnya seperti di mimpinya. Atau jangan – jangan itu memang mimpinya sajakah? Kadang dia memang tidak bisa membedakan antara kejadian nyata dan mimpi yang terjadi di masa lalu. Namun apakah itu daya ingatnya sudah benar – benar menurun hingga dia lupa kejadian yang terjadi semalam. Heechul menarik selimutnya hingga menutupi wajah. Itu adalah ciuman pertamanya dengan Siwon. Terasa manis. Apa semua ciuman memang begitu rasanya? Tapi rasanya tidak karena dia pernah berciuman ketika dia masih duduk di semestaer awal kuliah. Dengan pacar wanita pertamanya. Dia tidak ingat betul bagaimana rasanya, karena dia tidak terlalu menginginkannya saat itu. Tapi yang semalam, meski terasa rikuh, ciuman itu terasa manis, dan mampu membuatnya terjaga semalaman. Seperti mimpinya, Siwon menciumnya. Dan seperti mimpinya juga, dia tidak mampu menolaknya.

Siwon. Heechul seketika bangkit dari posisi tidurnya dan dengan pelan mengendap – endap menggeser pintu kamarnya. Siwon tertidur dengan nyenyak di suang tamunya. Berbantal alas duduk dan berselimut kain penutup meja dia masih terlihat dalam tidur lelapnya. Heechul menghela napasnya pelan dan kembali menutup pintunya. Dia kembali menggulung diri dengan selimutnya. Jantungnya berdegup kencang hanya dengan melihat Siwon yang tertidur di ruang tamunya. Pikirannya kini sudah dipenuhi dengan skenerio apa yang harus dia pakai saat nanti dia bertatap muka dengan Siwon yang terjaga? Karena tidak mungkin baginya untuk tetap sembunyi di kamarnya menunggu hingga Siwon kembali ke kamar apartemennya. Apalagi, kini Siwon sengaja tinggal menjadi tetangganya sejak kemarin. Apa yang membuat Siwon berubah seperti itu? apakah udara Beijing telah mengkontaminasi pikirannya. Dan Heechul tidak tahu apakah dia harus senang ataukah tidak.

“Tulilit..,”heechul membuka selimutnya. Ponselnya berbunyi. Dengan susah payah dia meraih ponselnya karena selimutnya membelit tubuhnya terlalu ketat. Jiwon. Pas sekali, dia ingin memarahi anak ini, karena pasti dia satu – satunya yang memberitahu Siwon keberadaan apartemennya. Adik dan kakak sama saja.

“Hallo, Jiwon-ah,”sapa Heechul dengan suara yang masih manis meski dia tak sabar ingin berteriak kepadanya.

“Oppa, kau di rumah?”tanya Jiwon.

Heechul mengerutkan dahinya. “Tentu saja aku masih dirumah. Kenapa Jiwon?”

“Aku ada dibawah, aku bawakan sarapan. Aku naik ke atas ya,”tanpa menunggu jawaban Heechul, Jiwon menutup ponselnya. Heechul menghela napas pelan. Adik dan kakaknya sama saja. Siwon. Dia msaih tertidur pulas di ruang tamunya. Secepat kilat Heechul bangkit dan membuka pintu kamarnya dengan kasar. Siwon sama sekali tak terganggu dan justru semakin mempernyenyak posisi tidurnya.

“Siwon...Siwon bangun pindah ke kamar. Jiwon ke sini,”kata Heechul mengguncang bahu Siwon dengan keras. “Siwon, pindah ke kamar segera,”kata Heechul. tangannya mulai menarik paksa Siwon yang mulai membuka matanya sedikit.

“Apa?”tanya Siwon dengan suara malas. Separuh lebih kesadarannya belum kembali dan Heechul sudah menarik lengannya untuk bangun.

“Pindah ke kamar sekarang. Dan jangan berisik,”tarik Heechul. dengan malas dan langkah gontai Siwon bergerak ke kamar heechul. bertepatan dengan rubuhnya tubuh Siwon di futon Heechul, terdengar suara bel pintu kamarnya berbunyi. Heechul merapikan sedikit rambutnya dan berjalan keluar untuk membukakan pintu tanpa lupa menutup pintu kamarnya.

“Jiwon,”sapa Heechul dengan memasang wajah sumringah.

“Oppa. Kau baru bangun tidur? Apa aku mengganggu tidur pagimu??”Jiwon masuk dengan membawa tas kertas berwarna coklat dan dua gelas coklat hangat.

meet him among themTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang