Blue Berry 1

1 1 0
                                    

Suasana bilik pejabat itu sangat dingin dan sunyi . Alice berasa sangat gentar . Apatah lagi , Andre tidak habis habis merenung dirinya sedari tadi .

" Andre ... Alice ... mengandungkan anak Andre . " Wajahnya ditundukkan dari pandangan Andre yang menyinga dihadapannya .

BUM

Tiba tiba , Andrea menumbuk meja kerjanya . Wajahnya merah padam menahan amarah .

" Eh betina ?! Kau dah main dengan jantan lain , apa hal kau datang sini mengaku anak haram tu anak aku ? Heh , aku guna kau 2 kali je ! Kau jangan nak cari pasal dengan aku ! . " Bergema suara jerkahannya di dalam pejabat itu .

Menitis air matanya apabila lelaki yang dicintainya tidak mengaku akan kehadiran benih di dalam perutnya yang kini berusia 2 bulan . Perang dingin mereka semakin teruk sejak sebulan yang lalu . Entah mengapa , tiba tiba Andre datang ke rumahnya dan mengamuk . Mengatakan dirinya curang , bermain dengan jantan lain .

" Andre ... sumpah Alice tak pernah curang dengan lelaki lain . Ini memang anak Andre . Alice sayangkan Andre . Alice sanggup buat apa sahaja untuk buktikan yang Alice memang setia dengan Andre . " Teresak esak dia menangis dihadapan kekasih hatinya .

Wajahnya berganti dengan wajah sinis . Pandangan yang dilemparkan ke arah Alice seolah olah pandangan jijik .

" Betul kau sanggup apa je ? "

Laju Alice menganggukkan wajahnya . Air matanya dikesat . Hatinya berbunga kerana memikirkan yang Andre akan memaafkan dirinya walaupun tidak diketahui apa kesalahannya .

Andre menganggukkan wajahnya .

" Baiklah , aku nak kau gugurkan anak haram tu ".

Tiba tiba , petir menyambar dilangit . Cuaca yang mendung , mula menurunkan hujan . Seakan akan faham dengan perasaan Alice kini . Hampir sahaja Alice terduduk mendengar kata kata yang diucapkan oleh kekasihnya .

Alice kembali menangis . Kali ini , dia tidak mengeluarkan apa apa bunyi . Menangis dalam diam .

Andre senyum sinis . Tahu wanita dihadapannya sanggup buat apa sahaja demi dirinya . Mungkin , selepas wanita itu menggugurkan anak haram itu , dia akan menyeksa wanita itu . Seperti mana wanita itu menyakitkan hatinya .

Malangnya , kini Alice tekad . Dia akan mempertahankan hak buat diri mereka . Dia dan anaknya .

" Aku ... atau anak haram tu ? "

Alice mendongakkan wajahnya dengan yakin . Tanpa mengesatkan air matanya , dia tersenyum pasrah .

" Alice akan pertahankan anak kita "

Hilang senyuman sinis diwajah Andre . Kini , wajahnya kembali menyinga .

" Eh betina tak guna ! Apasal kau sibuk nak pertahankan anak haram tu ?! Kau berambus dari pejabat aku SEKARANG !!! "

Barang diatas mejanya dilemparkan kearah wanita itu .

Alice mengundurkan dirinya , elak daripada terkena barangan yang berbahaya . Dia memusingkan tubuhnya , lalu keluar dari pejabat Andre .

Selama setahun mereka hidup bersama , kini telah berakhir . Dia tidak akan merayu lagi kepada lelaki itu seperti mana dia merayu sebelum ini . Demi dirinya dan anaknya yang bakal melihat dunia .

Dia membiarkan dirinya basah ditimpa hujan , sebelum menahan sebuah teksi .

" Puan , puan tak apa apa ? " soal pemandu itu sejurus Alice masuk ke dalam teksi itu .

Alice hanya mampu tersenyum tawar .

" Saya okie . Pak cik tolong hantar ke alamat ni ya ? "

Seketika , dia termenung . Mengingati kembali kenangan mereka bersama . Saat kali pertama dia menyapa lelaki itu . Semuanya bermula ketika mereka belajar di universiti yang sama .

BLUE BERRYWhere stories live. Discover now