Amelia melangkah dengan tenang menuju pintu masuk salah satu night club langganannya. Melewati penjaga tanpa perlu menunjukkan identitasnya lagi.
Jumat malam adalah waktu terbaik untuk mengunjungi tempat ini.
Banyak orang yang akan melepaskan penat setelah seminggu bekerja. Berbeda dengan Amelia yang justru akan bekerja.
Berdiri di tepi kerumunan mengamati lautan manusia sembari menilai penampilan mereka dengan segelas alkohol di tangan.
Amelia menjatuhkan pilihannya pada pria bersetelan jas dengan rambut acak-acakan. Jam tangan Rolex memberitahu Amelia status sosial pria tersebut.
Dia mendekati pria yang duduk di hadapan bartender itu. Mengusapkan tangannya pada punggung pria itu untuk menarik perhatian.
"Sepertinya kamu menghadapi hari yang berat." Ucap Amelia setelah memastikan pandangan mereka bertemu. Amelia mencondongkan dirinya ke telinga pria itu.
"Ingin teman untuk bercerita?" Bisik Amelia diakhiri senyuman menggoda.
****
⚠️Mengandung adegan yang berhubungan dengan minuman keras, jangan dibaca jika tidak nyaman.****
"Who is your name?" Tanya pria di hadapan Amelia.
Mereka kini berada di dalam salah satu VIP privat room di night club ini.
"Amelia. And you?"
"You can call me Jo."
"Hmmm... Jo." Amelia bergumam dengan cara yang terdengar sexy tentunya.
Jo duduk di tengah sofa panjang. Dia memberi isyarat melalui tangannya pada Amelia yang masih berdiri di dekat pintu untuk mendekat.
"Duduklah, Amelia."
Menuruti perkataan teman kencannya, Amelia memilih duduk di hadapannya Jo. Mereka dipisahkan sebuah meja kecil. Di atasnya sudah tersedia botol minuman yang entah apa jenisnya.
"No! Duduklah di sini." Sela Jo sambil menepuk ruang kosong di sebelah tempanya duduk.
Amelia menurut saja.
Jo menuangkan minuman ke dalam dua gelas. Menyodorkan salah satu gelas minuman itu kepada Amelia.
"Untuk pertemuan kita." Jo mengajak Amelia untuk bersulang. Mereka saling mendekatkan gelas hingga terdengar bunyi gelas yang bertemu.
Amelia meneguk minuman dalam gelas tersebut hingga tandas. Membuat senyum mengembang di bibir Jo.
"Sepertinya kamu peminum yang baik."
"Yeah, cukup baik untuk kebanyakan perempuan, tetapi aku pasti cukup buruk jika dibandingkan denganmu, Jo."
Salah satu hal yang Amelia pelajari adalah lelaki memerlukan pujian untuk melambungkan egonya.
"Hahaha... Benarkah?" Tawa Jo mengudara. Membuat senyum Amelia ikut mengembang. Dia merasa berhasil mengubah susasana hati Jo yang tadinya tampak muram.
Jo meletakkan gelasnya ke meja.
"Mari kita lihat." Jo meraih botoh minuman yang ada di meja.
Sialan, apa dia akan membuatku terkapar mabuk? Maki Amelia yang sudah kehilangan senyum kemenangannya.
Dengan ragu-ragu, Amelia membuka mulutnya. Pasrah meneguk minuman dengan bantuan Jo.
Amelia pikir, Jo akan menyodorkan minuman secara berkala. Seteguk demi seteguk. Di luar bayangannya, Jo menahan botol itu tetap di mulut Amelia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amelia [21+]
RomanceIf 50 men call one women a 'hoe', you'll believe it. But if 50 women call one man rapist, you find it questionable- Amber Rose. **** **** **** Amelia mengerang, terbangun dari tidurnya. Dengan badan masih terbaring di ranjang, dia mencoba mengingat...