1 of 12

152 8 6
                                    

Terkadang Jason berfikir apa yang akan terjadi jika Batman adalah orang yang tewas di rumah kosong itu tempat dimana Joker menyiksanya. Jason benci Bruce dan itu sudah terlihat jelas dari setiap aksinya. Wajah malu dan sedih yang selalu diberikan oleh Bruce kepada Jason sama sekali tidak membantu. Begitu pula keberadaan Pengganti dirinya rasanya seperti tamparan di wajah Jason. Jason tidak butuh rasa kasihan dari Bruce, dirinya hanya butuh balas dendam pada orang yang telah membuatnya melalui neraka. Beberapa orang akan bilang ini efek Lazarus Pit dan Jason tidak percaya, dirinya yakin bahwa itulah yang sebenarnya dia inginkan.

Mereka berdua melalui banyak hal hingga akhirnya Jason mau berjanji kepada Bruce untuk tidak membunuh lagi dan mengganti senapannya dengan senapan berisi peluru karet. Jason berfikir ini semua lucu dan terkadang merasa seperti anak kecil yang mengenakan kostum dan bermain senapan karet. Meski hubungan mereka sudah membaik tetap saja tak banyak kata yang terucap baik dari Bruce untuk Jason maupun dari Jason untuk Bruce.

Malam ini malam yang panjang karena nasib sial Jason yang terkena ramuan dari Scarecrow. Rasanya benar-benar buruk, karena sepertinya penjahat elite itu membuat ramuan barunya. Jason tak tau apa yang dirinya halusinasikan saat itu.

Kejadian itu sekitar tiga jam yang lalu, sekarang Jason sudah tersadar sambil menatap langit-langit gua. Lama sekali rasanya dia tidak di ruang medis yang menjadi satu dengan ruangan operasi Bats dan Birds. Biasanya Jason tidak akan jujur pada lukanya dan kembali ke apartemennya dengan cepat untuk merawat luka tersebut secara mandiri.

"Hai, Jason bagaimana keadaanmu?" Suara seseorang datang dari pintu masuk ruangan. Tanpa melihatnya pun Jason sudah mengetahui pemilik suara itu–si anak emas–Dick. Dari berbagai aspek Jason merasa iri pada Dick, tapi hanya kakaknya yang masih dirinya hormati dan setujui perkataannya.

Jason benci Dick, hari ini bukanlah tugasnya untuk berpatroli tapi karena Richard Dick Grayson minta tolong sambil merengek di telepon, maka Jason pun datang.

"Hmm, baik saja"

"Tidak terlihat seperti itu olehku" Memang benar apa yang dikatakan Dick, Jason masih merasa sedikit pusing dan tidak mau mengakuinya.

"Apa mau mu Dick?" Tanya Jason yang sudah merasa terganggu.

"Kau mungkin ingin menemui Bruce setelah ini, dia mendapatkan tendangan yang cukup keras darimu"

"Aku tidak ingin dan tidak berminat" Jason masih dengan pembawaannya yang dingin menjawab dengan nada datar. Atau itu lah yang Jason harap keluar dari mulutnya, bukan yang sedikit bergelombang di akhir kalimat.

Dick tahu tapi tetap diam "Ayolah Jay dia yang menemukanmu tergeletak di–" Jason memotong pembicaraan Dick dan menatapnya tajam saat panggilan Jay keluar dari mulutnya.

"Tinggalkan aku sendiri, Dick!" Warna mata Jason menyala hijau untuk beberapa detik.

Dick langsung mengangkat kedua tangannya dan dengan perlahan berjalan mundur menjauhi Jason. "Baiklah"

"Jason" ujarnya lagi sebelum meninggalkan ruangan "aku senang kau kembali" Dick menghilang di balik pintu dan Jason merasa sendiri lagi. Jason kembali menatap langit-langit dan memikirkan dirinya yang selalu ditinggalkan sebelum akhirnya rasa kantuk kembali mendominasi.

Pagi harinya saat Dick kembali untuk keduakalinya ke ruangan medis membawa air minum, Jason sudah menghilang. Motornya yang terparkir pun sudah tidak ada jejaknya, itu artinya Jason pergi pulang ke apartemennya.

Dick menatap kasur kosong itu dengan sebal dan meminum sendiri segelas air yang dibawanya. Mungkin lain kali aku harus sering-sering mengucapkan selamat tinggal sebelum hilang orang itu, pikirnya miris.

Helena W: Light after DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang