"(Name)?"
"Hee, Shirabu?", (Name) membulatkan matanya tidak percaya.
"Nii - chan kenal Nee - chan?", Chika berbinar.
"Iyaa, Nii - chan kenal, lama tak jumpa (Name)", Shirabu tersenyum.
"La-lama tak jumpa", (Name) sedikit memerah.
'kyaa, shirabu tersenyum'
Fujime dan Chika memegang tangan (Name).
"Nee - chan, ayo ikut kekamar ku", ucap Chika.
"Tidah, Nee - chan milik ku", Fujime menjauhkan (Name) dari Chika.
"Haha, sudah Nee - chan akan pergi ke kama-"
"Nee - chan aku sita", Shirabu menarik (Name) kedalam dekapannya, (Name) merasakan detak jantung Shirabu, serta aroma badan Shirabu yang sangat wangi.
"Hee Nii - chan curang", ucap mereka berdua.
"Mandi lalu ganti baju, baru aku kembalikan Nee - chan kalian", ucap Shirabu. Saat memeluk (Name), ia mencium aroma rambut (Name) yang berbau bunga mawar, dan juga sedikit memerah.
"Aku duluan", Fujime berlari.
"Fujime curaaang", Chika ikut menyusul Fujime.
"Hahh mereka, maaf kan aku- eeh (Name)!!!"
(Name) sangat memerah, dia menutup wajahnya dengan tas sandangnya. Dia mencoba menatap Shirabu normal tapi didalam hatinya sudah jedag jedug, tentu saja (Name) masih memerah, 'sangat'.
"Ti-tidak apa apa, Shirabu", (Name) tersenyum.
Senyuman (Name) mampu membuat Shirabu memerah. Keheningan terjadi selama beberapa menit sampai ibunya Shirabu datang.
"Kenjiro ibu pulang, eeh kau gadis waktu itu kan, senang bertemu dengan mu uwaa diliat dari dekat kau sangat cantik", Ibu Shirabu memegang erat tangan (Name), dia sangat senang bertemu dengan (Name).
"Uwoo, nyonya? Senang bertemu dengan mu, baju mu juga sangat cantik", (Name) menatap baju Ibu Shirabu berbinar.
"Aa biasa saja, ngomong ngomong sedang apa kau disini, kenalkan aku Anne ibunya Kenjiro", Ibu Shirabu memperkenalkan dirinya.
"Aku (Fullname) nyonya Anne, panggil saja (Name). Aah itu aku mengantarkan Chika dan Fujime, aku sensei mereka", (Name) tersenyum.
"Uwaa, kau guru mereka yaa. Belakangan ini mereka sangat senang belajar dengan mu, mereka sering menceritakan tentang dirimu, (Name)", Ibu Shirabu tersenyum.
"Ngomong - ngomong jangan panggil aku Nyonya, panggil saja Okasan dan juga masuklah (Name), kita akan malam bersama", Ibu Shirabu membawa barang belanjaan nya menuju dapur.
"O-okasan, uwaa aku tidak bisa", (Name) bergumam sendiri sambil menutup wajahnya menggunakan tangan, ia melupakan Shirabu yang masih setia berada dibelakang (Name)."Kenapa tidak bisa? Okasan sangat senang bertemu dengan mu, (Name)", Shirabu mengambil tangan (Name) dan melihat wajah (Name) yang memerah.
"Shi-shirabu kun, aku tidak bisa", (Name) menatap Shirabu dengan wajah yang masih memerah.
"Kenapa? Dia ibu mu sekarang, dan juga panggil aku Kenjiro, dirumah ini semuanya menggunakan marga Shirabu", Sirabu menggambil tangan (Name) dan menariknya lembut.
"Aku tidak berani, Kenjiro. Apalagi memanggil ibu mu dengan sebutan Okasan", tangan (Name) masih dipegang oleh Shirabu, tanpa sadar ia menyebutkan nama kecil Shirabu.
Meski Shirabu yang menyuruhnya, dia tetap memerah saat (Name) menyebut nama kecilnya.
"Cobalah untuk terbiasa (Name)", Shirabu terhenti dan menatap (Name) dengan senyuman.
"Ba-baiklah", (Name) membalas senyumannya.
Mereka saling bertatapan selama lima menit, tanpa sadar Chika dan Fujime menyaksikan hal tersebut.
"Nii - chan, apakah kau pacarnya Nee - chan", tanya Chika.
"Ti-tidaa-"
"Jika tidak, maka Nii - chan tidak akan menggengam tangan Nee - chan kan", Fujime menarik tangan (Name) yang disentuh oleh Shirabu dan menggengamnya erat.
"Nee - chan itu mili ku, tidak boleh ada yang merebutnya", Fujime memeluk (Name) erat.
"Tidak benar, Nee - chan itu milik ku", Chika menggembungkan pipinya,
kyaa, kawaiiii
"Hai kalian, (Name) chan itu punya okasan, titik", teriakan Okasan membuat mereka semua terdiam, tak lama (Name) tertawa.
"Aku milik kalian semua, maka dari itu jangan rebutan yaa", (Name) terkekeh. Shirabu, Fujime dan Chika merona dibuatnya.
"Hahh, ayo semua duduklah, makan malam sudah siap", Okasan duduk dikursinya. Mereka semua masuk kedalam ruang makan.
"Ittadakimasu", (Name) memakan sushi yang dibuat Okasan.
"Enaaak, okasan", (Name) tersenyum dan kembali memakan sushi nya.
"Nee - chan buka mulut mu", pinta Chika.
"Aaaaa", (Name) membuka mulutnya.
Chika menyuapi (Name) dengan sushi miliknya, dan (Name) juga menyuapi Chika."Nee - chan", panggil Fujime.
"Iyaa Fujime?", (Name) menatap keraha Fujime.
"Aku juga ingin menyuapi mu, ini sushi yang kubuat sendiri, buka mulut mu, Nee - chan", tangan Fujime sudah memegang sumpit yang mengapit sebuah sushi dengan mata berbinar, (Name) membuka mulutnya dan memakan sushi buatan Fujime.
"Uwaa, enaak, Fujime pintar sekali yaa", (Name) mengelus rambut Fujime.
"Jika Nee - chan suka, akan kubuatkan bento besok", Fujime berbinar dan sedikit memerah.
"Nee - chan sangat menantinya", (Name) tersenyum.
"Okasan mau juga, (Name) liat okasan", okasan.
"Iyaa oka- mpph?!", (Name) terkejut, okasan menyuapi sushi kemulut (Name) tanpa aba aba.
"Enak kan (Name)?", tatap okasan berbinar.
"Okasan, (Name) bisa tersedak", Shirabu mendatangi (Name), dia membersihkan mulut (Name) dan memberi (Name) minum.
"Ke-kenjiro", (Name) merona saat wajah Shirabu sangat dekat dengan wajahnya.
"Terlalu dekat", (Name) mengalihkan pandangannya.
"Nii - chan", panggil Chika dan Fujime.
"Iyaa?", Shirabu kembali duduk dikursinya dan kembali memakan sushi nya.
"Nii - chan....."
"Apa Nii - chan menyukai Nee - chan?"
continue
10 - 03 / 21
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚂𝚑𝚒𝚛𝚊𝚋𝚞 𝙺𝚎𝚗𝚓𝚒𝚛𝚘 '𝙸 𝙻𝚘𝚟𝚎 𝚈𝚘𝚞, 𝚂𝚎𝚗𝚜𝚎𝚒'
Romance(𝙽𝚊𝚖𝚎) 𝚋𝚎𝚛𝚝𝚎𝚖𝚞 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚒 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚛𝚒𝚗𝚢𝚊, 𝚜𝚎𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚔𝚒𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚒𝚖𝚙𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗. 𝙷𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚓𝚊, 𝚊𝚙𝚊𝚔𝚊𝚑 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚔𝚊𝚗 𝙷𝙰𝙻 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚊𝚖𝚊? ༶•┈┈⛧┈♛ 𝓔𝓷�...