aku gaboong, siap-siap geli ya soalnya ini chapter isinya terlalu cheesy.. dapat menyebabkan merinding di sekujur tubuh, efek sampingnya anda akan merasa seperti ingin melempar barang-barang di sekitar. terutama bagi kaum jomblo.. okay stop it's too over i'm sorry. anw happy reading dears!
••┈┈⛧┈♛ ♛┈☾┈┈••
Pagi ini, suasana kota Seoul seakan turut mendukung keadaan kedua hati insani itu. Warna biru cerah terarsir indah pada langit yang bercampur dengan awan putih layaknya sketsa langit apik pada secarik canvas polos. Tak lupa sorot matahari seakan ikut mendamaikan pagi ini. Sorotnya menghangati penduduk bumi beserta isinya. Damai, tentram, dua kata yang mungkin cukup mendeskripsikan bagaimana suasana pagi ini.
Queen melakukan kegiatan rutin pagi seperti biasa. Bangun tidur, mandi, mempersiapkan dirinya untuk menghadapi hari ini, lalu beranjak ke dapur untuk membuat sarapan untuknya. Mungkin kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari, namun bagi dirinya pagi ini sangat berbeda karena kehadiran lelaki itu sejak malam hari.
Ya, Renjun benar-benar menepati janjinya kemarin malam. Lelaki itu sungguh tak melakukan hal yang aneh pada Queen. Selepas Queen berbagi cerita sendu hidupnya, ia terlelap dalam sandaran Renjun. Tentu saja dalam posisi duduk, sehingga Renjun merasakan bahu dan lehernya pegal.
Selepas itu, Renjun menidurkan wanita itu pada tempat tidurnya, tentu saja perlahan agar tidak mengusik tidur nyenyak sang ratu. Lalu, lelaki itu tertidur di sofa ruang tengah. Sebab kamar di apartment Queen hanya ada satu. Satu kamar lainnya ia gunakan sebagai ruang rahasia, katanya. Renjun memang lelaki baik. Benar-benar menghilangkan ke-overthinking-an Queen.
Wanita itu baru saja selesai mandi, ia tengah mengeringkan rambutnya yang baru saja selesai keramas. Dan entah mengapa semenjak terbangun dari tidurnya hingga saat ini, Queen merasa mood nya sangat baik. Apalagi mengingat kehadiran Renjun yang kini tengah terlelap pulas di sofa ruang tengah. Ahiya, bahkan Queen belum melihat lelaki itu dari sejak terbangun.
"Apa Renjun pulang?" gumamnya.
Namun tidak mungkin, sebab kemarin terlalu larut untuk pulang. Dan jika Renjun pulang pagi, sepertinya tidak mungkin pula. Sebab mana mungkin seorang lelaki bangun sepagi ini. Masih pukul 7 bahkan.
"Tapi aku juga belum lihat ruang tengah sih sedari tadi bangun.." batinnya lagi.
Selepas selesai dengan kegiatan mengeringkan rambut, Queen mematikan hairdryer nya. Wanita itu dengan semangat beranjak keluar kamarnya, menuju dapur untuk membuat dua porsi sarapan. Sekalian saja melewati ruang tengah, ia penasaran dengan kondisi Renjun pagi ini.
Benar saja, Queen melihat sosok disana. Sosok Renjun maksudnya, bukan makhluk ghaib. Lelaki itu tengah tertidur pulas diatas sofa berukuran lumayan besar dengan balutan selimut yang sedikit turun. Melihat itu dari jauh, membuat Queen ingin menghampirinya lebih dekat.
Ah sungguh, pemandangan terindah pagi ini adalah ketika Queen melihat wajah rupawan Renjun yang sedang tertidur. Bagaimana bisa hanya tertidur lelaki itu terlihat sangat tampan dan aktraktif dimatanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Patient | Huang Renjun ✔
Fanfiction"Hah? Pasienku itu biasku sendiri? Mustahil!" Joveline Queen, sosok Psikolog rupawan yang merantau di Negeri Ginseng. Baginya, Huang Renjun adalah seorang idol sekaligus pasien yang paling menyebalkan. Sementara bagi Renjun, Queen adalah sesosok wa...