Belajar dari bulu ketek,
walaupun selalu terhimpit tapi tetap tegar bertahan dan tetap tumbuh.
~Michella Putri"Eh bro, si Raffa mana" tanya Rizky pada Gilang. Terus duduk di kursi samping Gilang yang masih kosong. Gak tahu, mungkin kursinya ada, orangnya mati. Upss..
"Mana gue tau begge, lo kan sekelas ma dia, ngapain nanya gue" jawab Gilang sengit. Risih sekali dia ini sama si Rizky, udah tau dia yang sekelas sama si Raffa, malah nanya si Gilang yang udah jelas-jelas beda kelas.
Rizky pun menampakan deretan giginya. Nyengir kuda ke si Gilang. Duh rasanya Gilang pengen nabok aja ni orang.
"Canda bro, basa-basi"
"Yaudah deh, gue pergi cari si Raffa dulu, bye" lanjutnya berdiri dari kursi samping Gilang."Udah sana. Husshh" usir Gilang dengan menghempaskan tangannya kedepan tanda ngusir.
"Anjer ngus-" Rizky membalikan tubuhnya menghadap arah pintu, dan
Brukk...
Jatuh...
"Awwsh...sakit begee, lo bisa jalan gak sih, punya mata tuh di pake, bukan cuma jadi pajangan" cerocos cewek yang sedang memperbaiki posisi tubuhnya, berdiri sambil meringis memengang kepalanya.
"Gimana make nya? Lagian ni mata udah nempel juga. Jangan salahin gue dong, lo juga jalan gak liat-liat" bangkit dari posisi jatuhnya, Rizky tak mau kalah sama cewek itu.
Terlihat cewek itu sedang mengambil bukunya yang terlempar entah kemana. Yang pasti terlemparnya nggak jauh-jauh, orang cuma karena tabrakan orang.
"Gue lagi baca buku, makanya nggak liat lo"
Jawab cewek itu seakan menantang dan menuntut jawaban dari Rizky, mengapa dia menabraknya."Gue juga lagi ngobrol sama tu orang" dengan menunjuk seseorang, yaitu Gilang. Dan sang empunya nama pun tidak terima dia ditunjuk-tunjuk.
"Ngapain bawa-bawa gue" Gilang tidak terima akan hal itu. Karena secara tidak langsung ia di seret dalam perdebatan sengit mereka.
Rizky kembali menghadap cewek songong itu.
"Suruh siapa lo, ngobrol sambil jalan" tanya cewek itu.
"Suruh siapa juga lo jalan sambil baca buku" jawab Rizky tak mau kalah debat.
Mata mereka bertemu dalam satu sorotan, memincingkan matanya berkilatan amarah tak mau kalah, lalu membuang muka.
"Minggir lo" cewek itu melengos melewati Rizky.
"Dasar cewek songong, cewek jadi-jadian" ejek Rizky.
"Ish cowok aneh"
***
-Di ruang Osis
Semua anggota Osis sudah selesai dari rapatnya. Mereka pun pada beriringan keluar meninggalkan ruang Osis.
"Ray, lo nanti pulang sama siapa"
"Umm, mungkin bareng temen" jawab Naraya yang sempat berfikir.
Mereka berjalan beriringan menuju kelas masing-masing. Kebetulan kelas mereka bersebelahan. XI ipa 1 dan XI ipa 2. Jadi mereka berjalan bersama sambil ngobrol-ngobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eunoia [On Going]
Teen FictionMasa-masa SMA adalah masa peralihan dari seragam putih biru menjadi putih abu-abu. Masa ini juga mulai mengajarkan akan indahnya dunia luar, persahabatan, dan juga kerja sama. Tapi rasanya belum lengkap apabila kata "cinta" tak disertakan. Yap, sam...