Layar putih yang cukup besar untuk dijadikan pantulan proyektor sudah dipasang oleh Romeo di ruang kerja Louisa. Sofa-sofa pun diatur sedemikian rupa untuk menyediakan tempat yang nyaman bagi Leon, Louisa, dan Nanna. Ada asisten Hariette juga yang akan mencatat hal yang sekiranya penting dan siapa kandidat terpilih nanti. Mereka akan melakukan screening singkat terhadap beberapa profil yang telah dikirim oleh para pangeran di seluruh dunia.
"Ah, sebentar lagi kamu akan dipinang, Lou. Ga seru deh", ujar Leonard.
"Kenapa kamu mikir gitu?"
"Well, kamu tidak bisa sembarangan bersama lelaki. Bahkan aku. Puteri yang sudah diikat sensitif tau. Tidak bisa sembarangan."
Louisa hanya mengedikkan bahu.
"Aku tidak peduli. Jika aku ingin bermain denganmu, aku akan melakukannya. Benar, kan, Nanna?"
Nanna hanya tersenyum tipis.
"Ayo, kita lihat daftar pangeran siapa saja yang saat ini tertarik sama kamu, Lou", kata Leonard memotong pembicaraan mereka sebelumnya.
Slide pertama menampilkan Pangeran Evans dari Leocuria. Pria tampan dengan rambut cokelat terang bergelombang dan mata hazel yang memikat cukup menarik perhatian. Namun, sayangnya, masih belum klik untuk Louisa. Setelah menatap layar cukup lama, Louisa meminta Romeo untuk mengganti ke profil selanjutnya. Profil selanjutnya adalah Pangeran Dannik dari Evenia. Leonard menepuk bahu Louisa pelan yang membuat si gadis mengalihkan pandangannya.
"Apa,Leon?"
"Menurut aku dia tidak buruk. Negeri Evenia terkenal ramah dan baik. Komoditi utama mereka yaitu parfum sangat berkontribusi terhadap pendapatan kapital negara. Keahliannya juga membuat parfum, pasti tipikal orang yang sabar."
"Hm... entahlah, aku kurang menyukai gaya rambutnya."
"Uh... betul juga. Membuatnya terlihat lebih.. apa ya.. lebih dewasa dari usia sesungguhnya."
"Lagipula, ia terlalu muda untukku."
"Yah... pasti terasa sih saat menikahinya. Berbeda lima tahun. Wow.."
"Ya, kan?"
Akhirnya Louisa dengan sedikit meringis memerintahkan Romeo untuk mengganti profil. Selanjutnya, ada Pangeran Malvin dari Xothean. Matanya memikat. Seakan secara memancarkan pantulan pesona secara alami. Louisa benar-benar terpana. Rambut emas berkilauan, senyuman yang menawan, dan jangan lupakan penampilannya yang memukau. Di samping Louisa dan matanya yang membuat melihat profil Pangeran Malvin, ada Leonard yang hanya mengerutkan hidungnya.
"Selanjutnya."
"Loh, kenapa?"
"Aku mendengar ia adalah seorang pecinta wanita. Aku tidak mau sepupuku jatuh ke tangan seorang cassanova. Ayolah!"
"Tapi, ia begitu ideal, Leon!"
"Ya menurut mu mengapa semua wanita bisa jatuh ke pelukannya?"
"Karena ia sangat memikat?"
"Ya karena ia bisa menggunakan segala pesonanya untuk melemahkan wanita. Romeo, selanjutnya!"
Louisa mengerang. Mengapa lelaki yang sifatnya memperdaya wanita selalu memesona itu sih?
Romeo mengganti layar menjadi seorang profil seorang pangeran dari Ikalon. Garis wajahnya tegas, rambutnya pirang dengan potongan yang memberikan kesan dingin yang memikat. Mata obsidiannya terlihat ekspresif. Seakan sedang berkata, 'lihatlah aku!'. Well, Louisa memicingkan matanya. Selintas rasa penasaran dan tentu ketertarikan muncul di benaknya.
"Aku menyukainya", sahut Nanna dari belakang.
"Eh?"
"Aku menyukainya. Ia terlihat begitu sopan dan manis. Bagaimana jika ia menjadi kandidatmu?"
"Aku setuju dengan Nanna", sambung Leonard.
"Begitukah?"
Keduanya menganggukan kepalanya. Sebenarnya, ia juga tertarik dan apa yang Leonard dan Nanna katakan memvalidasi ketertarikannya.
"Dari segi urusan kerajaan, Ikalon memiliki sistem pertahanan yang sangat mumpuni. Dengan dua kerajaan bekerja sama melalui pernikahan, tentu saja kita akan membantu pertanian mereka dan mereka akan membantu pertahanan kita. Hal yang sangat menguntungkan. Belum lagi, pasukan Ikalon adalah pasukan yang terkuat saat ini", jelas Leonard panjang lebar.
"Ya memang secara tidak langsung akan mengawinkan kedua kerajaan, sih."
"Jadi, pilihan yang sangat bagus, kan?"
Louisa menoleh ke arah Assist Hariette yang ada di serongnya.
"Apakah ia datang ke pesta dansa?"
"Mohon maaf, siapa yang dimaksud, Your Royal Highness?"
"Dia", Louisa menunjuk layar.
"His Royal Highness Pangeran James Edmund dari Ikalon?"
Louisa mengangguk. Hariette langsung menggulir layar iPadnya mencari nama pangeran yang dimaksud dan ia tersenyum simpul dalam penemuannya.
"His Royal Highness Pangeran James Edmund dari Ikalon terdaftar untuk pesta dansa yang diadakan lusa, Your Royal Highness."
Dan senyuman Louisa tidak pernah selebar itu.
Sampai bertemu, Pangeran James Edmund.
***
Halo!
Terima kasih sudah membaca sejauh ini. Semoga kalian menyukai apa yang aku tulis kali ini ya. Ga sabar ga sih mempertemukan Louisa dan James?
Jangan lupa vote dan comment untuk mendukung cerita ini ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Tattoo
FanfictionLouisa Mary Alexandrianne kini adalah seorang puteri mahkota dari Kerajaan Gidoria. Dinobatkan setahun lalu sebagai pewaris tahta kerajaan setelah ayahnya sudah melepas urutan tahtanya ketika menikah dengan ibunya. Kini dengan kedua orang tuanya tel...