BAB IX

13 3 0
                                    

Di sekolah, teman-teman tidak ada yang peduli dengan Ellena, Biasanya kedatangan Ellena dan Kiara akan disambut hangat dari Sera dan Miky juga kebadungan Gian, Ellios juga akan berjalan berbarengan dengan mereka berdua sampai ke kelas. Namun saat ini tidak, Ellios berjalan duluan ke kelas dan tidak ada yang menyapa Ellena dan Kiara, seperti biasanya. Sera dan Miky  terlihat bersama dan sedang menikmati makan siang- tanpa Ellena dan Kiara.

Sedangkan Gian dan Ellios sedang berada di perpustakaan menghindari Ellena dan Kiara yang berada di kelas. Gian terlihat bosan dengan suasana perpustakaan, karena di perpustakaan harus menjaga ketenangan dan Gian adalah sosok yang ceria dan tak bisa diam.

Disampingnya, duduk Ellios yang sedang fokus membaca buku dalam diam dan keheningan.  Gian yang sedari tadi diam menatap Ellios pun mulai kesal dengan acuhnya temannya itu.

"Hei Tak bisakah kau berbaikan dengan Ellena, memaafkan nya gitu?" tanya Gian

" tidak "jawab Ellios, dingin.

" Dia pasti Punya alasan El, dia itu bukan orang yang akan sesukanya. Kau tahu kan? "Tanya Gian lagi.

" Diamlah Gian, jika kau tidak suka tempat ini, Pergilah "kata Ellios, mencoba tetap fokus dengan buku yang sedang dibacanya.

Gian ter diam sesaat, dia menatap Ellios dalam diam setelah itu Gian memanyunkan bibirnya sesaat kemudian bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan perpustakaan. Ellios melirik kepergian Gian dan kembali fokus membaca bukunya.
____________________________________

Gian berjalan menuju atap yang bisa dibilang seperti tempat rahasia nya. Atap sekolah memang tempat yang dirumorkan selalu di kunci dan sangat berbahaya.

Disinilah Gian, sedang termenung di atap sekolah, hanya dia sendirian. Dia memikirkan tentang apa yang terjadi tadi malam dimana Gian masuk ke dalam ruang kerja ayahnya yang ada di rumah.

niat awalnya dia ingin mencari charger handphone namun sebuah dokumen menarik perhatiannya karena ada nama Ellios tertulis di atasnya. gian yang tertarik pun membaca isi Dokumen itu. dan dia terkejut dengan isi yang ada si dalam dokumen sampai Gian menjatuhkan Dokumen itu ke lantai yang membuat dokumen itu berhamburan tak teratur.

Dia mencoba menyusunnya kembali, namun ayahnya sudah membuka pintu ruangan disusul sosok sekretaris Line. Ayah Gian terlihat  kaget dengan kehadiran Gian di ruangannya dan dia kembali terkejut setelah melihat Apa yang dilakukan Putra bungsunya itu. ayahnya menyingkirkan Gian dari dokumen itu dan melanjutkan menyusun dokumennya.

" Kenapa kau di sini?" tanya Ayahnya, dingin.

"Apa itu? Kenapa rencana mengerikan itu ada di atas meja Ayah?" Tanya Gian, tak percaya.

" apa ini karena aku? Karena aku tidak bisa menjadi harapan keluarga kita setelah kepergian Kakak"tanya nya lagi, sambil menatap ayahnya dengan tatapan tak percaya.

Ayah Gian menghentikan kerjaan nya sesaat lalu kembali melanjutkan menyusun dokumen itu.

"Benar. karena itu jadilah dia, Jadilah anak yang bisa dibanggakan" kata ayahnya, dengan tatapan dingin tanpa menatap Gian.

"Hah, kau menyuruhku seperti dia?, kau tahu aku tidak sepintar dia, tidak sehebat dia, atau apapun itu, Aku tidak sehebat dia! "Kata Gian, degan emosi.

" kalau kau sadar, maka lakukan saja tugasmu "kata ayah, Geram.

"Tugas? Tugasku untuk mendekati putera Mahkota Ellios dan menjadi temnnya lalu aku juga harus memata- matain Ellios dan memberitahu apa yang dia lakukan kepada Ayah. Apa ayah tau kalau aku mulai bahagia dengan teman-temanku yang tulus saat ini dan kau malah ingin mengusik mereka? Kata Gian

Alliaz [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang