Aku pun penasaran, kira-kira sejak kapan...?
.
.
.[ Awal Semester Ganjil di SMA Hansin, Seoul / Kelas 2-5 ]
Tak ada yang menarik. Benar. Hanya kelas yang berisik. Tak ada bedanya dengan sebelumnya. Lalu, entah bisa disebut keberuntungan atau tidak, aku dan teman-teman yang ku kenal semenjak awal tahun kini berada di kelas yang sama. Aku memang senang, tapi juga jengkel bagi seseorang sepertiku yang tidak banyak bicara.
"Hei, bukannya itu Kim Taehyung yang dulu di kelas 1-3?"
"Wah, kita sekelas dengan Kim Taehyung yang itu?"
"Kim Taehyung..."
"Kim Taehyung..."
Anak-anak di kelas terus saja berbisik dan membicarakan orang dengan nama Kim Taehyung. Itu dimulai saat seorang siswa dengan tinggi di atas 170 itu masuk dan berlanjut hingga dia duduk di bangkunya yang berada di nomor tiga dari depan di baris dekat tembok sisi pintu. Melihatnya sekilas, semua orang akan setuju jika ia memiliki penampilan yang dapat menarik perhatian banyak orang. Hal itu terbukti dengan anak-anak yang langsung datang mengerubunginya untuk menyapa atau berkenalan lebih lanjut.
Aku tak terlalu tertarik dengan hal semacam itu. Terlebih lagi aku sedang sibuk melakukan sesuatu yang penting. Fokusku kembali utuh ke permainan kartu dengan teman-temanku, di dua bangku paling akhir di sisi tembok lainnya.
"Kayaknya, tahun ini bakal menarik," sambil membuang kartu bergambar hati dengan angka 5, Jaehyun yang duduk di depanku berpendapat.
"Kau benar." Eunwoo yang duduk di sebelah Jaehyun menimpali sambil mengambil sebuah kartu dari tumpukan yang disusun tertutup. "Aku sudah dengar rumornya saat kelas satu."
"Aku juga tahu, kok. Memangnya siapa yang nggak kenal Kim Taehyung?" Anak yang duduk di sebelahku ikut bicara, Mingyu. Anehnya, jari jemarinya yang mengetuk meja sesuai irama yang diinginkannya tiba-tiba berganti dengan ketukan ragu-ragu lalu berhenti dan diikuti oleh keheningan berat dalam beberapa detik yang tercipta di antara teman-temanku. "Ah, sial. Sepertinya memang ada yang nggak kenal Kim Taehyung."
"Yah, sepertinya begitu." Jaehyun yang tadinya terlihat seperti tengah berpikir setelah mendengar ucapan Mingyu yang pertama, kini ekspresinya berubah semangat setelah membuang satu kartu miliknya dan menyisakan satu lainnya. "Kali ini aku yang akan menang haha...ayo ayo keluarkan!"
Kali ini ya? Yah, maaf saja. Aku terlalu hebat untuk kalah dalam permainan seperti ini. Saatnya menghabiskan semua kartu di tanganku, dan—
"Itu hal yang mustahil, Jaehyun."
Aku menang.
"H-HAH? KENAPA KAU TERUS-TERUSAN MENANG DI PERMAINAN KARTU KAYA GINI, SIH, JEONGGUK?! AH, SIAL!"
"Mungkin, dewa menjadikanku sebagai anak yang selalu beruntung." Tentu saja aku membual. Selalu beruntung, hah? Bukankah itu yang bisa disebut mustahil?
"JANGAN BICARA SEPERTI ITU DENGAN WAJAH DATAR MENJENGKELKANMU ITU! DASAR!"
"Dia itu memang sedatar papan. Mungkin kau harus membuatnya jatuh cinta padamu dulu untuk menjadikan papan itu sedikit bergelombang."
"Eunwoo, saranmu sepertinya masuk akal untuk membuat Jeongguk jatuh cinta. Tapi untuk ditujukan padaku itu sangat menggelikan, bodoh!"
Yah, mereka memang sering bicara omong kosong dan aku hanya mendengarkan. Anggap saja seperti masuk telinga kanan dan keluar dari telinga kiri.
Kemenanganku yang barusan bisa membuatku berpikir tentang hal lain. Contohnya seperti ekspresi teman-temanku yang saling tatap dalam diam tadi. Apa benar-benar aneh jika aku tak mengenal anak yang sedari tadi dibicarakan? Yang tengah menanggapi anak-anak lain sambil terus tersenyum? Kelasku yang dulu, 1-5, tak terlalu jauh dengan kelas 1-3, tapi aku belum pernah melihatnya. Atau aku saja yang terlalu tidak peduli dengan sekitarku? Yah, apapun itu aku memang tidak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pink Blossom || KookV ✓
Fiksi Penggemar[COMPLETE] . [School Life AU] Aku pun penasaran. Kira-kira sejak kapan? . . . "Wah, Jeongguk, bahkan kau nggak memberitahu kami kalau kau dekat dengannya?" Eunwoo menatapku dengan penasaran. Namun nada bicaranya benar-benar menjengkelkan. "Omong kos...