Bab 2 : Sandiwara

0 1 0
                                    

Selamat Datang Kembali...
Dan
Happy reading Guys...
.
.
.
.


Dea langsung menghampiri Kana dan berniat membantunya karena kekasih suaminya itu tampak kesulitan membawa Agung sendirian. Ini pertama kalinya ia melihat Agung Mabuk berat seperti ini sampai membutuhkan orang lain menuntunnya berjalan.

"Tumben dia mabuk berat gini.." ucap Dea memperhatikan wajah Agung yang menampilkan alis yang menukik tajam tanda ketidak sukaannya saat melihat wajah Dea di depannya. Dea menarik satu sudut bibirnya kecil.

"Aku tidak tahu. Tadi, waiters disana menelfonku untuk membawanya pulang." Jelas Kana. Dea mengangguk paham dengan situasinya.

Saat Dea ingin mengangkat lengan Agung,
"Jangan sentuh saya." Ucap Agung yang langsung membuat Dea menghentikan pergerakannya.

"Kamu gak kasihan sama pacarmu yang membawa badan kamu kesusahan? Biarkan saya bantu dia buat bawa kamu ke kamar.." ucap Dea sedikit membujuk. Namun Agung hanya diam melihat Dea masih dengan tatapan tidak sukanya.

Setelahnya Agung menegakkan badannya agar tidak terlalu bertumpu dengan Kana, tanda ia benar-benar menolak bantuan Dea.

"Maaf, dia gak mau kamu saya bantu. Kamarnya ada di lantai atas. Pintu sebelah kiri." Ucap Dea memberi petunjuk.

"Ini sudah malam, kamu tidur di kamar tamu saja, akan saya siapkan kamarnya dulu."Ucap Dea, Kana mengangguk Mengerti, tapi setelahnya Agung..

"Enggak! Dia akan tidur denganku." Dea memandang suaminya malas. Dasar orang mabuk.

"Maaf, Saya minta izin untuk temani dia sampai tidur. Setelah itu saya akan keluar. Saya janji..." Ucap Kana yang menghormati Dea sebagai istri sah Agung.

"Silahkan..." Setelah Dea mengucapkannya, Kana tersenyum tipis lalu membopong Agung kembali untuk masuk ke kamarnya.

Sedangkan Dea beranjak menuju kamar tamu yang akan digunakan Kana untuk istirahat.

......

Setelah selesai menidurkan Agung, Kana keluar. Hidungnya mencium bau masakan lezat dari bawah. Ia langsung turun dan menghampiri Dea yang ia yakini sedang di dapur.

"Mas Agung udah tidur?" Tanya Dea yang melihat sosok Kana yang sedang menuruni tangga.

"Iya, sudah. Malam-malam begini kamu masak?" Ujar Kana yang melihat sosok Dea yang tengah asik dengan kegiatan memasaknya.

"Kamu sudah makan? Saya masak mi godog Jawa. Kamu mau?" Tawar Dea.

"Boleh.." Kana duduk di meja makan menunggu Dea selesai dengan kegiatannya. Seharusnya situasi ini canggung kan... Tapi entah mengapa suasana disekitar Kana terasa nyaman. Entahlah rasa

"Agung beruntung ya menikahi kamu. Perhatian, pinter bisa masak lagi."

Dea tersenyum miring sembari mematikan kompornya. Ia meletakan dua mangkok kosong ke meja makan. Dan sepanci mi godong Jawa yang ia buat.

"Tapi dia gak merasa beruntung mendapatkan saya. Soalnya sampai sekarang ia tak ingin mencicipi masakan saya." Kana tersenyum kecut mendengar penyataan Dea.

"Dia hanya belum tahu saja, kalau mendapatkan kamu itu sebuah keberuntungannya."

"Oh iya, Saya dengar kamu membiarkan kami untuk tetap menjalin hubungan asmara? Kanapa? Kamu gak sakit hati gitu mendengar Agung menyebut nama saya terus?" Tanya Kana penasaran.

"Enggak. Saya pikir itu wajar. Dia belum bisa melepaskan kamu itu sangat wajar. Dan saya terima itu. Saya akan membiarkan dia beberapa saat. Tapi kalau kalian sudah mulai tidak wajar. Saya akan bertindak keras melindungi pernikahan ini. Tapi kalau memang tidak bisa ya saya biarkan, mungkin akan bercerai juga." Jelas Dea sambil menuangkan minya ke mangkuk Kana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Come Back To Me (My Home)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang