02.langitnya sama, kita berbeda

51 6 0
                                    

" Gimana perkembangan lamaran pekerjaanmu? " Ujar Ben saat makan malam di jam yang sudah terlalu larut itu....

Ate yang duduk di depannya hanya menggeleng pahit "beberapa email penolakan datang hari ini tulang.... Ate akan coba lagi besok" Jawabnya mendung

Ben mengunyah pelan pelan kangkung tumisnya sambil memandang lurus lurus ke arah Ate yang kini terduduk rikuh "aku gak ngerti te... Lawfirmku terbuka lebar... Aku bahkan memupuk Iman... Yang sahabatmu untuk bisa jadi junior partner ku... Kenapa kamu gak mau terlibat sih? Major kamu manajemen kan? Kau bisa managing administrasi kantorku kan? Kenapa harus susah susah amang? " Ujar Ben Kesal

Mauliate makin menunduk mendengar kata kata Ben... "Aku mau usaha dengan caraku sendiri tulang.... Aku sedikit muak dan bosan mendapat belas kasihan orang lain.... " Timpal Mauliate kesal.... Bayangannya berputar teringat kata kata Pak Wito beberapa saat yang lalu... Saat dia mengaku bahwa dia gay dan menjalin hubungan dengan Ben

"Aku angkat kamu untuk bisa jadi laki laki baik baik Te... Bukan untuk jadi tersesat begini.... " Ujar Pak Wito dalam kemarahannya

Ate hanya menunduk tak bisa berkata apa apa... "Kalau aku tahu ternyata kamu homo begini... Gak akan kuajak kau pergi dari emperan Surya kencana itu.... " Lanjut Soewito kesal

"Bapak gak adil ... " Kesal Margareth yang sejak tadi duduk di sampingnya...

"Ate yang gak adil... Aku membesarkannya... Kita membesarkannya dan dia mempermalukan kita begini rupa... " Kesal Bapak pada Margareth yang sekarang memutar matanya

"It's not like ate ngaku di koran besar ibukota kan pak...? Kita bisa besar juga karena Ate yang arrange musik... Cari klien... Mikirin konsep... Bapak manfaatin dia dan ini balasannya? " Jawab Margareth tidak sabar...

"Tuliskan saja cek... Kita beli kontribusinya  untuk grup musik dan event organizer kita... Bapak gak mau lihat dia lagi... " Ujar Bapak dingin seraya meninggalkan ruang tamu...

Ate dan Margareth terdiam berpandangan "Bapak masih bingung Te... Kasih sedikit waktu ya? " Ujar Margareth mencoba menenangkan

Mauliate menggeleng berat "tidak apa apa kak... Kalo sekiranya Bapak mikir kayak gitu tentangku... Biar aja begitu... Yang jelas aku tetap berterimakasih pada Bapak dan kakak... Dan tentang ceknya... Pakai saja untuk yang lebih bermanfaat... " Ujar Ate seraya memohon diri.... Sejak hari itu dia tak pernah lagi menginjak rumah Laladon... Luka dihatinya karena balas budi terbuka lagi.....

Pria Pohon dan Matahari yang Terburu buru Ayat 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang