Sarada terus berkeliling desa. Menanyai setiap orang, satu demi satu. Kedua orangtuanya menghilang begitu saja pagi ini. Tanda-tanda kepergian mereka pun juga tak ditemukan.
"Apa kau melihat pria dan wanita ini? Namanya Uchiha Sasuke dan Uchiha Sakura" tanya Sarada terus-menerus pada warga desa yang berpapasan dengannya.
"Gomen aku tak lihat"
"Jadi benar kalau Sakura-san menghilang?"
"Wah itu gawat! Dua shinobi terhebat kita menghilang!"
"Sebaiknya kau lapor pada polisi"
Beragam tanggapan didapat. Namun tak satupun benar-benar menenangkan Sarada. Hingga akhirnya Sarada memutuskan untuk bertanya kasus hilangnya Sasuke dan Sakura pada Hokage.
"Apa yang melatarbelakangi hilangnya mereka?" Shikamaru, sang penasehat Hokage menebak-nebak sesuatu, "apa orang tuamu memiliki musuh?"
Sarada menggeleng. Matanya sembab. Ia tak sempat berpikiran demikian, sebab orangtuanya adalah orang penting dan berjasa bagi desa. Rasanya aneh jika keduanya punya musuh.
"Apa kau sudah menanyakan ke rumah sakit Konoha?" imbuh Sai, kepala ANBU yang berada di ruangan.
Sarada mengangguk. Ia bahkan memeriksa tempat itu lebih awal, "semalam papa demam, kukira mama membawanya ke rumah sakit. Tapi saat kutanyakan pada Shizune-san, mama tidak ke rumah sakit sama sekali"
"Informasimu sudah cukup. Yosh, segera kerahkan regu pencarian" perintah Naruto pada Sai.
"Hai!"
"Tenanglah Sarada, kami pasti menemukan mereka. Dan kau harus percaya kalau mereka baik-baik saja. Sasuke dan Sakura-chan itu kuat"
Sarada masih membisu. Ia menyesal sudah membentak kedua orangtuanya kemarin. Seharusnya ia bisa bicara baik-baik untuk mengungkapkan perasaannya.
"Untuk sementara waktu kau bisa tinggal di rumahku agar aman. Boruto dan Himawari bisa menemanimu. Aku akan menelpon Hinata"
Naruto menekan nomor telepon rumah. Ia nampak berbincang dengan seseorang di ujung telepon. Rupanya Naruto ikut mencemaskan keluarga Uchiha. Naruto tidak ingin kehilangan teman-temannya lagi, mengingat dua orang tersebut adalah rekan satu tim selama menjadi genin.
"Nah Sarada, Hinata akan menjemputmu. Jangan khawatir, kami akan memberi kabar jika keduanya ditemukan"
"Arigatou, Nanadaime"
***
Matahari mulai terbenam. Sejak tiba di Konoha menggunakan instrumen lompat waktu, Sakura belum mengajak bicara siapapun kecuali pihak keamanan. Dengan langkah gontai, ia berkeliling desa tanpa arah.
Tiba-tiba saja kakinya terhenti di depan rumah sakit Konoha. Sakura tersenyum simpul. Ia merasa bernostalgia. Dirinya yang dulu sangat tak berguna. Sampai akhirnya ia berguru pada shishou sekaligus Godaime Hokage, Senju Tsunade, sehingga kemampuannya berkembang sejauh ini.
"Mungkin aku akan menyampaikan terimakasihku pada Shisou"
Sakura melangkah masuk ke area rumah sakit. Tanpa sengaja kakinya menginjak genangan air. Ia mendongak, melihat asal sumber air mengucur. Betapa terkejutnya saat Sakura menyadari dua tandon air di atap rumah sakit jebol. Kecurigaan Sakura langsung menuju pada ingatan tentang pertarungan pertama Sasuke dan Naruto.
Berarti malam ini, Sasuke-kun di masa ini akan pergi meninggalkan desa!
Sakura bergegas. Sasuke mungkin lebih dulu menyadari apa yang akan terjadi karena sangat berhubungan dengan ingatan pribadinya. Apapun yang terjadi, Sakura harus menghalangi Sasuke yang ingin merubah masa kecilnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sarada Ingin Adik! ✔️
Short Story| COMPLETED 13/03/2021 || One-shot || SASUSAKUSARA FANON | Sarada selalu merasa kesepian. Orangtuanya terus bekerja mengabdikan diri pada desa. Teman-temannya pun banyak yang sibuk berlatih dengan rekan satu tim masing-masing. Lalu dengan siapa lagi...