"Bang Deva bangun dong. Kita kan mulai hari ini satu sekolah dan berangkat bareng!" Hari ini adalah hari pertama Dara bersekolah di SMA Merah Putih, karena apalagi kalau bukan ngawasin tingkah laku abangnya yang suka bolos sekolah itu. Deva pun mulai membuka kedua bola matanya dengan malas dan bergegas masuk ke kamar mandi miliknya.
"Bang Deva cepet turun kebawah. makan, udah gue siapin nasi goreng buatan gueeeee..." Teriak adeknya itu.
"Tunggu gue 10 menit ra!"
Mendengar jawaban Deva membuat Dara sedikit kesal karena takut terlambat. Ia pun bergegas menghabiskan sarapannya dan menunggu Deva di mobil.
Setelah 10 menit berlalu, Deva pun turun kebawah untuk segera menghabiskan nasi goreng buatan adeknya itu yang selalu keasinan. Dan setelah selesai Deva langsung mencari adiknya yang tak terlihat sedari tadi ia makan.
"Dara lo dimana, jadi berangkat sekolah bareng nggak?
"Gue udah di mobil banggg..."
Deva pun menghampiri mobil dan melihat Dara yang sedang duduk di jok depan mobil sedang asyik membaca buku sambil mendengarkan lagu dari ear phone miliknya.
"berangkat sepagi ini. Masuk sekolah aja masih lama jam 7 nanti, ini masih jam 6 adekku yang manis."
suara Deva terdengar lirih di telinganya."Abang lupa ya kalau Dara murid baru."
"Ohh iyaya, maafin abang kamu yang tua ini ya ra."
Deva mengulurkan tangannya untuk membantu Dara keluar dari mobil agar dapat berpindah posisi di jok belakang.Deva pun segera melajukan mobilnya dan menjalankannya menuju tembat tujuan mereka. Yaitu SMA Merah Putih.
Pagi ini di SMA Merah Putih masih sangat lengang. Kendaraan siswa yang terparkir pun masih bisa dihitung.
Dara pun segera melepas ear phone yang sedari tadi menempel di telinganya, lalu mengambil tasnya yang berada di jok depan.
"DEVAAAAA..." terdengar suara teriakan seorang cowok yang sepertinya tidak asing di telinganya.
"Hey nyet, tumben dateng pagi lo. Pasti nyari contekan." sapa Deva sambil menepuk bahu si Rico sahabat karibnya itu.
"Tuh tau. Btw dia adek lo ya, yang kata lo mau pindah ke Merah Putih." tebak Rico.
"Iyaa."
"Halo Cantik!" sapa Rico genit pada Dara adek dari sahabatnya.
"Hai kak. Aku adeknya bang Deva."
"Nyet, lo kenapa gak pernah cerita punya adek kayak bidadari surga gini."
"Lo gak pernah nanyak sih. Awas aja sampe lo naksir sama adek gue, gue jitak pala lo." Sahut Deva dengan nada bercanda.
"Eitsss, santai dong bang." Sewot Rico seraya mengelus punggung Deva.
"Yauda gue ke kelas dulu ya nyet."
"Yoi, ntar gue nyusul."
"Bang Deva, tolong tunjukin dimana kelas Dara." Pinta Dara dengan raut wajah memelas kepada abangnya.
"Yukk!!"
Sesampainya mereka di lorong kelas XI Ipa. Sontak mereka langsung dikagetkan oleh seluruh pasang mata para siswa dan siswi di lorong yang sedang melihat kecantikan dari Dara. Wajar saja karena Dara adalah siswi baru di SMA Merah Putih.
"Hai, boleh kenalan?" Sapa salah satu siswa yang bernama dada Deril Christian.
"Hai juga, kenalin gue Dara pindahan dari SMA Al Amin. lo sendiri?"
"Panggil aja gue Deril ra."
Deril adalah salah satu cowok famous karena ketampanannya dan kecerdasannya.
"Btw ya ra, lo masuk kelas mana?" Tanya Deril basa basi.
"Dara masuk di kelas XI Ipa 1 ril." Sahut Deva dengan lantang. Mereka berdua sudah saling kenal, karena Deva dan Deril satu tim basket di SMA Merah Putih.
"Berarti kita sekelas dong ra. Yauda kak Dev Dara biar gue yang anterin ke kelasnya lagi pula kita kan sekelas."
Kriiiiinggggg... Kriiiiinggggg...
"Gue ke kelas dulu ya ra, udah masuk." Pamit sang abang.
"Iya bang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku, Kamu, dan Tuhan
Short StoryAda cinta segitiga antara Aku, Kamu, dan Tuhan