2. Punishment

474 41 0
                                    

- Jasmine Side -

"Iya, memang target kita segitu. Dan seharusnya kita bisa lebih dalam mencapai target jika kamu mampu menangani mereka"

Saat aku masuk kedalam rumah, aku melihat mama sedang sibuk dengan urusannya. Tapi apa peduliku? Dia menganggapku ada atau tidak, aku tidak ambil pusing.

Tepat aku melewatinya, mama memutuskan sambungan telpon tadi. Berjalan ke arahku.

"Hai sayang, gimana hari pertama disekolah tadi?" Ucapnya berusaha menyentuhku, tapi aku menghindarinya.

"Jasmine, mama belum selesai ngomong"

Aku duduk tanpa memandangnya, dengan mama duduk menatapku.

"Kamu mau sampai kapan kaya gini terus ke mama, Jasmine?"

"Mau sampai kapan buat mama terus merasa dalam keadaan bersalah? Dua tahun, Jasmine. Dua tahun. Apa kamu belum cukup menghukum mama dengan cara kamu seperti ini?"

Aku tidak menjawab, hanya mendengarkan. Pikirku, omong kosong apalagi kali ini?

"Kita sekarang hidup cuma berdua. Hanya kamu yang mama punya" Helanya, "--kita bicara baik-baik, Jasmine. Kita mulai semuanya dari awal ya, berdua"

Seketika aku tertawa remeh mendengarnya. Apa mama bilang? Hanya berdua?

"Terus kak Hira mau mama kemanain?" Tanyaku ketus, "--mama lupa kalo punya anak selain aku? Oh, atau mama baru inget kalo selama ini mama punya anak?"

Mama diam menatapku.

"Kalian anak mama. Kamu dan Hira adalah hidup mama"

"Oh ya? Terus kenapa mama biarin kak Hira pergi waktu papa juga pergi?" Tanyaku menatapnya tajam.

"Itu bukan keinginan mama. Hira sendiri yang menginginkannya"

"Mama emang ngga pernah sayang sama kita berdua! Mama terlalu sibuk dengan bisnis dan karir mama! Mama abai sama keluarga" Helaku, "--dan karena itu papa pergi tinggalin mama" lirihku diakhir kalimat.

"Jasmine, jaga omongan kamu!" Ucapnya penuh penekanan.

"Kenapa? Benerkan apa yang aku bilang? Kalian berdua orangtua egois. Kalian berpisah hanya karena urusan kalian tanpa mikir gimana hancurnya aku saat itu!" Aku menahan tangisanku. Kali ini aku tidak boleh mengeluarkan air mataku, sudah cukup aku membuangnya dengan sia-sia.

"Bahkan kak Hira juga egois tinggalin aku berdua dengan orang yang entah menganggapku ada atau ngga"

PLAK..!

Aku memegang pipi kiriku. Terkekeh pelan menatap mama.

Mama terdiam sesaat, menatap kedua tangannya, "Jasmine, sayang.. maafin mama" Ucapnya berusaha memelukku.

Namun aku menepisnya. Memandang tak percaya dengan apa yang mama lakukan barusan.

"Mulai sekarang mama berhenti sok peduli sama Jasmine! Mama urusin aja kerjaan mama. Anggap aku ngga ada seperti biasa. Gampang, kan?"

Lalu aku berlari menuju kamar, meninggalkannya. Meninggalkan mama yang menatapku.

 Meninggalkan mama yang menatapku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
2 Dunia || NoMin Ver. (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang