3 🍁 Back to Home

55 29 256
                                    

Happy reading, jangan lupa vote dan komen yang banyak.
Pokoknya aku butuh saran sebanyak mungkin 🙏🙏🙏

***

Alnara turun dari mobil Sohyun, tanpa basa-basi langsung berjalan menuju pintu besar yang ada di belakangnya mengabaikan ucapan Sohyun di dalam mobil.

Alnara membuka pintu besar itu dengan malas dan pergi begitu saja tanpa di tutup kembali.

Seperti biasa, mansion keluarga Herely selalu sepi. Rumah yang besar membuat rumah itu semakin menjadi kosong karena hanya di tinggali oleh beberapa pembantu Kakaknya dan dirinya.

Orang tua Alnara sangat jarang berada di rumah karena urusan kantor yang sampai sekarang pun tidak dapat Alnara pahami, yang jelas mereka itu sangat sibuk sampai tidak memperhatikan Alnara.

Alnara punya seorang sodara perempuan, namanya Selena. Seorang fashion designer yang cukup terkenal karya-karyanya dikalangan selebriti Hollywood, anak pertama dari pemilik prusahaan tambang berlian ternama Felix Herely dan Sarah Herely, digadang-gadang akan menjadi pewaris utama dari prusahaan Herely membuat Selena cukup dikenal oleh massa.

Berbanding terbalik dengan Selena yang memiliki citra yang baik, Alnara memiliki citra yang kurang baik di hadapan semua orang.

Alnara dianggap sebagai gadis yang urakan yang kerjanya hanya menghamburkan uang milik keluarga Herely dan tidak berbakat.

Yah mereka berdua memang kerap dibanding-bandingkan tetapi hal itu tudak membuat hubungan persaudaraan mereka renggang malah sebaliknya, mereka berdua sangat akrab melebihi hubungan ibu dan anak.

"Nona Ara dari mana aja? Kok baru pulang? Kemarin nona Selena nyariin terpaksa saya boong sama nona Selena," kata seorang pembantu yang biasa menyiapkan segala keperluan Alnara, El.

"Kemarin nginep di rumah temen. Pokoknya siapin air mandi sama makan malam yah El aku mau tidur dulu bentar kalau udah beres bangunin."

"Siap!" El kemudian menyiapkan apa yang di perintahkan.

Alnara merebahkan tubuhnya diatas queen size miliknya, meraih boneka besar yang ada di atas tempat tidur dan memeluknya erat.

Alnara mulai memikirkan banyak hal dengan otak cerdasnya seperti, apa yang akan ia lakukan besok? Besok belajar apa? Hari ini Selena pulang atau tidak dan hal sepele lainnya hingga ia tertidur.

.
.
.
.

"...ra... Nona Ara..."

Perlahan kesadaran Alnara mulai berkumpul dan melihat El sedang berdiri disampingnya.

"Sudah?" Tanya Alnara.

"Iya." Jawab El sambil mengangguk kemudian keluar dari kamar.

Alnara meregangkan tubuhnya yang kaku dan turun dari tempat tidur berjalan menuju kamar mandi.

Alnara melepaskan seluruh pakaiannya dan masuk kedalam bak mandi yang telah terisi air hangat dengan bubble bath liquid.

Alnara meraih remot yang ada didekat bak mandi dan menyalakan tv. Ia menonton sebuah film ditemani dengan steak medium sambil berendam air hangat, sungguh kenyamanan tiada tara.

***

"Rapat hari ini cukup sampai disini, keputusan akan dibuat besok. Sekian." Kata Sahan kemudian berdiri dari duduknya dan keluar dari ruang rapat.

"Lo kenapa sih? Dari tadi ngak bisa fokus sama rapat, ada masalah? Atau jangan-jangan teman one night stand lo hamil lagi, atau lo habis nabrak orang?!" Ben, sekretaris Sahan mulai berfikir yang tidak-tidak tentang Sahan.

"Diem ngak? Pokoknya gw punya tugas yang penting banget buat lo dan harus dikerjakan secepatnya."

"Eh, lo tau ngak? Gara-gara tadi lo ngak fokus waktu rapat kerjaan gw jadi numpuk eh lo malah nambahin tugas gw em-"

"Entar gw kasi uang lembur 2× lipat." Potong Sahan.

"Siap laksanakan!! Tugas apa emang?" Tanyanya sambil masih mengekori Sahan hingga kedalam ruang kerjanya.

Sahan duduk dikursi kebesarannya dengan santai. "Cari cewek yang tidur sama gw semalam di hotel ***. SECEPATNYA!" Titah Sahan.

"Kenapa? Patner lo kabur? Tumben seorang Sahan ditinggalkan oleh patner sexnya." Sindir Ben.

"Ter-"

"OH JADI INI YANG BUAT LO NGAK FOKUS?!! WKWKWKWK SYUKUR AKHIRNYA LO DITOLAK JUGA!! MAKANYA JADI ORANG JANGAN SOK GANTENG AKHIRNYA KENA KARMA!! WKWKWK."

"Kerjain sekarang atau gaji lo gw potong du-"

"Siap laksanakan!!" Ben bergegas keluar dari ruangan Sahan untuk melakukan perintah Sahan.

Sahan bersandar dengan santai dikursinya sambil memejamkan matanya kembali mengingat wajah gadis yang ditemuinya semalam.

Tubuh mungil, rambut panjang yang halus, senyuman yang sangat menggoda dan keberanian yang sangat besar.

"Gadis yang manis." Gumam Sahan.

***

Alnara berjalan dengan santai dikoridor sekolah dengan sepasang headset yang tersemat ditelinganya sambil bersenandung kecil.

Saat sedang berjalan menuju kelas, perhatiannya teralihkan oleh sekumpulan orang yang mengerumuni mading.

Alnara melepaskan headset miliknya dan mulai mendekat. Saat tiba didepan mading, Alnara melihat sebuah kertas berisi peringkat hasil ujian dan lagi-lagi namanya berada di peringkat ke 3.

Sebenarnya jika Alnara ingin, dia dapat mencapai peringkat pertama. Dulu ia selalu melakukannya agar mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya tetapi itu semuanya tidak ada artinya dan akhirnya dia memutuskan untuk berhenti menjadi terbaik.

"Peringkat tiga lagi." Kata Jenny tiba-tiba disamping kanan Alnara menikmati permen loli yang ada di tangannya.

"Dan tentu saja gw yang pertama." Sambung Sohyun disamping kanan Alanara dengan pose sok fokusnya pada mading.

Alnara menatap kedua sahabatnya bergantian dengan tatapan bingung kemudian sedetik setelahnya Alnara langsung merangkul kedua sahabatnya erat.

"Dasar setan. Tiba-tiba ilang, tiba-tiba nongol, ke tantin yuk gw laper." Ujar Alnara kemudian menyeret kedua sahabatnya kekantin.

"Eh bentar dulu bangsat, jangan kek gini. Rambut sama seragam gw berantakan!!" Ronta Sohyun.

"Udah lah, nanti tinggal di strika. Ya toh Jen?"

"Hooh. Yok kekantin!!"

"Anjing banget punya sahabat kek kalian." Pasrah Sohyun.

"Ngak anjing ngak temen." Timpal Jenny.

"Pft!!"

"Hahahahahha."

***

Hello Stranger (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang