Bab 6

98 25 3
                                    

Pertanyaan yang dilontarkan padanya membuat Elizabeth terkejut,

"Wa-wanita pelukis?"

"Ya, wanita tua pelukis yang melukis pasangan seseorang di masa depan.."

"Ah..uhh a-aku—"

"Yah seperti itulah orang-orang memanggilnya. Sejujurnya aku tidak percaya hal seperti ini, kau juga sama bukan? Aku yakin wanita cerdas sepertimu tidak mempercayai omong kosong seperti itu."

CRACK

Raut wajah Elizabeth seketika berubah masam, ia tampak sedih mendengar perkataan pria dihadapannya.

"Bagaimana jika aku percaya?" Elizabeth yang tadinya tertunduk sedih mengangkat wajahnya yang sudah tampak memerah, bukan karena malu karena dia berusaha untuk tidak menangis walaupun begitu, terlihat satu tetes air mata mengalir di pipinya.

"..A-apa kau menangis?!"

"Benar aku tahu wanita itu! Dan ya aku menemuinya karena temanku lili-san memintaku untuk mengunjunginya! A-aku sendiri tidak tahu kalau pria yang digambarnya adalah anda!!"

Law terdiam sunyi, begitupula dengan Elizabeth yang sadar ia keceplosan. Wanita itu tampak panik, selama ini ia menyembunyikannya didalam hati fakta bahwa ia melihat Law didalam lukisan itu, dan bagaimana ia yang perlahan-lahan menaruh hati pada pria itu.

"Ma-maafkan saya sudah lancang. Tolong lupakan apa yang baru saya katakan. Permisi!" Elizabeth segera beranjak pergi, wanita itu berjalan cepat meninggalkan Law.

Sementara Law, pria itu masih berwajah syok. Pernyataan wanita itu terasa sangat tiba-tiba, ia pun sendiri tidak menyangka benar adanya bahwa Elizabeth melihat wanita tua itu melukis dirinya.

"Jadi itu benar.." batinnya.

Saat itulah baru disadarinya, ia sudah terlalu terlambat untuk menghentikan wanita surai indigo itu. Elizabeth telah pergi, meninggalkannya dalam situasi yang sangat membingungkan.

Dan pada akhirnya, mereka tidak bertemu lagi setelah istirahat makan siang itu. Elizabeth tiba-tiba memutuskan untuk tidak bekerja siang itu, begitu pula dengan Law yang tidak mengunjungi Eden walaupun ia tengah memiliki waktu luang yang banyak.

1 minggu berlalu..

Elizabeth kembali pada kesehariannya, bekerja, membuat kopi dan kue hingga mengunjungi makam ibunya. Ia pun tampak ceria seperti biasanya.

Namun, setelah satu minggu bahkan dihari ini pun ia tidak melihat pria yang sangat sering mengunjungi tempatnya. Seharian ini, ia terus menunggunya..

"Dia tidak datang lagi hari ini ya.."

Elizabeth tidak berharap pria itu datang untuk meminta maaf ataupun langsung mengajaknya berkencan karena tahu dirinya adalah jodohnya atau apapun itu.

Justru Elizabeth lah yang ingin meminta maaf, dan mungkin mereka dapat memperbaiki hubungan mereka dengan menjadi teman.

Disisi lain, tidak hanya Elizabeth yang menyadari ketidakhadiran pria berjanggut tipis itu, seluruh pekerja disana pun sama. Shachi yang berada disampingnya pun sesekali melirik Elizabeth yang tampak sedikit muram,

"Anda baik-baik saja nona?" Tanyanya.

"Huh? Tentu saja hehe~!"

"Hmm baiklah. Ngomong-ngomong, pria menakutkan itu tidak datang lagi ya~"

Mendengar itu membuat Elizabeth kembali berwajah sedih tetapi ia tahu ini tidak boleh terus mengganggunya sehingga ia memalsukan senyuman cerianya itu lagi.

Lukisan | Law x Elizabeth ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang