Bab 7.5

139 26 2
                                    

Pagi hari yang begitu cerah menyapa penduduk kota Fleavance. Seorang wanita muda dengan senyuman secerah matahari itu berjalan dengan diiringi beberapa lompatan kecil menuju salah satu toko favoritnya.

Toko bunga langganannya, tapi kali ini bukan untuk membeli bunga. Elizabeth menggenggam sebuah amplop berwarna putih dengan hiasan berbentuk pita berwarna emas menghiasi bagian tengah amplop tersebut.

Elizabeth pun memasuki toko bunga tersebut,

"Lili-san~! Selamat pagi!" Sapanya.

"Eli-chan! Ada apa pagi-pagi begini kau kemari? Tidak seperti biasanya."

Elizabeth pun memberikan amplop yang dibawanya pada Lili. Wanita itu terlihat bingung sesaat akan pemberian Elizabeth namun tak memakan waktu lama hingga ia akhirnya menyadari apa isi amplop tersebut.

"Kau...KAU AKAN MENIKAH?!!"

Elizabeth mengangguk senang, "Un!"

"Wha–eh?! EHHH?!! Dengan siapa?!!"

"Lili-san akan mengetahuinya saat membaca isinya hehehe~~"

Lili dengan segera membuka amplop tersebut dan membaca isinya dengan begitu hati-hati hingga kedua pupil cokelatnya mendapati nama yang sangat tidak asing.

"KAU AKAN MENIKAH DENGAN DOKTER ITU?!"

Seluruh tubuh lili seakan melemah, hatinya tak sanggup menerima semua ini.

"Te-tenanglah lili-san.." Elizabeth meraih Lili yang tidak lama lagi akan tumbang.

"Hiks.."

"Eh? Lili-san kenapa menangis??" Elizabeth segera meraih sapu tangan miliknya untuk membersihkan air mata yang tengah berlinang dipipi Lili.

"Eli-chan, kau tidak tahu betapa bahagianya diriku saat ini. Aku tidak menyangka akan secepat ini, lihat kau! Kau akan menikah! Setelah selama ini.." Lili menatap Elizabeth dengan tersenyum lebar, walaupun begitu ia tidak berhenti menangis.

"Jangan menangis lili-san, kau akan membuatku menangis juga!"

"Tidak apa kan? Tangisan itu bukanlah tangisan kesedihan melainkan kebahagiaan, kau dapat menangis karena bahagia. Lihat, aku menangis karena saking senangnya. Teman terbaikku yang telah lama hidup sendiri akhirnya menikah, itu membuatku bahagia lebih dari apapun.."

Elizabeth pun ikut meneteskan air matanya, perkataan itu benar-benar menghangatkan hatinya.

"Aku tahu pelukis itu tidak mungkin salah. Syukurlah kau menemuinya."

Elizabeth menggeleng, "Lili-san pun tidak salah. Ini semua juga berkatmu, jika Lili-san tidak pernah memberitahukanku mengenai pelukis itu, aku tidak akan pernah tahu dan bahkan mungkin bertemu dengan orang yang bukan untukku. Terima kasih banyak, Lili!"

Keduanya pun menangis seraya memeluk satu sama lainnya. Hubungan mereka bukan sebatas bertemu karena ingin membeli bunga kemudian tidak bertemu lagi setelah itu.

Mereka telah berteman cukup lama bahkan sebelum Elizabeth membuka toko didekat sana, Lili sudah dianggapnya sebagai keluarga. Mereka selalu saling berbagi cerita dan apapun, mereka layaknya sepasang saudari.

Oleh karena itu mengapa Lili sangat memperhatikan Elizabeth terlebih lagi dengan kehidupan percintaanya, karena ia tahu ia tidak mungkin dapat terus berada disisi Elizabeth. Ia menginginkan seseorang untuk mendampingi Elizabethnya, menggantikan dirinya untuk menjaganya disepanjang kehidupan Elizabeth.

Elizabeth sudah cukup sendirian setelah ditinggalkan kedua orang tuanya, dan ia pula tak mau itu terjadi untuk kedua kalinya jikalau dirinya yang akan pergi juga, meninggalkan temannya sendirian.

Lukisan | Law x Elizabeth ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang