Dua

201 18 5
                                    

Piriding!

•••🐝•••

Agatha masuk kedalam rumah dengan senyum yang mengembang, karna dirinya baru saja ditraktir hingga kenyang oleh Alya.

Namun tiba-tiba senyum Agatha luntur ketika ia hendak berjalan menuju kamarnya, tepat di depan kamar orang tuanya semuanya terlihat begitu berantakan.

Setelah dirinya meletakkan tas sekolahnya, Agatha memunguti satu persatu barang-barang yang berserakan dan meletakkannya kembali ke tempatnya.

"Jangan kamu rapikan, Agatha!"

Agatha pun menoleh, "Papah?"

"Tinggalin aja, biar mamah kamu yang merapikannya. Dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya." Ucap Bram, Papah Agatha.

Detik itu juga Agatha mendengar isak tangis dari kamar orang tuanya.

"DIAM!" bentak Bram.

"Gimana aku bisa diam kalo kamu aja terus terusan kaya gitu, Mas." lirih Andin, Mamah Agatha.

"Diam Andin! Ada Agatha disini!"

"Pah, sekarang ributnya pindah jam tayang ya? aku kira cuma malam aja, tapi ternyata siang juga." suara Agatha bergetar, dan tes air matanya mengalir begitu saja.

"Papah sama Mamah ga cape? aku yang cuma denger aja cape loh,Pah." Agatha meraih tas sekolahnya dan langsung meninggalkan orang tuanya.

"Agatha!" panggil Bram, namun Agatha sama sekali tidak menggubrisnya dan menuruni anak tangga.

"Kapan mereka ngerti kalo gue udah muak sama semuanya?! Apa jadi dewasa seegois ini?" Agatha terus berjalan tanpa arah.

Tidak lama kemudian hujan pun turun seakan ikut merasakan apa yang sedang ia rasakan saat ini. Dengan sangat terpaksa ia harus menghentikan langkahnya untuk berteduh.

Dan disaat yang bersamaan seorang lelaki menghentikan motornya dan sedikit berlari ke arah dirinya untuk ikut berteduh.

Agatha tidak peduli dengan siapa ia saat ini, ia terus menatap kedepan sambil sesekali menghapus air matanya.

Hingga laki-laki yang ada di sampingnya menoleh ke arahnya dengan tatapan heran, karna merasa diperhatikan akhirnya Agatha pun menoleh.

"Lo yang tadi, kenapa nangis?" tanyanya.

Buru-buru Agatha mengalihkan pandangannya, dan menghapus air matanya.

"Siapa yang nangis?" elak Agatha.

"Lo."

"Mana ada, orang cuma kehujanan karna belom di elap," ucap Agatha, namun lelaki didepannya malah memperhatikannya.

"Ga percaya? yaudah, ga maksa juga!" kata Agatha kembali menatap lurus ke depan.

"Kenapa belom pulang ke rumah?" tanya lelaki tersebut.

"Kenapa lo kepo?"

"Jangan pake seragam sekolah kalo gamau ditanya kaya gitu." ucapnya.

REYGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang