One

9 2 0
                                    

Terlalu pahit untuk mengingat masa lalu yang suram rasanya muak sekali dan merasa bodoh ketika menyadari hal itu, namun itu hanya masa lalu yang tidak perlu untuk dipikirkan kembali. Lihat kedepan dan harus fokus pada masa depan hilangkan berpikir tentang masa lalu.

Hari ini Dania sudah bisa pergi ke Britania Raya untuk melanjutkan S2, berat untuk meninggalkan negara tercinta ini baginya. Sudah lebih dari miliaran kenangan di Indonesia tepatnya Jakarta, hidup 24 Tahun di negara ini sangatlah luar biasa.

Pagi hari yang indah serta cuaca lumayan sejuk tapi jangan harap siang hari bisa seperti ini juga, karna Jakarta banyak kendaraan, pabrik-pabrik lainnya yang menghasilkan polusi udara lalu matahari akan lebih terasa panas

"Bu?"

Gadis cantik baru saja selesai memasak nasi goreng untuk Ibu-nya yang sedang menyirami tanaman di halaman rumah.

Dania melangkahkan kaki ke halaman rumah sambil membawa nampan yang berisi nasi goreng dengan segelas air mineral disamping nya

"Ya, nak? Ibu di depan."

Sahutan Lilis sampai di gendang telinga sang anak lalu Dania sudah sampai di depan pintu. Nampan tersebut ia taruh di atas meja, melihat Lilis yang sedang menyirami tanaman membuat Dania ingin menangis.

Tidak sadar tiba-tiba air mata memenuhi pelupuk matanya lalu jatuh ke pipinya. Dania tersenyum tipis dan merasa sangat berat untuk meninggalkan Ibunya sendirian di rumah ini.

Lilis mematikan keran air lalu menaruh selang di atas keran air tadi, saat melihat anaknya menangis Lilis kaget juga sedikit panik dengan cepat Lilis mengahmpiri Dania

"Ya Allah nak, kamu kenapa nangis?"

Lilis menghapus air mata Dania lalu menuntunnya untuk duduk di kursi yang telah di sediakan. Dania terlalu hanyut dalam lamunannya setelah sadar ia sangat kaget

"Aku ga apa-apa, Bu." Dania mengelus tangan Lilis dengan lembut dan segera menghapus air matanya

Lilis tersenyum. Dia sudah tahu alasan mengapa Dania menangis begitu saja, tapi Lilis tidak ingin menambah anaknya menjadi sedih.

Lilis mengalihkan pembicaraan agar tidak terkesan sangat sedih "Oh ya, nasi goreng buat Ibu mana?" Padahal sudah dihadapan beliau nasi goreng itu

Dania mendorong sedikit nampannya "Ini Ibu, cobain ya. Semoga enak" Dania terkekeh

"Ah kamu mah biasanya juga bikinin Ibu nasi goreng, udah pasti enak ini mah." Puji Lilis

"Ibu bisa aja," Dania tersenyum saat di puji oleh Ibunya "yaudah, Bu. Makan dulu ya."

Lilis menangguk lalu segera melahap nasi goreng buatan Dania yang super enak katanya, Dania yang melihat itu pun jadi ingin juga.

"Bu, suapin aku dong. Laper juga."

Dania sengaja membuat 1 porsi nasi goreng karna ingin satu piring berdua dengan Lilis, mereka berdua memakan nasi goreng dengan lahap lalu habis.

"Bu, aku ke makam bapak dulu baru berangkat ke Bandara."

Seorang Ayah dari Dania yang bernama Gufi telah wafat pada saat mengantar Dania ke sekolah, kecelakaan cukup tragis sampai beberapa hari harus di rawat di IGD sampai akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.

Penyesalan sekaligus motivasi untuk Dania untuk menjadi anak yang berbakti kepada Ibunya dan harus rajin belajar. Dania ingin menjadi dokter karna tidak ingin orang lain mengalami hal yang sama sepertinya walaupun itu tidak mungkin.

"Ya, nak. Ibu dirumah aja ya? Sekalian buatin sesuatu buat bekal kamu."

Dania mengangguk paham, wajah keduanya sekarang di hiasi senyuman tapi aslinya Lilis dan Dania sedang sedih sekali karna harus berpisah.

Dania bersiap diri dan langsung menuju pemakaman Gufi saat itu juga dengan mengendarai motor. Sesampainya di sana Dania meneteskan air mata

Dania mengelus batu nisan sambil menangis "Assalamu'alaikum Bapak, maaf aku baru dateng lagi ke makam," ucapnya "Alhamdulillah aku dapat beasiswa menjadi salah satu mahasiswa di Oxford dan lanjut S2 disana."

Ia membuang sampah daun kering yang berada di sekitar makam Gufi, dan mengahapus air matanya menggunakan tissu.

"Aku minta maaf, pak. Aku harus ninggalin Ibu sendirian disini." Air mata terus jatuh "Tapi aku janji bakal terus jagain Ibu walaupun jauh, nanti aku suruh Budhe buat tinggal bareng Ibu. Do'ain aku ya, pak, biar bisa jadi dokter yang sukses."

Memeluk batu nisan untuk terakhir kalinya sebelum ia berangkat ke Inggris, menciumi batu nisan berkali-kali dan menangis.

"Aku pamit ya, Pak. Assalamu'alaikum"

Dania berdiri dan membersihkan bajunya yang terkena pasir, lalu menghapus air matanya agar orang lain tidak curiga saat menatapnya.

Ting Ting Ting

"Neng!"

Dania tersentak kaget saat dipanggil oleh tukang ketoprak langganan-nya kalau sedang datang kesini. Sudah terlalu akrab dengan pedagang ini

"Nyarap ga? Mumpung masih banyak nih." Tawarnya

Dania menghampirinya

"Yes, beli nih roman-roman nye."

"Semoga laris manis tanjung ciputat ya, Bang."

Ucap Dania sambil menepuk bahu Abang ketoprak ini, Dania sudah sarapan jadi tidak bisa dipaksakan kalau makan lagi.

"Lah? Beli nape! Cakep-cakep masa kaga beli ketoprak Bang Boim." Sewotnya

"Ane mau pergi kerumah Mpok dulu, Bang. Besok dah ye ane beli."

Terlihat bahwa Abang ketoprak ini sangat senang saat mendengar ucapan Dania tadi, karna jarang sekali Dania akan datang setiap hari ke pemakaman ini

"Widih, beneran neng?"

Hanya ada balasan anggukan dari Dania, sebenarnya Abang ini sudah tau kalau Dania akan pergi untuk melanjutkan pendidikannya di Britania Raya

"Yaudah, ane pulang dulu ya. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam." Abang ketoprak ini masih sangat senang karna bisa bertemu Dania besok "Eh? Lah pan ntu anak hari ini pengen pergi ke luar angkasa." Ia bingung saat sadar kalau Dania ingin pergi hari ini

Sesampainya Dania dirumah langsung di sambut oleh Budhe dan Ibu tercintanya, tanpa basa basi mereka langsung pergi ke bandara Soekarno-Hatta karna 24 menit lagi pesawat yang di tumpangi Dania akan Take off.

Bandara cukup ramai untuk hari ini, dan ada pengumuman kalau pesawat yang ingin di tumpangi Dania akan Take off sebentar lagi.

Setelah berpelukan dan menangis bersama akhirnya Ibu dan Budhe melepaskan seorang gadis cantik, baik, dan sopan itu pergi untuk melanjutkan pendidikannya di Britania Raya

Dania menaruh beberapa kopernya di bagasi kabin Pesawat, dengan cepat Dania masuk ke Pesawat lalu duduk ditempat yang sudah tercantum di tiket.

Menunggu beberapa saat agar semua penumpang masuk dan serta awak kabin siap untuk terbang. Setelah semua siap pesawat segera berangkat Bismillahirrahmanirrahim semoga sampai tujuan dengan selamat.

Selamat Tinggal Indonesia ku

— Dr . Dania

[D.D] DoxfildeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang