P R O L O G

1.7K 141 4
                                    

"Sebelum memilih pergi, seharusnya kau ucapkan 'Selamat Tinggal'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebelum memilih pergi, seharusnya kau ucapkan 'Selamat Tinggal'. Setidaknya untuk membuat tanggal semua hal yang masih ingin tinggal."

•••••

Meremat ujung bajunya, sembari terus merapal kalimat penguat di dalam hatinya.

"Dia bukan milikku, tidak pernah menjadi milikku. Dia sudah pulang pada rumahnya,"

Mati-matian telaga beningnya menahan linangan air mata yang  sudah menumpuk di pelupuk, menarik nafas panjang guna meredakan kecamuk di dalam dadanya.

Undangan berwarna Tosca itu bahkan belum di bukanya, cukup dengan melihat nama yang tercetak di sana sanggup meluluh lantahkan pertahanan yang berbulan-bulan dibangunnya.

"Lo bakal datang kan Van?" tanya Sania saat melihat tatapan sendu di mata sahabatnya.

"Asalkan nggak sibuk aku pasti datang San," jawab Vanila dengan senyum keterpaksaannya.

"Lo harus lepasin dia Van," ucap Sania memahami seberapa terluka wanita itu.

"Bagaimana aku bisa melepaskannya saat memilikinya saja aku tidak sempat," lirih Vania.

Setelah pergi tanpa pernah pamit. Ervan, laki-laki yang pernah dengan mati-matian Vanila perjuangkan itu datang dengan sebuah kejutan. Sebuah undangan yang dulu Vanila impikan namanyalah yang akan bersanding dengan nama Ervan disana.

Namun semesta ternyata tidak memberikan restunya, sebab Ervan melabuhkan hatinya pada wanita lain yang bahkan tak akan pernah paham sesulit apa perjuangan mendapatkan hati seorang Ervan Adiguna.

Dengan mata yang masih mengembun, Vanila menarik lacinya. Mengeluarkan sebuah kotak berwarna lilac, kotak yang dulu akan dia berikan sebagai hadiah ulang tahun untuk pria tercintanya. Ternyata hadiah itu bukan lagi sebagai  hadiah ulang tahun, melainkan sebuah hadiah pernikahan. Hadiah pernikahan untuk laki-laki pernah Vanila harapkan akan menjadi suaminya.

•••••

Cerita baru, penghuni baru Lily Land.
Sedikit cerita dari latar belakang project baru ini ya, kisah ini terinspirasi dari kisah nyata.

Vanila dan Ervan adalah sosok nyata, dia ada dan hidup di dunia yang sama dengan kita. Kelak saat kisah ini tamat, saya akan memperkenalkan siapa mereka yang sebenarnya.

Dan untuk Ervan cerita ini adalah isi hati Vanila untukmu.

With All My Love,

-Cana Lily-

Last GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang