"Bagian terbaik dari kisah ini adalah ada kamu di dalamnya, sebab jika bukan kamu. Kisah ini tidak akan semenarik ini."
••••Admin Lambe Turah, begitulah rekan sekantor Vanila memanggilnya. Tidak ada berita atau gosip hot yang tidak diketahuinya, No Secret sepertinya sudah menjadi nama tengah seorang Vanila Adelia. Vanila adalah orang paling tidak punya rahasia di Pandora.
Vanila tidak bisa menyembunyikan apapun dari rekan kerjanya, termasuk tentang rasa sukanya pada Ervan Ganendra. Sudah menjadi rahasia umum di Pandora jika Vanila menaruh rasa pada rekan satu divisinya itu. Gelagat Vanila sangat kentara sekali, pipinya akan langsung bersemu merah saat keduanya bertatap muka.
Tidak seperti gadis lain yang sering mencintai seseorang dalam diam, Vanila justru terang-terangan menunjukan ketertarikannya. Baginya rasa suka atau ketertarikan kepada orang lain bukanlah sebuah dosa, rasa suka adalah hal wajar yang akan dialami semua orang. Pun ketimbang menyimpan perasaannya sendirian dan mengagumi dari jauh, Vanila lebih suka terang-terangan menyatakan perasaanya. Dia tidak ingin terluka dalam kesendiriannya.
"Vanila setelah ini bisa temenin cek situasi pasar?" ucap Ervan yang kepalanya menyembul dari balik kubikelnya.
"Jangankan temenin cek pasar, jadi temen hidup Mas aja saya siap Mas." jawab Vanila yang selalu menggoda Ervan di kesempatan.
"Sayangnya Mas Ervan gak mau Van," timpal Sania yang selalu gemas dengan tingkah sahabatnya yang pantang mundur itu.
"Bukannya gak mau San, tapi belum mau. Iyakan Mas?" koreksi Vanila.
Ervan tidak menyauti, dia sudah terbiasa dengan ucapan absurd Vanila yang selalu terang-terangan mengakui menyukainya. Bagi Ervan semua ucapan Vanila adalah candaan belaka.
••••
Vanila memelankan langkahnya di belakang Ervan, dia sangat suka menatap punggung Ervan yang menurutnya sandarable. Pun Vanila juga suka sikap Ervan yang akan langsung memelankan langkahnya agar Vanila tidak tertinggal. Hal-hal sekecil inilah yang selalu berhasil membuat Vanila jatuh berkali-kali pada pesona seorang Ervan Adiguna.
"Kita mampir beli makan dulu ya, udah masuk jam makan siang juga." ucap Ervan saat keduanya sudah berada di dalam mobil.
Vanila menganggukan kepalanya tanda mengiyakan ajakan Ervan.
Tidak banyak percakapan yang terjadi di antara keduanya, sebab Ervan adalah karakter irit bicara. Tapi bukan berarti pria itu dingin, pria itu hanya lebih suka menjawab dari pada bertanya. Namun sampai sekarang ada satu pertanyaan Vanila yang tak pernah Ervan jawab, yaitu pertanyaan apakan Ervan pernah menyukai Vanila.
"Kamu pesenin dulu, saya mau ke toilet." ucap Ervan saat keduanya sampai di sebuah tempat makan langganan keduanya.
"Biasanyakan?" tanya Vanila memastikan.
"Iya," jawab Ervan sembari terburu-buru turun dari mobil, sepertinya pria itu benar-benar harus ke toilet.
Seorang pelayan mendekati Vanila yang sudah duduk di salah satu sudut rumah makan, tempat paling dekat jendela yang selalu menjadi favorit Ervan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Goodbye
ChickLit[On Going] Hidup adalah serangkaian pertemuan yang berujung dengan perpisahan, bertemu untuk berpisah di akhirnya. Tidak ada yang lebih menyakitkan dari sebuah perpisahan yang tanpa selamat tinggal, kepergian yang tanpa pamit, serta hilang tanpa per...