Tujuh

315 12 0
                                    

Pagi harinya, di rumah Bella mereka berempat sedang sarapan diselingi canda tawa dan suara anak cadel yang banyak tanya

Setelah sarapan dan mengecek kompor telah mati mereka bersiap untuk membantu Bella mereka akan pergi ke ruko tempat Bella berjualan kue, berhubung anak-anaknya dan adiknya itu libur sekolah mereka bersedia membantu Bella membuat kue.

Memastikan pintu rumah telah dikunci, dengan semangat empat lima mereka berjalan menuju ruko yang ada di depan lorong rumahnya, ruko itu tepat di pinggir jalan yang ramai.

Sesampainya mereka di ruko yang di depannya tertulis "twins cake's" Mereka emasuk dan mulai melakukan pekerjaan. Terlihat kedua bocah cilik itu dipantau dengan ante tersayangnya tengah mengelap lemari kaca tempat biasa kue-kue yang telah dibuat Bella untuk di pajang agar para pembeli dapat memilih dengan mudah. Dini sendiri tengah menyapu dan akan mengepel ruangan ruko yang terlihat sedikit berdebu itu.

Sedangkan Bella sendiri sekarang berada di dapur membuat kue-kue kering yang akan di jual hari ini. Ia benar-benar bersyukur dengan kepandaiannya membuat kue, karena dari hasil jualan kue inilah ia dapat menghidupi anak-anaknya dan adiknya. Ia yang tidak memiliki ijazah SMA sulit bahkan sangat sulit mendapat pekerjaan. Tapi kembali ia bersyukur twins cake's miliknya tiap hari ramai.

"Bun apa yang harus aku bantu" Dini terlihat memasuki area dapat dengan sapu dan pel berada di kedua tangannya diikuti dengan kedua anaknya yang memegang skop sampah dan cairan pel ditangannya. Terlihat mereka berkeringat, hm sepertinya acara beberes mereka telah selesai.

"ga ada sayang, ini tinggal masukin ke oven. Kamu ajak anak-anak istirahat aja" Balas Bella dengan senyumnya

"Bun Fala udah belbeless lohhh" Sahut anak cadelnya itu membanggakan apa yang telah ia lakukan tadi

"Wah terimakasih sayang, itu skop sampah nya simpen dulu. Abang juga itu super pelnya taro aja. Taro di pojokan sana sayang" Tunjuk Bella kearah pojok dapur tempat alat kebersihan disimpan. "Dini pelnya bersihin dulu yah habis itu jemur, tapi sapu nya taro dulu"

"Iya bun" Jawab mereka serempak, dan serempak pula mengerjakan apa yang Bella katakan.

Kedua anak ciliknya duduk di kursi yang tersedia dalam dapur setelah menyimpan apa yang mereka pegang tadi, semantara Dini beralih ke kamar mandi untuk mencuci bekas pel yang ia gunakan tadi, dan akan menjemurnya.

"Capek?" Tanya Bella ketika melihat kedua anaknya duduk diam memperhatikan apa yang sedang ia kerjakan.

"Capek tapi abang senang bantu bunda" Jawab si anak sulung, "iya Fala juga seneng bundaaa" Si adiknya juga ikut menyahut dengan kepala diangguk-anggukkan.

"Baiknya anak-anak bunda pinter lagi, sekali lagi makasi bnyak ya sayang" Kedua anaknya yang mendengar itu semakin semangat, bantuan yang mereka berikan kepada sang bunda diapresiasi dan itu membuat mereka senang.

Tak lama Dini ikut bergabung dengan ibu dan anak itu, melihat gimana cekatannya Bella dalam membuat kue, membuat Dini merasa kagum.

Saat melihat Bella akan membawa kue-kue yang telah jadi untuk dibawa keluar dari area dapur, Dini menawarkan diri untuk dia saja yang membawanya dan membantu untuk menata di lemari kaca depan.

"Bun sini kuenya biar Dini yang bawa ke depan, sekalian Dini bantu natain"

"Kamu emang ga capek? Tadikan baru selesai bersih-bersih"

"Engga kok bun, sini biar aku aja" Ujar Dini

"Yaudah nih, bantu ya sayang" Ucap Bella pada akhirnya

"Abang bantu ya ante" Tawar sang sulung

"Fala juga, Fala juga mau bantuu" Sahut si cadel dengan semangat

"Ayok" Setelahnya mereka bertiga menbawa kue-kue yang telah jadi itu ke depan, dan mulai menatanya dengan rapi.

---

Setelah membersihkan badan dan menikmati sarapannya, kini Bara tengah duduk santai di balkon yang menghadap langsung ke arah kolam renang yang ada di bawah sambil menikmati kopinya. Rencananya ia akan keliling di sekitar hotel tempatnya beristirahat ini.

drttt.. drttt

Ponsel yang ada di atas meja bergetar, menampilkan panggilan suara dari mamahnya. Bara hanya melirik sekilas, lalu menlanjutkan menikmati kopi yang asapnya masih mengepul. Tidak ada niatannya untuk mengangkat panggilan itu, bukan bermaksud kurang ajar tapi ia benar-benar tidak ingin mood paginya yang bagus ini jadi buruk hanya karena berdebat dengan sang ibu.

Panggilan itu berhenti, sudah tidak ada lagi nama sang ibu digantikan dengan wallpaper ponselnya yang menampilkan fotonya dengan seorang gadis cantik yang sampai sekarang masih bertahan dihatinya.

Mengingat itu membuat Bara kembali sedih, gadisnya.. Ah maksudnya wanitanya, kekasihnya bersama calon anaknya, sudah tidak ada bersama dirinya karena kesalahannya sendiri. Andai waktu dapat diulang, andai ia tau bahwa setelah kejadian di mana ia menyuruh Bella untuk melakukan 'hal itu' ia tau kalau Bella akan pergi meninggalkannya tanpa pamit ia benar-benar tidak akan bertindak bodoh. Ia sungguh benar-benar menyesal, tapi nasi sudah menjadi bubur, sekarang yang bisa ia lakukan hanyalah meratapi dengan penyesalan yang terus menghantuinya.

Lamunan Bara mengenang hari-hari terakhir bersama Bella terpaksa terhenti karena ponsel kembali bergetar dan menampilkan panggilan suara, tapi kali ini bukan mamahnya melainkan papahnya.

Bara terpaksa mengangkatnya meski ogah-ogahan, ia tidak ingin diganggu.

"Halo pah" Sapa Bara pertama saat panggilan itu sudah tersambung

"Kamu di mana?"

"Emangnya Jessica belum ngasih tau papah?" Bukannya menjawab pertanyaan papahnya, Bara malah balik tanya. Ia yakin papahnya sudah tau ia sekarang berada di mana.

"Ah.. Iya sudah, tapi bukannya kerjaan kamu sudah selesai ya? Sekretaris kamu aja sudah ada di kantor. Kamu ngapain di sana? Sendiri lagi" Mendengar pertanyaan beruntun dari papahnya membuat Bara menghelah napas lelah

"Kalau udah ga ada yang mau papah bicarain aku tutup dulu"

"Hei kamu belum jawab pertanyaan papah, Bara."

Sudah, sudah terlanjur ia langsung menutup panggilan itu. Kan ia sudah katakan ia sungguh tidak ingin diganggu

Sebenarnya kenapa ia memilih untuk berada di sini sampai beberapa hari selain untuk menghindari mamahnya dan Bianca, ia juga berniat mencari Bella.

Sebenarnya saat ia sudah memiliki jabatan, ia meminta seseorang untuk mencari Bella hanya saja sangat disayangkan sampai sekarang belum ada tanda-tanda keberadaan Bella, dan seperti sekarang saat ia sedang perjalanan bisnis ke berbagai tempat ia akan meluangkan waktu untuk mencari Bella.

Dan seperti rencananya setelah ini ia akan keliling disekitar sini untuk mencari sang kekasih, semoga kali ini ia bisa mendapat petunjuk tentang keberadaan Bella. Ia sungguh berharap

---

komen dan vote nya jangan lupa yah!!
Tinggalin jejak kaliannn

Sebenernya ini cerita pendek doanggg, dengan permasalahan ringan.

Ini anak ganteng dan cantikkk yang baik mau bantu bundanya 🤗🤗🤗

Kalau ada typo langsung tandain yaa. Maaciww💋

Rabella [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang